Emas

Menilik Potensi Prospek Emas di Tahun 2021

Sumber: Freepik

Ajaib.co.idEmas dipandang sebagai aset safe haven/lindung nilai yang baik terutama ketika krisis terjadi. Dan oleh karenanya kinerja emas melampaui sebagian besar aset di tahun 2020 berkat pandemi COVID-19. Bagaimana kiranya prospek emas di tahun 2021?

C:\Users\BISMILLAH\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\Gold Outlook.png

Dari data di atas terlihat bahwa hanya return indeks Nasdaq saja yang mengalahkan return emas di tahun 2020. Namun lihat volatilitasnya, kinerja Nasdaq pernah turun lebih dari 20% di 2020 sedangkan emas hanya sekitar 5% saja. 

Pandemi yang disusul resesi di hampir seluruh negara di dunia telah membawa harga emas ke bulan. Aset spot emas, yakni XAU/USD, bahkan menyentuh harga tertingginya sepanjang masa di harga $2063 per troy ons di bulan Agustus tahun 2020. Orang-orang beralih ke aset logam mulia ini untuk melindungi penurunan nilai aset mereka di saham dan aset lainnya. 

Namun bagaimana dengan tahun 2021 mengingat vaksin telah mulai didistribusikan dan stimulus tengah disuntikkan untuk merangsang ekonomi? Ke mana arah emas di tahun 2021?

Pandangan Bullish

Saat ini ada banyak sekali artikel, penelitian dan para pakar, masing-masing dengan opini dan fakta yang dikumpulkan sendiri membicarakan tentang emas pada tahun 2021. Namun dilansir dari PR Newswire, ada satu pakar global yang memiliki catatan yang cukup baik dari waktu ke waktu dan mereka optimis dengan kinerja emas di tahun 2021. 

Di akhir tahun 2020, London Bullion Market Association (LBMA) melakukan survei terhadap sejumlah analis logam mulia yang disegani di bank-bank besar dan konsultan independen ternama mengenai perkiraan harga emas di tahun 2021. Sebagai informasi, secara historis prediksi LBMA cukup akurat.

Atas surveinya, LBMA mengumumkan bahwa: “Menurut pandangan konsensus dari para analis tentang perkiraan harga logam mulia dari London Bullion Market Association, harga emas rata-rata akan mencapai $ 1974 per troy ons di tahun 2021, lebih tinggi 11,5% dari rata-rata tahunan di tahun 2020. 

Vaksinasi massal di seluruh dunia memacu pemulihan ekonomi yang kuat dari pandemi Covid, tetapi bank sentral dan pemerintah melanjutkan stimulus moneter dan pengeluaran defisit yang besarnya belum pernah terjadi sebelumnya.” 

Sebanyak 12 dari 32 analis memperkirakan bahwa rata-rata emas akan mencapai $2000 atau lebih di tahun 2021. Jadi pelonggaran kuantitatif yang dilakukan oleh bank-bank sentral dan pemerintah dengan nilai masif kemungkinan akan memicu gelombang inflasi yang diprediksi akan cukup besar di akhir tahun 2021.

Dan oleh karenanya emas sebagai salah satu aset lindung nilai terhadap inflasi yang selama ini diandalkan diprediksi akan mengalami penguatan sekali lagi ketika pemerintah mulai mengumumkan adanya lompatan inflasi. 

LBMA mengumumkan bahwa “krisis karantina lockdown masing-masing wilayah didikte secara politis… [dan] jumlah uang beredar meningkat dengan tingkat pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Jadi kesimpulannya emas akan bullish di tahun 2021? Prediksi kali ini mungkin tidak akan sesederhana itu, bahkan nampaknya bisa sedikit rumit. 

Pandangan Bearish

Dilansir dari marketwatch, menurut Jim Paulsen yang merupakan ahli ekonomi dan strategi Leuthold, stimulus yang jumlahnya luar biasa itu akan menumbuhkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 6% di 2021 di Amerika saja. 

Kenaikan PDB yang diantisipasi telah menciptakan pandangan hawkish bahwa The Fed akan kemudian menaikkan yield Treasury bond-nya, kemungkinan lebih besar dari inflasi.

Perlahan-lahan pembelian aset keuangan oleh The Fed akan dikurangi alias dilakukan tapering ketika ekonomi mulai pulih. Ketika suku bunga dapat lebih besar dari inflasi maka hal itu bukan masalah lagi. 

Paulsen mengatakan:

“Tidak mungkin jika pertumbuhan PDB sebesar 6% di 2021 terjadi dan the Fed masih saja berkutat dengan kebijakannya yang tidak mengizinkan 10-year Treasury yield TMUBMUSD10Y, yang hanya 1,18% persen itu naik. The Fed tidak akan mempertahankan kata-katanya di tahun 2020. Mereka akan mengubahkan seperti kita semua.”

Pandangan  tersebut ini didukung oleh data bahwa setiap bulannya sejak Januari 2021 telah ada lebih dari 600 ribu pekerjaan baru di Amerika Serikat. Dan The Fed Atlanta mengeluarkan prediksi di kuartal empat Amerika akan menyaksikan pertumbuhan sebesar 11%. Itu adalah kebalikan dari resesi. Dan oleh karenanya Jim Paulsen memandang emas akan bearish di tahun 2021. 

