Asuransi & BPJS

Asuransi dan BPJS Kesehatan, Mana yang Lebih Penting?

Perlukah Memiliki Asuransi Kesehatan di Luar BPJS?

Ajaib.co.id – Perbandingan antara asuransi dan BPJS Kesehatan mungkin tidak akan ada habisnya jika diperbincangkan. Namun memang masih banyak orang yang bertanya-tanya akan kedua jenis proteksi ini. Apalagi jika dana yang bisa dialokasikan untuk program perlindungan kesehatan ini masih terbatas.

BPJS Kesehatan dihadirkan tahun 2014 lalu sebagai bagian dari reformasi dari Jamsostek untuk menghadirkan jaminan kesehatan nasional bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kehadirannya memang menjadi satu inovasi tersendiri dan berhasil mengubah kesadaran masyarakat akan kebutuhan perlindungan kesehatan.

Terlebih lagi kini menjadi peserta BPJS Kesehatan merupakan hal yang wajib bagi seluruh Warga Negara Indonesia. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang mengamanatkan bahwa setiap WNI wajib mengikuti program BPJS.

Namun isu akan kenaikan iuran BPJS Kesehatan dan keluhan akan proses yang berbelit-belit untuk bisa mendapatkan layanan kesehatan dengan jaminan sosial ini membuat banyak orang bertanya-tanya. Apakah lebih baik jika ikut terdaftar pula dalam asuransi kesehatan swasta. Mana yang lebih bermanfaat dari asuransi dan BPJS Kesehatan?

Asuransi dan BPJS Kesehatan, Apakah Semuanya Harus Dimiliki?

Kita tidak akan pernah tahu kapan sakit itu akan datang. Baik yang tua bahkan yang muda pun bisa saja jatuh sakit. Salah satu untuk menghindari berbagai macam penyakit adalah dengan hidup sehat. Akan tetapi jika tiba-tiba penyakit itu datang, tentu kita tidak ingin mengeluarkan biaya yang besar.

Karena itu, pencegahan dan upaya yang tepat untuk itu adalah dengan memiliki asuransi kesehatan. Adanya produk asuransi kesehatan memberikan kemudahan bagi seseorang dalam mengelola risiko keuangan akibat suatu penyakit. Dulunya kepemilikan asuransi kesehatan kerap dianggap mahal dan hanya terjangkau bagi orang kaya sampai kehadiran BPJS Kesehatan.

Layanan BPJS Kesehatan merupakan asuransi yang ditawarkan pemerintah sesuai Undang-Undang Pasal 9 ayat 1 untuk memberikan jaminan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat. Saat ini masyarakat Indonesia diwajibkan untuk memiliki BPJS Kesehatan sebagaimana aturan pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2013.

Dengan rutin membayar iuran per bulan untuk kebutuhan ini maka nantinya kamu akan bisa mendapatkan layanan kesehatan. Hanya saja memang besaran biaya yang ditanggung oleh BPJS masih terbatas meksipun pilihan rumah sakitnya relatif banyak.

Selain BPJS Kesehatan, ada pula asuransi swasta yang menawarkan manfaat lebih. Meskipun biasanya iurannya lebih mahal namun kepemilikan asuransi swasta dikatakan menguntungkan. Apalagi di tengah isu negatif soal perlindungan kesehatan dari BPJS yang kerap menyeruak. Rasanya tak ada salahnya mengetahui perbandingan antara asuransi dan BPJS Kesehatan.

Disinilah banyak masyarakat yang masih bingung, apakah perlu memiliki asuransi dan BPJS Kesehatan sekaligus? Jika dilihat dari manfaat dan perlindungannya, banyak yang bilang jika asuransi kesehatan swasta akan lebih menguntungkan ketimbang BPJS.

Namun benarkah demikian? Bagaimana jika dipertimbangkan dari sudut pandang biaya iuran yang harus dikeluarkan?

Pilih BPJS atau Asuransi Swasta?

Semua masyarakat Indonesia sebetulnya sudah dijamin kesehatannya oleh pemerintah melalui BPJS Kesehatan. Apabila digunakan secara efektif, beberapa biaya pengobatan untuk layanan kesehatan dapat ditangani sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.

Mulai dari medical check up, biaya rawat jalan, rawat inap, operasi, hingga obat-obatan. Bukan hanya untuk keluhan penyakit biasa namun juga untuk perawatan penyakit bawaan. Kalau begitu apa yang membedakannya dengan asuransi swasta?

