Ajaib.co.id – PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan batu bara. Perusahaan dengan kode saham GEMS ini memulai bisnis secara komersial pada tahun 2010 yang memproduksi batu bara termal berlokasi di Jambi, Kalimantan Tengah, serta Kalimantan Selatan.
Batu bara milik GEMS yang beroperasi di bawah naungan kelompok bisnis Sinarmas ini tidak hanya memasarkan produknya dalam skala domestik saja, namun juga diekspor ke beberapa negara seperti Cina, Thailand, India, Malaysia, dan Pakistan.
Dalam bisnisnya, GEMS juga dibantu oleh beberapa anak perusahaan yang meliputi PT Roundhill Capital Indonesia, PT Bumi Anugerah Semesta, PT Kuansing Inti Makmur, PT Trisula Kencana Sakti, dan GEMS Trading Resources Pte Ltd.
Mayoritas saham PT Golden Energy Mines Tbk dipegang oleh Golden Energy and Resources Limited Singapura dengan jumlah 67,00 persen kepemilikan. Saham emiten GEMS sendiri mulai diperdagangkan secara publik melalui bursa pada tahun 2011 dengan harga penawaran sebesar Rp2.500 per lembar saham.
Pergerakan harga saham GEMS saat ini sedang meningkat yang berada di harga Rp3.780 per lembar saham pada penutupan perdagangan Selasa 25 Mei 2021.
Lalu, apakah harga saham GEMS layak untuk dikoleksi bagi para investor? Bagaimana dengan keadaan fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan ke depannya? Mari kita bedah kinerja saham GEMS
Kuartal Pertama Tahun 2021 Dimanfaatkan GEMS untuk Membuat Laba Naik 197 Persen
Memasuki kuartal kedua di tahun 2021, GEMS mencatatkan kinerja bisnis di kuartal pertama dengan hasil yang positif. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, GEMS mencatatkan laba mencapai 101 juta USD yang naik 197 persen dari raihan laba di periode sama tahun 2020 sebesar 34 juta USD. Bahkan, raihan tersebut melebihi laba setahun penuh di tahun 2020 sebesar 96 juta USD.
Seiring laba yang tumbuh, pendapatan perseroan meningkat 20 persen dari realisasi periode sama di tahun 2020 sebesar 317 juta USD menjadi 381 juta USD. Menurut pihak GEMS, perseroan sendiri berhasil memenuhi 80 persen dari target laba perseroan di tahun ini yaitu sebesar 175 juta USD.
Realisasi pendapatan yang naik tersebut menghasilkan kenaikan dari penjualan batu bara di kuartal pertama tahun 2021. Di mana, volume penjualan naik 4 persen dari 8,9 juta ton di periode sama tahun 2020 menjadi 9,3 juta ton.
Kinerja Bisnis GEMS dalam 5 Tahun Terakhir Tampak Positif
Berdasarkan laporan keuangan GEMS dalam 5 tahun terakhir, perseroan terus mencatatkan realisasi pendapatan dan raihan laba yang cukup positif, walaupun pertumbuhannya setiap tahun belum konsisten.
Namun, hal tersebut dalam kondisi yang wajar dan baik. Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam miliar USD):
Laporan Laba Rugi | 2020 | 2019 | 2018 | 2017 | 2016 |
Pendapatan bersih | 1.061.409.877 | 1.107.464.101 | 1.045.058.516 | 759.448.383 | 384.339.836 |
Laba kotor | 379.099.368 | 361.457.365 | 359.978.886 | 314.478.917 | 138.201.818 |
Laba tahun berjalan | 95.856.553 | 66.765.857 | 100.548.578 | 120.106.040 | 34.988.248 |
Dari data tersebut, dapat diketahui berdasarkan pendapatan cukup konsisten pertumbuhannya. Namun, di tahun 2020 harus turun karena masa pandemi yang cukup memberikan pengaruh, walaupun tidak begitu signifikan.
Di sisi lain, raihan laba justru terpantau belum konsisten tumbuh setiap tahunnya. Di mana, tahun 2018 dan 2019 laba perseroan justru mengalami penurunan.
Padahal, pendapatan dalam dua tahun tersebut mengalami peningkatan. Hal ini tentu disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi raihan laba. Salah satunya di tahun 2018, pendapatan yang meningkat dibarengi dengan beban pokok perseroan naik sebesar 53,96 persen sehingga menggerus raihan laba di tahun tersebut.
Sama halnya di tahun 2019, laba bersih harus tergerus karena beban pokok penjualan mengalami peningkatan.
Hal tersebut disebabkan karena adanya kenaikan dari jasa penambangan, iuran dana hasil produksi batu bara, overhead batu bara, serta biaya pengangkutan batu bara. Namun, di tahun 2020, laba GEMS kembali melesat naik, walaupun pendapatan harus mengalami penurunan.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa kondisi bisnis GEMS masih dalam keadaan sehat. Jika dilihat berdasarkan rasio keuangannya, kondisi bisnis GEMS memang sedang berada di kondisi yang baik.
Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2020 seperti berikut:
Rasio | 2020 |
ROA | 3,2% |
ROE | 9,7% |
NPM | 8,8% |
CR | 123,4% |
DER | 134% |
Bagaimana dengan Prospek dan Strategi Bisnis GEMS ke Depannya Sehingga Sahamnya Layak Dikoleksi?
Melihat kinerja bisnis PT PT Golden Energy Mines Tbk di kuartal pertama yang positif dengan lonjakan laba, maka prospek bisnis GEMS sangat baik ke depannya. Dengan begitu, para investor bisa memilih untuk mengoleksi saham GEMS. Selain itu, strategi bisnis yang dipersiapkan oleh perseroan untuk tahun ini salah satunya adalah menyiapkan anggaran belanja modal atau capex.
Di mana, besaran capex untuk tahun 2021 mencapai 9,4 juta USD yang lebih besar dari jumlah capex tahun lalu sebesar 7,66 juta USD. Dana ini nantinya akan digunakan untuk merealisasikan sejumlah agenda terutama untuk fasilitas pelabuhan, jalan hauling, dan sarana pendukung lainnya. Mengingat, perseroan sendiri membidik target top line dan bottom line di tahun 2021 lebih besar.
GEMS sendiri akan terus menjaga hubungan baik dengan para pelanggan yang sudah ada dan cukup baru meliputi Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Taiwan, Korea Selatan, serta Pakistan. Di mana, negara-negara tersebut merupakan pasar yang baru dijajal oleh GEMS pada tahun 2019 lalu.
Selain itu, GEMS juga berencana untuk memperluas pasar khususnya tingkat domestik yang lebih mengutamakan target sasaran seperti Independent Power Producers dan smelter.
Sementara itu, strategi untuk tahun 2021 diungkapkan oleh perseroan akan fokus pada end user atau power plants di China, Indonesia, India, dan negara-negara South East Asia yang memanfaatkan kedekatan jarak pengapalan berdasarkan lokasi tambang.
Untuk target awal, perseroan akan memasang target produksi mencapai 33,4 juta ton pada tahun ini. Walaupun begitu, target tersebut masih dapat diubah dengan kondisi tertentu.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.