Sebuah tambahan menarik dilontarkan manajer investasi Sprott yang memiliki dana kelolaan logam mulia sebesar US$16 miliar di bawahnya. Kini telah muncul demand baru dari logam lainnya berkat naiknya pamor kepedulian lingkungan sekaligus industrial yakni logam perak, paladium, platinum, nikel, kobalt yang cukup menarik.  

Dan ada lagi satu hal yang menarik, para Milenial sejauh ini tidak terkena demam emas. Milenial rupanya menyukai Bitcoin sebagai aset alternatif mereka di luar saham dan obligasi. Saat ini emas lebih disukai oleh generasi yang lebih tua sedangkan Milenial mengalihkan pandangan mereka ke Bitcoin yang juga mencapai all time high-nya di tahun 2020. Bitcoin sempat dihargai tertinggi di tahun 2020 di US$ 65,000 per koin.

Update Emas

Saat ini di pasar spot per 5 Agustus 2021 emas ditutup di harga US$ 1811 per troy ons atau turun dari US$ 1915 per troy ons di bulan Juni 2021. Sejak awal tahun emas spot telah turun 6,5%. Berikut alasan-alasan penurunan emas sebagaimana yang dirangkum oleh World Gold Council:

  • Secara keseluruhan kinerja emas terutama ditekan oleh suku bunga yang lebih tinggi di berbagai negara. 
  • Logam mulia yang satu ini juga mendapat tekanan sekali lagi di akhir Juni berkat pernyataan Federal Reserve AS yang cenderung lebih hawkish dari perkiraan. Hawkish adalah istilah untuk kenaikan suku bunga, kenaikan suku bunga akan menarik lebih banyak perhatian investor dan meninggalkan emas yang tidak menghasilkan yield. 
  • Selain itu WGC juga mencermati bahwa penurunan harga emas juga dipengaruhi oleh sentimen investor yang optimis karena ekonomi global mulai pulih dari dampak COVID-19.

Meski demikian harga emas sejauh ini belum terkoreksi banyak karena masih terdapat kekhawatiran akan inflasi yang lebih tinggi akan mengimbangi antisipasi kenaikan suku bunga. Berikut hasil pantauan WGC sejauh ini:

  • Para investor menangkap respon yang kuat dari pemerintah yang terus berupaya membantu pemulihan ekonomi dalam bentuk kebijakan moneter dan fiskal. Sejauh ini terdapat kekhawatiran di kalangan investor tentang risiko mata uang dan lindung nilai atas modal. Hal ini membuat emas tidak turun terlalu dalam. 
  • Selain itu, logam mulia yang satu ini juga diuntungkan dari pemulihan permintaan konsumen di Triwulan kesatu. 

Penutup

Meskipun gelombang kedua virus varian baru dan lockdown diberlakukan ulang di banyak wilayah di Triwulan kedua dan ketiga, namun faktor-faktor yang baru dijelaskan di atas ini, dikombinasikan dengan efek momentum harga dan posisi investor, membantu menjelaskan sebagian besar kinerja emas tahun ini belum menunjukkan arah yang signifikan. 

Suku bunga kemungkinan akan tetap menjadi pendorong utama emas dalam jangka pendek dan menengah. Namun, dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh suku bunga yang lebih tinggi kemungkinan akan diimbangi oleh efek jangka panjang dan konsekuensi yang tidak diinginkan dari kebijakan moneter dan fiskal ekspansif yang dibuat untuk mendukung ekonomi global termasuk inflasi, penurunan nilai mata uang, dan eksposur yang lebih tinggi terhadap aset berisiko dalam portofolio. 

Sejauh ini data dari Commitment of Traders di bursa futures ICE menunjukkan bahwa para fund managers masih bullish (percaya akan mengalami kenaikan) terhadap emas. 

Commitments of Traders – Gold

Sumber: CTFG

Di atas adalah data Commitments of Traders mengenai posisi trading emas. Meski data di atas adalah data yang diambil di pasar Amerika tapi cukup baik mewakili posisi trading seluruh dunia pada umumnya dan selama ini data CoT sudah dijadikan acuan fundamental yang cukup mumpuni. 

Posisi Managed Money menggambarkan dana-dana yang dikelola fund managers dengan unit investasi per 100 troy ons. Sedangkan producers terdiri dari para pengusaha yang menggunakan emas dalam komponen elektronik, pengrajin emas perhiasan dan lainnya.  

Para producers cenderung menimbun emas untuk menunjang operasional mereka dan oleh karenanya punya posisi short sell, alias bearish terhadap emas. Sedangkan posisi Managed Money berubah-ubah tergantung prediksi mereka. 

Saat ini para Fund Manager secara umum menyatakan bullish dengan kontrak Long (beli) sebesar 132.920 unit emas futures dibandingkan dengan kontrak Short (jual) yang diambilnya yang hanya 43.047 unit saja.

Sejauh ini sejak Maret 2020 posisi keduanya, Producers dan managed Money, belum berubah. Oleh karenanya kita bisa membaca dari posisi para trader besar, bahwa secara jangka menengah hingga panjang emas cenderung akan bullish. 

Artikel Terkait