Bisnis & Kerja Sampingan

Mengenal 7 Strategi Bisnis untuk Menghadapi Era Disrupsi

Ajaib.co.id – Sebelum mengulasnya lebih lanjut, sudah tahukah Anda apa itu disrupsi? Mungkin tidak semua orang baik dari kalangan praktisi maupun akademisi paham dengan istilah tersebut. Atau bahkan masih banyak yang gagal paham. 

Dalam ilmu strategic management, sebenarnya fenomena ini adalah fenomena yang sangat biasa. Sebab pada dasarnya disrupsi sendiri merupakan perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis yang kodratnya memang selalu berubah dan dinamis. 

Hal Penting dalam Disrupsi

Pakar manajemen dan bisnis Rhenald Kasali dalam bukunya yang berjudul Disruptions, mengungkapkan setidaknya ada lima hal penting dalam fenomena ini, yaitu:

Disruption berakibat pada penghematan yang banyak, biasanya lewat proses bisnis yang berubah menjadi lebih simpel. 

Disruption membuat kualitas apapun yang dihasilkannya harus lebih baik ketimbang yang sebelumnya.

Disruption berpotensi menciptakan pasar baru. Atau membuat pasar yang selama ini tertutup menjadi terbuka. 

Produk jasa hasil disruption harus lebih mudah diakses atau dijangkau oleh para penggunanya. Misalnya saja semua kebutuhan masyarakat kini tersedia di dalam genggaman, yakni dalam smartphone

Disruption membuat segala sesuatu kini menjadi serba smart, lebih menghemat waktu, dan lebih akurat. 

Strategi Menghadapi Era Disrupsi

Tidak ada yang tidak terdampak disruption. Pengecualian hanya bisa terjadi jika Anda benar-benar cerdik berinovasi serta membentuk kembali model bisnis dengan cara-cara baru. Apalagi pada dasarnya fenomena seperti ini bukanlah hal yang baru di dunia bisnis. Agar bisnis Anda tidak termakan disruption, maka Anda harus bisa mengendalikannya. 

Dikarenakan disrupsi merupakan suatu perubahan dalam lingkungan bisnis, maka adaptasi lah yang bisa menjadi obatnya. Paling tidak terdapat 7 cara yang bisa dilakukan oleh para pebisnis dalam menghadapi era ini. Ketujuh strategi tersebut adalah:

Trend watching

Trend watching merupakan kegiatan dalam memantau perubahan trend yang ada di dalam lingkungan bisnis. Sebab dengan selalu memantau lingkungan, maka bisnis akan selalu mengetahui berbagai perubahan yang sedang dan akan terjadi. Dengan demikian, Anda bisa mendeteksi gejala-gejala disruption ini secara lebih dini. 

Sementara itu beberapa komponen yang harus dipantau adalah trend teknologi digital, ekonomi, budaya, politik, dan lingkungan alam. Informasi yang berasal dari trend watching ini nantinya bisa digunakan untuk terus melakukan adaptasi sekaligus antisipasi.

Dengan demikian, efek dari disruption bisa diminimalkan. Atau bahkan Anda bisa menjadi agent of disruption, yakni pelaku bisnis yang menjadi pionir dalam disrupsi itu sendiri. 

Research 

Strategi untuk menghadapi disruption berikutnya adalah dengan melakukan riset. Supaya trend watching yang dilakukan hasilnya lebih meyakinkan, maka harus dilakukan dengan pendekatan riset. 

Sebab dengan riset, informasi yang akan didapatkan bisa dipertanggung jawabkan. Baik terkait dengan kesahihan dan keabsahannya. Sebab semua itu dilakukan secara ilmiah. Maka dari itu, bisnis di era ini harus memiliki fungsi riset yang sering disebut dengan R&D (Research & Development). 

Risk management

Strategi dalam menghadapi disruption selanjutnya adalah selalu melakukan pengelolaan terhadap risiko. Sebab lingkungan yang terdisrupsi pada dasarnya akan menjadi pemicu dari risiko bisnis. 

Oleh sebab itulah kenapa bisnis harus selalu bisa mengelola disruption. Sementara itu risk management bisa difokuskan kepada disruption management yang isinya adalah bagaimana disrupsi diidentifikasi, dianalisis, dan dievaluasi. Dengan demikian bisnis bisa memiliki ruang dan waktu dalam mengantisipasi gejala disruption yang akan terjadi. 

Innovation 

Inovasi yang dimaksud di sini adalah membuat terobosan-terobosan baru. Atau dengan cara penyesuaian pada model bisnis lama agar lebih sesuai dengan era di mana masa disruption terjadi. Salah satu contohnya adalah model bisnis offline yang meluncurkan versi online-nya. 

Switching 

Memutar haluan bisnis atau switching adalah strategi selanjutnya yang harus Anda jalankan. Namun switching ini dilakukan jika memang bisnis sudah tidak bisa lagi diotak-atik atau dimodifikasi. 

Jika kondisinya sudah seperti itu maka Anda harus berani putar haluan atau mematikan produk yang Anda miliki. Misalnya saja seperti Telkom yang mematikan atau mengkanibalisasi produknya seperti telepon kabel yang diganti dengan nirkabel. 

Partnership 

Cara menghadapi era disrupsi selanjutnya adalah dengan menerapkan strategi partnership. Era disruption seperti saat ini membuat bisnis sulit untuk bertempur sendiri. Hal ini dikarenakan persaingan yang ada sudah sangat kompleks. Selain itu proses bisnis pun sudah ter-inklusi.

Maka dari itu solusinya hanyalah dengan melakukan kolaborasi dan aliansi strategis mulai dari sisi input hingga output dalam supply chain. Tujuannya tidak lain agar supaya bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. 

Change management

Change management dimaksudkan untuk merubah pola pikir dan kesadaran dari setiap elemen sumber daya manusia dalam organisasi bisnis. Tujuannya agar dapat bahu-membahu melakukan perubahan. 

Pasalnya efek dari disruption ini bisa merubah segala hal. Tak terkecuali pada budaya organisasi dalam melakukan proses bisnisnya. Maka dari itu solusinya adalah organisasi bisnis harus mampu berubah menyesuaikan budaya organisasi dengan era yang ada saat ini. 

Inovasi memang sejatinya destruktif sekaligus kreatif. Sebab itulah, akan selalu ada yang hilang, memudar, lalu mati. Namun di sisi lain akan selalu ada hal baru yang hidup. Meskipun akan ada lapangan kerja yang hilang, akan selalu ada yang menggantikannya. 

Itulah beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh para pebisnis agar tidak mati ditelan fenomena disruption yang akan selalu terjadi. Dan yang harus Anda ingat adalah disrupsi dalam bisnis akan selalu terjadi baik pada masa lalu, kini, dan yang akan datang. 

Artikel Terkait