Saham

Mengenal Perusahaan Berkode Saham ITMG

Mengenal Perusahaan Berkode Saham ITMG

Ajaib.co.id – Kalau kamu tertarik berinvestasi pada emiten batu bara, maka saham ITMG dari PT Indo Tambangraya Megah Tbk boleh dicoba. Emiten ini sempat jadi pembahasan karena melakukan pembagian dividen di tengah tren pelemahan pasar saham. Namun sebelum memutuskan ingin jadi investornya, sebaiknya kamu kenal lebih jauh soal perusahaan ini.

Mengenal lebih jauh fundamental perusahaa adalah langkah paling dasar bagimu yang ingin berinvestasi saham. Khususnya jika kamu membidik keuntungan jangka panjang dari pembagian dividen perusahaan. Berbeda dari model trading saham yang melakukan jual beli dalam waktu singkat, kamu akan bergantung keuntungan dari kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Hal ini juga berlaku ketika kamu ingin jadi investor perusahaan batu bara. Meskipun sektor pertambangan dianggap sebagai ladang uang namun sekarang hal ini bukan lagi jaminan. Terlebih lagi di tengah tren peralihan energi menggunakan energi bersih. Akibatnya banyak perusahaan batu bata tidak semoncer biasanya dan tentu saja berdampak pada investornya.

Namun bukan berarti berinvestasi pada perusahaan batu bara adalah pilihan baru. Kamu tetap bisa untung asalkan memahami lebih jauh soal proyeksi perusahaan itu di masa mendatang sekaligus menyelami fundamental perusahaan itu.

Saham ITMG, Masuk Kategori Blue Chip tapi Bukan yang Paling Populer

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) merupakan salah satu perusahaan asal Indonesia yang bergerak dalam bisnis pengembangan batu bara. Di lantai bursa, PT Indo Tambangraya Megah Tbk ini memiliki kode saham ITMG.

Saat ini, harga saham ITMG mengalami tren penurunan. Harga saham ini ada di angka Rp 7.250 per lembar pada penutupan perdagangan Jumat 26 Juni 2020. Penurunanya berkisar 0,34% dibandingkan penutupan sesi sebelumnya. Pelemahan ini tak lain karena adanya perlambatan akan permintaan batu bara di pasaran.

Hal ini terjadi akibat adanya pelambatan aktivitas ekonomi seperti pabrik dan pembangkit listrik yang tutup karena persebaran Covid-19. Meskipun ekonomi sudah kembali mulai berjalan namun kondisinya belum seprima biasanya sehingga harga saham juga belum kembali di performa normal.

Padahal, saham ITMG sempat mencapai angka Rp 12.300/per lembarnya pada Jumat, 4 Oktober 2019, puncak dari tren kenaikan beberapa waktu sebelumnya. Kenaikan harga saham ITMG ini juga tak lepas dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan 14,22 poin atau 0,2 persen menjadi 6.052,75.

Dengan begitu, wajar saja untuk memiliki saham ITMG karena merupakan jajaran saham blue chip. Sebagai informasi, saham blue chip ialah saham unggulan yang memiliki nilai kapitalisasi pasar besar di atas Rp40 triliun. Saham ITMG juga masuk dalam kategori Indeks LQ45 sebagai salah satu indeks sahan terdepan di sektornya.

Sudah pasti dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar itu, ITMG bukanlah perusahaan abal-abal. Sebab, perusahaan yang masuk dalam kategori saham blue chip adalah perusahaan besar yang memiliki etos dan kinerja yang baik, fundamental yang baik serta dikelola oleh orang-orang profesional.

