Analisis Saham, Saham

Kinerja Bisnis Optimis, Saham CITA Layak Dikoleksi?

Sumber: Cita Mineral Investindo

Ajaib.co.id – PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bauksit. Perusahaan dengan kode saham CITA ini memulai bisnis secara komersial pada tahun 1992 yang mengoperasikan konsesi pertambangan di wilayah Kalimantan Barat.

Bisnis CITA beroperasi dibantu dengan beberapa anak perusahaan meliputi PT Harita Prima Abadi Mineral dan PT Karya Utama Tambangjaya yang juga bergerak di bidang pertambangan.

Mayoritas saham CITA saat ini dipegang oleh PT Harita Jayaraya dengan jumlah 62,10 persen kepemilikan. Saham CITA mulai diperdagangkan secara publik melalui bursa pada tahun 2002 dengan harga penawaran sebesar Rp200 per lembar saham.

Saat ini pergerakan harga saham CITA berada di level yang cukup baik sebesar Rp2.610 per lembar saham pada penutupan perdagangan Selasa 27 Mei 2021 lalu.

Hal ini berarti saham CITA layak untuk dikoleksi jika mengacu pada pergerakan harga sahamnya. Namun, ada baiknya untuk mengetahui juga kondisi fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan ke depannya melalui bedah kinerja saham CITA.

CITA Catatkan Kinerja Positif di Tahun 2020

Berdasarkan laporan keuangan di tahun 2020, emiten pertambangan bauksit dengan kode saham CITA ini mencatatkan kinerja positif. Di mana, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp4,34 triliun. Realisasi tersebut naik 11,55 persen jika dibandingkan pendapatan di tahun 2019 sebesar Rp3,89 triliun.

Masa pandemi COVID-19 memang sempat memberikan dampak bagi bisnis perseroan tahun lalu, namun CITA berhasil menguatkan posisi keuangan dengan pertumbuhan dari sisi pendapatan. Di mana, perseroan berhasil menjual sebanyak 7,95 juta ton MGB dengan rincian 6,79 juta ton diekspor dan 1,15 juta ton dijual ke entitas asosiasi WHW dalam negeri.

Hanya saja, kenaikan pendapatan tersebut tidak sejalan dengan laba bersih yang dibukukan CITA. Di mana, realisasi laba turun tipis 1,19 persen dari Rp657,78 miliar di tahun 2019 menjadi Rp649,92 miliar di tahun 2020.

Sempat Merugi, Bisnis CITA Mulai Catatkan Laba dalam 3 Tahun Terakhir

Mengacu pada kinerja keuangan CITA dalam 5 tahun terakhir, cukup positif dari sisi pendapatan yang terus meningkat setiap tahunnya. Sementara pada raihan laba baru bisa ditorehkan dalam 3 tahun terakhir.

Berikut data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan yang dapat dilihat (dalam triliun rupiah):

Laporan Laba Rugi20192018201720162015
Penjualan bersih3.894.771 2.002.672724.494486.32513.903
Laba kotor1.957.805 923.638296.299132.2242.868
Laba rugi tahun berjalan657.718 661.32447.493-265.247-341.205

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui kinerja bisnis CITA dalam 5 tahun terakhir secara penjualan perseroan terus catatkan pertumbuhan di setiap tahunnya. Sementara untuk raihan laba baru bisa ditorehkan di tahun 2017, setelah sebelumnya CITA mengalami kerugian selama dua tahun berturut-turut.

Hal tersebut tentu disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kerugian. Pada tahun 2015, kerugian yang dialami terjadi karena dari Januari hingga Juni tahun 2015 perseroan belum bisa menghasilkan pendapatan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya larangan ekspor mineral mentah yang diberlakukan sejak 12 Januari 2014.

Walaupun perseroan masih bisa mendapatkan pendapatan dari bisnis lainnya, namun hal tersebut tidak mampu menutupi kerugian yang diderita.

Sementara di tahun 2016, imbas anjloknya pendapatan di tahun 2015 juga masih dirasakan oleh perseroan. Ditambah dengan adanya sejumlah pos beban yang mengalami pembengkakan dan juga rugi selisih kurs yang dialami perseroan.

Dengan begitu, emiten berkode saham CITA ini harus membukukan kerugian kembali di tahun 2016. Akan tetapi, di tahun selanjutnya perseroan mulai bisa memperbaiki kinerja bisnis dengan meraih laba di tahun 2017 hingga 2019, walaupun penurunan raihan laba terjadi di tahun 2019. Namun, kinerja bisnis di tahun 2019 sendiri masih dalam kondisi yang baik.

Hal ini dapat dilihat dari rasio keuangan yang menunjukkan kondisi bisnis CITA yang cukup sehat. Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:

Rasio2019
ROA-1,6%
ROE-1,8%
NPM16,9%
CR67,9%
DER92%

Bagaimana dengan Prospek Bisnis CITA Kedepannya Sehingga Sahamnya Layak untuk Dikoleksi?

Melihat kinerja keuangan PT Cita Mineral Investindo Tbk yang mampu bertahan dari masa pandemi COVID-19 tahun 2020 lalu, maka dapat diprediksi kinerja perseroan bakal tumbuh di tahun 2021.

Hal ini dikarenakan sejumlah strategi yang telah dipersiapkan oleh perseroan dan juga adanya kebijakan pemerintah yang menguntungkan untuk bisnis CITA. Tidak heran jika CITA optimis dengan kinerja bisnis di tahun ini.

Menurut pihak CITA, hal tersebut seiring dengan membaiknya perekonomian global sehingga mempengaruhi harga komoditas. Ditambah dengan tingginya minat pasar terdapat Metallurgical Grade Bauxite atau MGB terutama untuk pasar ekspor.

Mengacu pada riset yang dilakukan CM Group bahwa permintaan aluminium global di tahun 2050 bakal mencapai 298 juta ton per tahun dengan mewakili CAGR sebesar 3,8 persen.

Sedangkan untuk pasokan dalam negeri dan permintaan diproyeksi bakal meningkat sampai tahun 2026. Ditambah dukungan pemerintah melalui fasilitas pengembangan dan pembentukan industri kimia anorganik termasuk aluminia sesuai yang tertuang pada rencana induk pembangunan industri nasional periode 2015 sampai 2035.

Dengan adanya proyeksi permintaan yang bakal meningkat tersebut, tidak menutup kemungkinan bagi perseroan untuk memperluas pangsa pasar dan diversifikasi dari penjualan MGB dan Smelter Grade Alumina demi mendapatkan peluang ekspansi penjualan yang cukup menjanjikan.

Di samping itu, emiten berkode saham CITA ini telah mendapatkan kuota ekspor untuk MGB sebanyak 8,34 juta ton.

Perseroan juga bakal memperpanjang kuota ekspor yang diberikan serta ekspansi ke pasar lokal dalam menghasilkan pendapatan maupun profitabilitas lebih tinggi.

Untuk bisa melaksanakan sejumlah strategi dan agenda yang sudah direncanakan tersebut, tentunya perseroan telah menyiapkan anggaran belanja modal atau capex. Di mana, jumlah capex yang disiapkan untuk tahun 2021 mencapai Rp159 miliar.

Nantinya capex akan digunakan dalam pengembangan infrastruktur dan peralatan penunjang aktivitas tambang milik perseroan di tahun ini.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait