Investasi

Mengenal Apa yang Dimaksud Dengan Laba Ditahan

Sumber: Pexels

Ajaib.co.id – Dalam sebuah forum di dunia maya sempat ada pertanyaan dari salah seorang investor yang memang berinvestasi saham untuk mendapatkan dividen. Pertanyaannya adalah; Apakah laba per saham akan dibagikan semuanya dalam bentuk dividen?

Jawaban untuk pertanyaan sederhana ini ternyata cukup panjang, oleh karenanya sebuah artikel diluncurkan untuk menjawabnya. Semoga artikel ini juga menjawab pertanyaan sesama kawan investor Ajaib ya.

Mengenal Dua Entitas yang Memperoleh Laba

Setelah sebuah perusahaan yang listing di bursa mendapat laba lalu menurut kamu apa yang terjadi? Setelah laba didapat ya dinikmati dong! Tapi tidak sesimpel itu.

Setelah emiten menyatakan bahwa mereka telah mendapat laba, maka laba akan diatribusikan/diberikan kepada yang berhak yakni entitas induk dan non-pengendali.

Entitas induk adalah para pemegang saham alias pemilik perusahaan, termasuk kamu dan saya yang sedang mengoleksi saham dalam sebuah portofolio. Sedangkan yang dimaksud dengan non-pengendali alias minoritas adalah mereka yang juga turut menyetor modal ke perusahaan tanpa memiliki saham perusahaan dan juga tidak memegang kendali, makanya mereka disebut kepentingan non-pengendali.

Itulah sebabnya terkadang kamu bisa mendapati di berita online bahwa emiten ABCD misalnya, telah membukukan laba sebesar Rp128 miliar. Tapi di laporan keuangan labanya Rp180 miliar.

Kamu sebaiknya berfokus pada kalimat Atribusi Pada Entitas Induk, karena bisa jadi laba sebesar Rp128 miliar adalah yang diatribusikan/diberikan kepada entitas induk saja. Sedangkan total laba, yang diatribusikan ke entitas induk dan non-pengendali, adalah Rp180 miliar.

Kemudian kamu sebagai salah satu bagian dari entitas induk berhak untuk mendapatkan laba perusahaan sesuai saham yang kamu miliki, di jadwal yang ditentukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

Jadi kalau misalnya kamu menguasai 3% dari seluruh saham beredar maka artinya kamu berhak atas 3% laba yang diatribusikan ke entitas induk yang disepakati akan dibagikan.

Keuntungan perusahaan yang dibagikan per lembar saham disebut juga dengan dividen per saham. Nah mengenai jadwal pembagian dividen, jangan khawatir karena kamu akan mendapat notifikasi dari sekuritasmu, dan berita di media masa tentang pembagian saham perusahaan yang kamu koleksi.

Tidak semua laba akan dibagikan dalam bentuk dividen tunai. Beberapa perusahaan seringkali memutuskan untuk menahan sebagian, atau mungkin seluruh, laba untuk dibelanjakan modal usaha, membayar utang dan lainnya. Itulah yang dimaksud dengan laba ditahan.

Tentang Laba Ditahan

Sebagian laba akan ditahan setelah disepakat para pemilik saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Umumnya laba ditahan untuk hal-hal berikut ini:

  • Sebagai Modal Usaha

Jika sebagian laba ditahan untuk belanja modal maka artinya perusahaan berniat untuk memperbesar skala produksinya misalnya dengan membeli mesin tambahan atau mungkin membangun pabrik baru. Biasanya perusahaan yang masih dalam tahap menjajaki pangsa pasarnya melakukan hal ini.

Untuk perusahaan yang sudah besar dan sudah menjangkau sebagian besar dari target pasarnya biasanya sudah tidak berkeinginan untuk menambah modal usaha. Mereka seringkali membagikan seluruh laba yang diperolehnya kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk dividen tunai.

  • Membayar Liabilitas

Utang yang sudah jatuh tempo biasanya sangat meresahkan. Perusahaan tidak jarang meminta restu para pemegang sahamnya, tentunya para pemegang saham dengan kepemilikan yang signfikan, untuk menahan laba untuk digunakan membayar utang perusahaan.