Adapun anak perusahaan yang dimiliki oleh PT Indo Tambangraya Megah Tbk beranekaragam. Beberapa anak perusahaannya seperti PT Indominco Mandiri, PT Trubaindo Coal Mining, PT Bharinto Ekatama, PT Kitadin, dan PT Jorong Barutama Greston, merupakan perusahaan yang mengoperasikan sejumlah konsesi tambang batu bara di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

ITMG Mengoperasikan Terminal Batu Bara

Untuk PT Indominco Mandiri, selain mengoperasikan konsesi tambang batu bara, perusahaan tersebut juga mengoperasikan terminal batu bara, yang digunakan untuk mengumpulkan stok, pencampuran, dan pengangkutan kapal. Selain itu, PT Indominco Mandiri ini merupakan sebuah pembangkit listrik, yang memasuk listrik ke pelabuhan dan pabrik pemrosesan batu bara di mana terminal batu bara dan pembangkit listrinya terletak di Bontang. 

Adapula anak perusahaan lainnya seperti PT ITM Indonesia, yang bergerak dalam perdagangan batu bara, dan PT Tambang Raya Usaha Tama, yang bergerak dalam penyediaan layanan pertambangan.

Jika kamu memiliki keinginan untuk melakukan investasi saham, kamu bisa memilih saham ITMG ini. Selain karena termasuk dalam kategori saham blue chip, saham ITMG ini juga memiliki rasio PE yang cukup rendah di industrinya. Saat ini, saham ITM memiliki rasio PE di level 4,18, sementara industrinya memiliki rasio PE sebesar 107,89. 

Rendahnya rasio PE itu menunjukkan bahwa kemampuan mencetak laba bersih dan secara fundamental perusahaan tersebut masih kuat. Maka dari itu, jika sudah memutuskan untuk melakukan investasi saham , jangan ragu untuk membeli saham ITMG.

Jika harga terlalu mahal, kamu tidak perlu khawatir. Kamu bisa menabungnya terlebih dahulu. Atau kamu juga bisa membeli sahamnya per bulan satu lot. Sebagai informasi, satu lot saham itu ada 100 lembar. Jadi, jika saat ini harga saham ITMG mencapai Rp12.300/per lembarnya, maka setidaknya kamu menyiapkan dana sekitar Rp1.500.000.

Bagikan Dividen Hingga Rp570 per Saham Untuk Buku Tahun 2019

PT Indo Tambangraya Megah Tbk akan membagikan dividen final tahun buku 2019. Emiten tambang batubara ini akan membagikan dividen Rp 570 per saham. ITMG akan membagi dividen US$ 41,98 juta pada bulan depan. Ini adalah pembayaran dividen kedua setelah pembagian dividen interim sebesar US$ 55,02 juta atau setara Rp 705 per saham pada 15 November 2019 lalu.

Dengan harga saham ITMG sebesar Rp 8.100 per saham pada akhir perdagangan kemarin, besaran yield dividen akhir Indo Tambangraya ini sebesar 7,04%. Pembagian dividen ITMG ini telah mengantongi persetujuan pemegang saham pada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 27 Mei 2020.

ITMG membagi total dividen US$ 97 juta dari laba tahun lalu. Dividen ini setara dengan 75% laba bersih ITMG tahun lalu yang mencapai US$ 129,43 juta. ITMG akan menambahkan sisa laba bersih sebagai laba ditahan untuk mendukung pengembangan Indo Tambang selanjutnya.

Meski demikian, rasio pembayaran dividen ITMG untuk kinerja tahun buku 2019 lebih rendah dari sebelumnya. Pasalnya, perseroan membagikan 101 persen keuntungan tahun buku 2018. Adapun, jumlah itu juga rendah dari rasio pembayaran dividen ITMG dalam rerata 10 tahun terakhir sebesar 92 persen.

Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menilai saham ITMG masih direkomendasikan untuk dibeli. Bahkan emiten ini unggul jika dibandingkan ADARO, INDY atau saham batu bara lainnya. Emiten ITMG sendiri mencatatkan posisi neraca yang ramping tanpa utang signifikan jika dibanding pendapatan dan arus kasnya. Untuk itu, dia optimistis perusahaan tersebut bakal lebih tahan banting terhadap guncangan krisis seperti saat ini.

Jadi, sudah yakin pada pilihanmu akan saham ITMG?

Artikel Terkait