Dari fungsinya, asuransi dan BPJS Kesehatan sama-sama menjamin kesehatanmu. Namun, ada beberapa hal yang tidak bisa kamu dapatkan hanya dengan mengandalkan BPJS Kesehatan. Kasus yang selalu terjadi adalah antrean yang begitu panjang baik saat berobat maupun daftar klaimnya.

Bahkan sejumlah rumah sakit menolak menerima pasien menggunakan BPJS Kesehatan apabila kapasitas ruangannya terbatas. Selain terbatasnya rumah sakit yang mau menerima BPJS Kesehatan, penggunaannya pun harus berdasarkan domisili peserta BPJS.

Keluhan lainnya ialah proses klaim pun cukup ribet dan tidak bisa langsung menuju rumah sakit besar. Kamu harus mendapat rujukan dari klinik kesehatan (fasilitas kesehatan tingkat 1) sebelum bisa klaim ke rumah sakit.

Karena itulah banyak yang kemudian memunculkan ide untuk memiliki asuransi dan BPJS kesehatan sekaligus untuk penanganan yang lebih cepat dan tepat. Untuk itulah kenapa asuransi swasta juga penting kamu miliki guna melengkapi apa yang jadi kekurangan BPJS Kesehatan.

Dalam hal kenyamanan, fleksibilitas, serta klaim yang cepat jadi kelebihan asuransi swasta. Dengan asuransi swasta, kemungkinan antriannya lebih cepat dan bisa langsung menuju rumah besar atau provider. Sebagai bahan pertimbanganmu, berikut ini kelebihan dan kekurangan baik BPJS Kesehatan maupun asuransi swasta.

Kelebihan dan Kekurangan BPJS Kesehatan

Seperti yang diketahui bahwa BPJS Kesehatan menawarkan iuran premi yang lebih terjangkau per bulannya. Untuk kelas III Rp 25.500, lalu kelas II Rp 51.000, dan kelas I Rp 80.000. Namun, iuran tersebut rencananya akan dinaikkan oleh pemerintah mulai Januari 2020 mendatang. Selain itu ada pula kelebihan yang ditawarkan BPJS Kesehatan, yakni:

  • Membayar premi asuransi sesuai kelas pelayanan rumah sakit yang dipilih, bukan riwayat penyakit, dan usia pengguna.
  • Jika kamu bekerja di suatu perusahaan akan otomatis terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan karena termasuk dalam program PPU (peserta penerima upah). Iurannya dibayarkan oleh perusahaan dan tambahan 1 persen dari gaji yang kamu terima per bulan.
  • Tidak ada screening kesehatan untuk mengecek riwayat penyakit peserta.
  • Tidak ada batasan maksimal biaya yang harus dibayarkan untuk sembuh dari sakit.
  • Pelayanannya sudah termasuk rawat jalan, rawat inap, mata, gigi, dan persalinan.
  • Imunisasi untuk anak masuk dalam tanggungan BPJS Kesehatan

Kendati begitu ada beberapa kekurangan dari BPJS Kesehatan, yaitu:

  • Proses rujukannya panjang dan memakan waktu lama. Jika kamu sakit harus mendatangi terlebih dahulu faskes tingkat 1 (poliklinik, puskesmas, dokter praktek mandiri). Apabila penyakit yang kamu derita tidak bisa ditangani di faskes 1, barulah dirujuk ke rumah sakit (faskes tingkat 2).
  • Tidak bisa memilih rumah sakit rujukan, biasanya rumah sakit tingkat C ataupun B. Jika dirasa parah, pasien baru bisa dirujuk ke rumah sakit tingkat A atau pusat yang terdapat layanan dokter spesialis, dll.
  • Jika tidak ada surat rujukan dari faskes 1, maka BPJS Kesehatan tidak menanggung pengobatan pasien di rumah sakit.
  • Tidak semua pelayanan di fasilitas kesehatan bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
  • Obat yang diresepkan seringkali bukan obat paten. Tak heran jika banyak orang mengeluh membayar biaya lebih supaya dapat obat yang terbaik.
  • Antriannya panjang dan pasien tidak ditangani secepat mungkin karena keterbatasan kuota atau rawat inap.

Kelebihan dan Kekurangan Asuransi Swasta

Meski demikian, bukan berarti asuransi kesehatan adalah produk yang sempurna. Meksipun bagi sebagian orang dirasa lebih unggul, kamu juga harus memahami plus minus asuransi dari perusahaan swasta untuk bisa memutuskannya sendiri. Asuransi dan BPJS Kesehatan sendiri bisa menjaid produk yang saling melengkapi dengan berbagai karakteristiknya.

