Ajaib.co.id – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (Saham KRAS) merupakan salah satu perusahaan milik BUMN atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang produksi baja. Perusahaan yang memiliki fasilitas produksi di Cilegon, Banten, ini beroperasi secara komersial sejak tahun 1971.
Perusahaan dengan kode saham KRAS memproduksi baja terintegrasi meliputi kumparan gulungan panas dan dingin, batang kawat, batang baja, billet baja, pipa baja, bagian baja, hingga lembaran baja.
Selain baja, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) juga memiliki bidang usaha lain mencakup rekayasa dan konstruksi, pengelolaan pelabuhan, real estate dan perhotelan, operasi rumah sakit, hingga distribusi listrik serta air. Saham KRAS perdana diperdagangkan di BEI sejak 2010 melalui IPO sebanyak 19.346.396.900 lembar saham.
Di mana, 15.477.117.519 lembar saham atau setara 80 persen kepemilikan dipegang oleh pemerintah RI dan 3.869.060.380 lembar saham atau 20 persen kepemilikan dipegang publik. Sementara market cap dari saham KRAS sebesar Rp13,64 triliun.
Kinerja Keuangan Berdasarkan Laporan Keuangan Terakhir
Saham KRAS yang positif saat ini dipicu oleh pencapaian kinerja perseroan di sepanjang tahun 2020. Di mana, KRAS mampu menyulap rugi menjadi untung di tahun 2019 lalu. Pihak KRAS menyampaikan bahwa hal tersebut disebabkan oleh anak perusahaan yang bertransformasi menjadi new profit generator. Padahal, jika dibandingkan tahun sebelumnya, anak perusahaan milik saham KRAS mengalami kerugian.
Berdasarkan laporan keuangan yang masih dalam proses audit, total laba saham KRAS mencapai 36,55 juta USD, sementara di tahun 2019 berada di posisi rugi sebesar 169,32 juta USD.
Adapun entitas usaha milik KRAS di antaranya PT KH Piper Industries menghasilkan laba 7,55 juta USD pada 2020 dari kerugian 34,04 juta USD pada 2019, PT Krakatau Wajatama yang merugi 28,85 juta USD berhasil untung 1,76 juta USD pada 2020. Lalu ada 5 entitas usaha lain yang berhasil meraih laba 1,2 juta USD.
Pihak saham KRAS sendiri membocorkan raihan laba bersih tahun 2020 mencapai USD40 juta-50 juta. Di mana, pendapatan secara konsolidasi pendapatan KRAS mengalami penurunan 4,4 persen menjadi USD1,35 miliar dari USD1,42 miliar pada 2019. Adapun kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan di tahun 2020:
Komponen Laba | Juni 2021 | 30 Sep 2020 | 30 Sep 2019 |
Pendapatan | US$ 1,05 miliar | US$ 1,35 Miliar | US$ 1,42 Miliar |
Laba Bersih | US$ 32,46 Juta | US$ 36,55 Juta | US$ -169,32 Juta |
Sementara untuk rasio keuangan dari saham KRAS di kuartal ketiga tahun 2020, di antaranya sebagai berikut:
Rasio | 30 September 2020 | 30 September 2019 |
ROA | -1,10% | -6,60% |
ROE | -8% | -17,40% |
NPM | -2,90% | -20,10% |
DER | 618% | 165% |
Dari perbandingan rasio ini bisa disimpulkan bahwa bisnis dari saham KRAS memang masih terus mengalami kerugian termasuk di tahun 2020. Di mana, ROA dan ROE yang terus menurun dan menunjukkan kemampuan bisnis melemah dalam meraih keuntungan di sepanjang tahun 2020.
Riwayat Kinerja Keuangan
Jika dilihat dari kinerja keuangan saham KRAS dalam 5 tahun terakhir, terus mengalami kenaikan dari segi penjualan. Hanya saja, laba dalam 5 tahun terakhir kurang memuaskan. Berikut kinerja keuangan KRAS:
Dapat dilihat penjualan yang terus meningkat setiap tahunnya, namun dari sisi laba mengalami naik turun hingga tahun 2019.
Riwayat Pembagian Dividen
Pembagian dividen yang dilakukan oleh KRAS baru sebanyak dua kali tepatnya di tahun 2011 dan 2012. Adapun jumlah dividen yang dibagikan oleh saham KRAS di antaranya:
Dari aksi pembagian dividen yang baru dilakukan selama dua kali oleh KRAS sejak sahamnya mulai melantai di bursa saham pada 2010, bisa disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba belum terealisasikan. Hal ini berarti saham KRAS masih terus mengalami kerugian pada kinerja keuangannya.
Prospek Bisnis KRAS
Setelah beberapa tahun terus mengalami kerugian, KRAS memang mencatatkan laporan keuangan yang baik di tahun 2020. Untuk meningkatkan kinerja di tahun 2021, KRAS sudah mempersiapkan beberapa agenda bisnis baik domestik hingga luar negeri.
Pihak KRAS menyampaikan bahwa di kuartal pertama 2021, perseroan mulai memasuki pasar Eropa melalui pasokan Hot Rolled Coil atau gulungan baja lembaran panas.
Di mana, penggunaan baja lembaran panas tersebut mencakup banyak hal seperti konstruksi umum, komponen dan rangka otomotif, sampai tabung gas. Saham KRAS juga membidik pertumbuhan dari volume penjualan baja mencapai 25 persen YOY.
Selain itu, KRAS juga menerapkan strategi hilirisasi yang bekerja sama dengan mitra lain pada produksi baja hilir.
Dengan kerja sama hilirisasi ini diharapkan bisa membantu meningkatkan utilitas pabrik, di mana pasokan bahan baku akan didistribusikan ke pabrik-pabrik hili baja di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan konsep sharing economy pada strategi hilirisasi, KRAS tidak perlu lagi untuk berinvestasi pabrik
Kesimpulan Berdasarkan Harga Saham
Kinerja KRAS dalam seminggu terakhir mulai bangkit. Berdasarkan PER dan PBV saham KRAS berada di level -25.00 kali dan 2.01 kali. Di mana, harga saham emiten ini sedang berusaha bangkit.
Walaupun, dalam beberapa tahun belakangan kinerja KRAS kurang memuaskan dengan kerugian yang terus dialami, namun di sektor ini cukup menjanjikan di masa mendatang.
Ditambah kinerja di tahun 2020 yang mulai membaik sehingga prospek baik dari kinerja keuangan saham KRAS juga mulai terlihat.
Saham KRAS Terus Bangkit di 2021
Meski pernah mengalami masa-masa sulit, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menguat pada penutupan sesi I perdagangan pada 22 September 2021.
Di mana, kenaikan harga saham KRAS ini terjadi pada 21 September 2021 setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke KRAS dalam rangka peresmian pabrik industri baja milik Krakatau Steel di Kota Cilegon, Banten.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham KRAS naik 1,98% ke Rp515/saham dengan nilai transaksi Rp19,85 miliar dan volume perdagangan 38,27 juta saham pada 21 September lalu. Dan nilai kapitalisasi pasar saham KRAS mencapai Rp 9,96 triliun hingga 22 September ini.
Menurut Jokowi di sela peresemian, PT Krakatau Steel terus melakukan transformasi dan terus melakukan restrukturisasi. Ia juga menjelaskan bahwa Menteri BUMN, Erick Thohir juga menyampaikan bahwa Krakatau Steel saat ini sudah semakin sehat karena sebelumnya memang kurang sehat. Produksinya juga semakin lancar, industri ini sangat strategis.
Jokowi juga mengatakan, meski masih dalam era pandemi Covid-19, proses transformasi perusahaan pelat merah harus terus berjalan. Transformasi menjadi sebuah keharusan agar BUMN menjadi kelas dunia.
Kinerja Keuangan KRAS Sempat Mengkhawatirkan Dalam 7 Tahun Terakhir
Kinerja keuangan KRAS memang sempat mengkhawatirkan dalam 7 tahun terakhir. Selama kurun waktu tersebut KRAS mengalami kerugian berturut-turut, utang menggunung, isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, hingga mundurnya sejumlah komisaris independen saat itu.
Namun, masalah tersebut akhirnya berakhir. Berdasarkan data BEI pada 2020 lalu, KRAS mencatatkan perolehan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 23,67 juta di 2020. Angka ini setara Rp339 miliar, dengan asumsi kurs Rp 14.300 per US$.
Sedangkan, untuk kinerja terbaru, KRAS mencatatkan laba bersih US$ 32,46 juta atau setara dengan Rp471 miliar (asumsi kurs Rp 14.500/US$) hingga semester I tahun ini atau periode Juni 2021.
Laba bersih semester I ini melesat 619,59% dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$ 4,51 juta atau Rp 65,39 miliar. Pendapatan perusahaan naik 90,88% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi senilai US$ 1,05 miliar (Rp 15,30 triliun) dari sebelumnya di akhir semester I-2020 yang sebesar US$ 552,82 juta atau Rp 8,02 triliun.
Nah, itulah update terbaru mengenai saham KRAS. Tertarik untuk membeli saham KRAS atau membeli saham perusahaan lainnya? Jangan lupa untuk membelinya melalui aplikasi AJAIB. Di AJaib, kamu bisa membeli saham dengan mudah dan cepat, hanya dengan modal mulai dari Rp100 ribu!