Ajaib.co.id – Di dalam sebuah bisnis selalu ada hal yang berkaitan seperti aset dan liabilitas (utang) misalnya. Keduanya bisa dikatakan sebagai faktor penting dalam perkembangan bisnis yang Anda lakukan. Sayangnya masih banyak yang belum mengerti cara menganalisisnya.
Jika sebuah bisnis tidak memiliki aset, maka tidak akan bisa memproduksi ataupun menghasilkan produk yang diinginkan. Hal yang sama pun terjadi kepada kewajiban dalam membayar utang.
Bagaimana Liabilitas Bekerja dalam Sebuah Bisnis?
Pada saat Anda melakukan pembelian untuk bisnis, ada yang membayarnya dengan uang tunai rekening giro atau ada yang meminjam. Nah, pinjaman inilah yang akhirnya menciptakan liabilitas atau utang.
Bahkah bisa dikatakan membeli dengan kartu kredit juga termasuk meminjam. Kecuali jika Anda melunasi utang kartu kredit sebelum akhir bulan. Bisnis sendiri bisa memiliki kewajiban dari kegiatan operasionalnya. Misalnya saja seperti membayar karyawan dan memungut pajak penjualan dari pelanggan.
Kewajiban seperti ini bisa disebut dengan istilah trust fund taxes. Hal ini disebabkan bisnis mempercayakan hal-hal seperti ini sampai kewajiban terbayarkan. Yang menjadi pertanyaannya kemudian adalah apakah ada perbedaan antara utang dengan beban (expenses)?
Utang Berbeda dengan Beban (Expenses)
Utang tidak bisa disamakan dengan beban atau expenses yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan. Pasalnya beban sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang dikeluarkan atau diberikan dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan. Misalnya saja seperti beban sewa, penyusutan, gaji, listrik, dan lain sebagainya.
Meskipun keduanya termasuk dalam pasiva, namun utang merupakan sesuatu yang wajib dibayar tanpa harus melihat kondisi perusahaan. Artinya utang tidak memandang bulu bagaimana progress atau tingkat pertumbuhan sebuah perusahaan. Jika sudah jatuh tempo, maka perusahaan harus membayar utang tersebut.
Sementara itu beban dilakukan dengan cara mengurangi pendapatan. Nantinya perhitungan akan menghasilkan yang namanya laba bersih. Sebelum ada pajak di dalam sebuah laporan keuangan.
Secara sederhana liabilitas bisnis biasanya berupa utang yang digunakan oleh bisnis untuk pembelian suatu aset. Misalnya saja seperti membeli mobil perusahaan untuk penggunaan bisnis. Kemudian pembiayaannya berakhir dengan pinjaman yang berarti masuk ke dalam kewajiban.
Sementara itu beban merupakan pembayaran yang sedang berlangsung untuk sesuatu yang tidak memiliki nilai nyata, atau untuk sebuah layanan. Umumnya beban digunakan untuk menghasilkan pendapatan.
Misalnya saja telepon yang digunakan untuk menghubungi pelanggan. Sementara itu beberapa beban bersifat umum atau administratif. Kemudian yang lainnya kemungkinan terkait langsung dengan penjualan bisnis.
Berbagai Jenis Liabilitas atau Utang
Utang umumnya dimasukkan ke dalam neraca. Neraca sendiri merupakan sebuah laporan keuangan yang menunjukkan situasi bisnis pada akhir periode akuntansi. Sementara itu ada berbagai jenis kewajiban/liabilitas, di antaranya adalah:
Kewajiban jangka panjang
Kewajiban jangka panjang ini merupakan kewajiban bisnis yang diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari satu tahun. Dalam hal ini utang pinjaman dan utang hipotik masuk di dalamnya.
Kewajiban jangka pendek
Kewajiban jangka pendek ini merupakan kewajiban bisnis yang diharapkan akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Yang termasuk dalam kewajiban jangka pendek ini adalah:
Utang pajak penjualan
Jumlah yang dikumpulkan dari para pelanggan saat penjualan dan ditahan hingga waktu jatuh tempo. Setelah itu dibayarkan ke perpajakan negara.
Utang pajak gaji
Jumlah yang dikumpulkan dari para karyawan yang dipotong dari pajak penghasilan dan disisihkan oleh pemberi kerja. Lalu dibayarkan kepada perpajakan negara.
Utang pinjaman dan hipotek
Meliputi pembayaran bulanan pinjaman dan hipotek.
Hubungan antara Liabilitas dan Leverage
Konsep dari leverage bisnis mengacu pada bagaimana bisnis tersebut memperoleh aset baru. Jika aset diperoleh dengan meminjam maka akan menambah liabilitas. Dan semakin banyak pinjaman maka semakin banyak pula leverage bisnis.
Beberapa kewajiban memang sangat baik untuk bisnis. Pasalnya leverage sendiri mampu meningkatkan aset dan bisnis memang harus mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Hal ini pun berlaku untuk semua model bisnis.
Misalnya saja seperti ini, sebuah restoran mendapatkan terlalu banyak pelanggan dalam satu ruang. Kondisi tersebut justru akan membatasi perkembangan restoran itu sendiri. Maka jika restoran meminjam untuk ekspansi (menggunakan leverage), restoran bisa melayani lebih banyak pelanggan sehingga pendapatannya pun akan meningkat.
Menganalisis Liabilitas Bisnis
Untuk mengetahui apakah bisnis Anda terlalu banyak utang/kewajiban ataukah tidak, ada beberapa cara yang bisa Anda pilih, di antaranya seperti:
Rasio utang terhadap ekuitas
Rasio ini mengukur kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Jika rasio lebih dari 40 hingga 50% utang terhadap ekuitas berarti Anda sebagai pemilik bisnis harus segera melakukan pengurangan utang.
Misalnya saja seperti ini, saldo ekuitas sebesar Rp240 juta dan utang (total kewajiban baik jangka pendek maupun panjang) sebesar Rp150 juta. Ini menunjukkan rasio mencapai 60%. Bisnis apapun itu, pemiliknya harus mengurangi utangnya.
Rasio utang terhadap aset
Caranya adalah dengan mengukur persentase total utang (jangka panjang dan pendek) terhadap total aset bisnis. Dalam hal ini dikatakan aman jika Anda memiliki cukup aset untuk dijual untuk melunasi utang bisnis jika memang diperlukan.
Sementara itu rasio utang terhadap aset ini harus kurang dari 50%. Pasalnya ada beberapa aset yang tidak bisa dijual sesuai nilainya seperti yang tercatat di dalam neraca. Misalnya saja piutang dagang (uang yang terutang ke bisnis oleh pelanggan) tidak bisa dikumpulkan.
Sampai di sini Anda pastinya sudah memiliki gambaran terkait dengan apa itu liabilitas dalam sebuah bisnis. Dengan demikian, Anda tidak akan salah lagi membedakan antara liabilitas dengan beban (expenses).