Berikut kelebihannya:

  • Adanya fitur cashless dari asuransi kesehatan. Cukup dengan menggesek kartu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lebih cepat dan mudah.
  • Sejumlah asuransi swasta memberikan biaya santunan tunai harian selama kamu sedang dirawat.
  • Bebas memilih rumah sakit yang dituju selama bekerja sama dengan pihak asuransi tersebut.
  • Ada beberapa asuransi swasya yang memungkinkanmu untuk berobat di luar negeri.
  • Sejumlah asuransi swasta punya aplikasi untuk reimbursement, salah satunya Allianz eAZy.

Adapun kekurangan dari asuransi swasta adalah:

  • Preminya berdasarkan usia, riwayat sakit, hingga jenis kelamin. Makin tua preminya makin mahal.
  • Kondisi kesehatan terkini dan riwayat sakitmu akan dipelajari oleh asuransi swasta

Asuransi swasta sendiri memberlakukan batasan plafon atau manfaat sehingga tetap ada kemungkinan kamu butuh biaya tambahan. Karena itulah, memiliki asuransi dan BPJS Kesehatan sekaligus adalah keputusan yang bijak.

Dari segi biaya, mungkin akan sedikit lebih memberatkan. Meski demikian, dengan sifatnya sebagai jaminan sosial, maka iuran BPJS Kesehatan cenderung terjangkau. Pengeluaran untuk asuransi sendiri memiliki manfaat yang besar dan merupakan bagian dari investasi untuk masa depan sehingga tak ada salahnya mengeluarkan dana lebih untuk itu.

Kepemilikan Asuransi Kesehatan di Indonesia Belum Membudaya

Jumlah penduduk Indonesia yang sadar asuransi masih terbilang minim termasuk pula asuransi kesehatan. Menurut Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, meski sudah meningkat dibanding tahun 2015, pemegang polisnya baru mencapai 25,24 persen dari total penduduk Indonesia pada 2017.

Dari jumlah premi, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, asuransi jiwa dan asuransi properti memiliki tren pertumbuhan positif. Jumlah preminya dari tahun 2015 sampai 2017 terus meningkat. Sedangkan jumlah premi asuransi kesehatan, kendaraan dan kredit mengalami fluktuasi. Ketiga jenis asuransi tersebut mengalami penurunan pada 2016, namun kembali naik pada 2017.

Dari lima jenis asuransi, asuransi jiwa memiliki jumlah premi tertinggi dan konsisten bertambah setiap tahunnya. Di tahun 2015, jumlah preminya berkisar di angka Rp 135,13 triliun. Naik jadi Rp 167,17 triliun pada tahun 2016 dan meningkat lagi sampai Rp 194,42 triliun pada 2017.

Asuransi memiliki manfaat ganda. Selain mengurangi risiko di masa depan juga bisa dijadikan sebagai instrumen investasi. Selain itu, semakin muda usia memulai asuransi, premi yang dibayarkan pun semakin kecil. Dengan demikian, asuransi menjadi salah satu instrumen untuk perencanaan hidup yang lebih baik di masa depan.

Memiliki asuransi kesehatan sendiri wajib kamu lakukan sebagai bagian dari dasra pengaturan keuanganmu. Urgensinya sama dengan tabungan maupun dana darurat yang bisa kamu pakai sewaktu-waktu. Banyak orang kerap meremehkan kepemilikan baik asuransi dan BPJS Kesehatan untuk kemudian merasakan kerugiannya di kemudian hari.

Biaya sekarang bukan lagi alasan untuk memiliki baik produk asuransi dan BPJS Kesehatan. Pasalnya, saat ini sudah banyak produk jaminan kesehatan yang terjangkau sehingga bisa dimiliki oleh semua orang. Jika sudah memiliki perlindungan diri barulah kemudian kamu mengambil langkah keuangan yang lebih penting yakni berinvestasi.

Itulah beberapa hal terkait asuransi dan BPJS Kesehatan. Dan apapun asuransinya, biasanya kamu diharuskan melewati masa tunggu 30 hari atau 14 hari untuk menggunakan asuransi tersebut. Karena itu, jangan tunggu sampai sakit baru memiliki proteksi kesehatan.

Segera daftarkan diri pada asuransi kesehatan untuk rasakan manfaatnya.

Artikel Terkait