Keputusan ini tentu tidak mengenakkan, namun seringkali terpaksa harus ditempuh karena merupakan pilihan yang lebih baik ketimbang mesti pailit dan kehilangan seluruh modal yang ditanamkan.

  • Modal Cadangan

Ada kalanya laba ditahan dalam bentuk modal cadangan. Terutama untuk institusi keuangan seperti perbankan, asuransi dan multi finance, modal cadangan penting adanya.

Menyikapi situasi ekonomi yang berkembang, tak jarang perusahaan memutuskan untuk mencadangkan sebagian kas yang dimilikinya sebagai modal cadangan.

Misalnya ketika Covid-19 melanda dunia, perusahaan-perusahaan keuangan seperti bank segera mencadangkan modal cadangan tambahan untuk mengantisipasi gelombang gagal bayar.

Modal cadangan diperlukan agar jika terjadi kredit macet bahkan sampai gagal bayar maka perusahaan masih bisa beroperasi dengan modal cadangan. Nah, jika kas perusahaan masih kurang untuk melakukan pencadangan modal maka solusinya adalah menahan sebagian laba.

  • Faktor Lainnya

Ada kasus di mana sebuah perusahaan sangat sehat, keuangan tak terganggu utang, perusahaan tidak dalam tahap ekspansi yang membutuhkan belanja modal, tapi enggan untuk membagikan seluruh laba dalam bentuk dividen.

Adakah yang seperti itu? Ada. BTON misalnya, beberapa kali mereka menyatakan kepada pemegang sahamnya untuk menahan laba tapi tidak begitu jelas peruntukkannya, manajemen hanya mengatakan laba ditahan untuk ‘faktor lainnya’.

Ada juga lho emiten yang menahan sebagian laba untuk membelikan dewan direksinya masing-masing sebuah mobil mewah. Mungkin kamu heran kok bisa ada yang begitu, ini nyata adanya dan sudah disetujui para pemegang saham yang masing-masing kepemilikannya lebih dari 5% seluruh saham beredar.

Yang jelas, tujuan laba ditahan bisa bermacam-macam. Kamunya yang harus teliti, apakah layak sebuah perusahaan perikanan menahan laba untuk membelikan direktur-direkturnya mobil mewah. Apakah tidak lebih baik dibagikan saja kepada para pemegang saham?

Itulah sebabnya penelusuran dividen harus kamu lakukan. Setelah mengetahui kinerjanya baik apa tidak, kamu sebaiknya cek juga apakah emiten gemar bagi-bagi dividen, berapa banyak dividen yang dibagikan, apakah seluruhnya atau sebagian? Kalau hanya sebagian yang dibagikan, cek lagi untuk tujuan apa sebagian laba mesti ditahan.

Menemukan Informasi Laba Ditahan

Penelusuran mengenai laba ditahan bisa kamu cari di laporan keuangan bagian Retained Earning. Dalam bahasa Indonesia istlah laba ditahan bermacam-macam, bisa “Laba Ditahan”, “Laba yang tidak dibagi”, “Laba disimpan” dan lainnya, namun dalam bahasa Inggris selalu berbunyi “Retained Earning“.

Kamu bisa menemukan informasi Retained Earning di bagian neraca. Neraca adalah informasi kondisi aset, kewajiban perusahaan (liabilitas), dan juga modal perusahaan (ekuitas). Kamu bisa cari Retained Earning di bagian liabilitas/pasiva.

Setelah itu kamu bisa perhatikan bagian catatan atas laporan keuangan yang ada di sebelah informasi retained earning. Lalu kamu bisa cek informasi deskripsi mengenai tujuan laba ditahan dan besarnya berapa.

Nah, kalau kamu memang mau invest maka sebaiknya pilih emiten yang tak hanya bagus kinerjanya tapi juga gemar bagi-bagi dividen. Kalaupun laba kebanyakan ditahan, kamu bisa cari tahu untuk apa saja peruntukannya.

Semoga membantu ya!

Artikel Terkait