Properti

Jual Rumah Saat Pandemi Covid-19, Tepatkah?

Jual rumah
Jual rumah

Ajaib.co.id – Pandemi Covid-19 telah berdampak kepada banyak orang dari berbagai aspek, seperti sosial, politik, pendidikan hingga ekonomi. Dari aspek ekonomi, tidak sedikit keluarga yang ‘terpukul’ akibat belum ditemukannya vaksin atau melandainya penyebaran Covid-19. Berbagai ‘jurus’ pun dilakukan untuk ‘survive’ di masa sulit ini. Apakah menjual rumah termasuk opsi yang perlu dipertimbangkan?

Menjual Rumah di Masa Pandemi

Seorang tenaga pemasaran salah satu broker properti mengungkapkan, penawaran rumah dijual memang lebih tinggi di masa pandemi Covid-19 dibandingkan sebelumnya. Sayangnya, tingginya penawaran ini tidak berbanding lurus dengan permintaan. Ia mengaku, tidak terlalu banyak konsumen mencari rumah di masa-masa sulit ini.

Penawaran rumah lebih tinggi di masa pandemi Covid-19. Bagaimana dengan harganya? Naik atau justru turun? Rata-rata, asosiasi broker mencatat harga rumah di atas Rp1 miliar justru turun sebesar kira-kira 30% saat pandemi covid-19.

Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Lukas Bong menjelaskan, koreksi harga rumah bekas saat ini sudah melebihi kewajaran. Pemicunya ya apalagi kalau bukan kondisi pandemi Covid-19.

“Koreksi di market bisa 20-30% untuk properti, seperti rumah mewah dan ruko strategis, yang harganya diatas Rp 1 miliar,” tambahnya. Hal identik terjadi pula pada harga properti yang berada di bawah Rp500 juta. Meski begitu, penurunannya tidak separah harga properti dengan harga yang lebih tinggi. Lukas memproyeksi, koreksi harga riil market maksimal 10% harga properti yang berada di bawah Rp500 juta.

Jual beli rumah memang tidak mudah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi mulai dari luas tanah hingga jumlah kamar. Tentu saja harga 1 kamar dengan 2 kamar berbeda. Begitu pula dengan rumah 2 lantai dengan 3 kamar. Tentu saja juga turut berpengaruh.

Apalagi dengan lokasi strategis. Tentunya harga rumah Jakarta Selatan, Tangerang Selatan  Jakarta Utara bahkan Jakarta Timur termasuk yang memiliki harga tinggi. Apalagi lokasi elit seperti Pondok Indah hingga BSD City. Tentu sulit mendapatkan rumah murah.

 Terbukti kan bahwa menjual rumah di tengah pandemi Covid-19 tidak terlalu menguntungkan. Baik rumah yang kamu ingin jual merupakan properti satu-satunya maupun properti yang kesekian, menjualnya di masa pandemi Covid-19 ini bukanlah waktu yang tepat. Bila kamu tetap berniat untuk menjual rumah dengan kondisi seperti saat ini, berikut tips yang bisa digunakan.

Membersihkan rumah

Membersihkan rumah memiliki sejumlah manfaat di saat seperti ini. Selain dapat mengusir berbagai virus, membersihkan rumah dapat menambah daya tarik calon pembeli. Pasalnya, rumah kamu akan terlihat lebih kinclong dan terawat.

Bila perlu, semprotkan cairan disinfektan ke seluruh sudut rumah dan bungkus furnitur dengan plastik untuk mencegah kontak langsung dengan orang lain. Sediakan pula hand sanitizer di beberapa titik penting di sekitar rumah. Jadi, ciptakan lingkungan yang seaman mungkin untuk menghindari terpapar oleh virus.

Batasi kunjungan

Memang, survei langsung ke lokasi properti yang hendak dijual sangat penting. Calon pembeli lazimnya akan memanfaatkan survei langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil properti sebelum memutuskan untuk melanjutkan transaksi. Tapi, dengan mementingkan aspek kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini, survei langsung ke lokasi sangat tidak dianjurkan.

Bila perlu, kegiatan open house hanya dilakukan di hari dan jam tertentu atau bahkan ditiadakan sama sekali. Kamu juga bisa menggelar open house hanya dengan calon pembeli yang sudah membuat janji. Jika survei atau kunjungan ini tetap diadakan, terapkan physical distancing dengan ketat. Dengan kata lain, batasi jumlah pengunjung dalam satu waktu.

Buat video tur

Bila kamu memutuskan untuk meniadakan survei atau open house, ada cara lain untuk memasarkan rumah kamu yang hendak dijual di masa pandemi Covid-19 ini. Salah satunya adalah membuat semacam video tur. Video tur yang kamu buat tidak memerlukan peralatan canggih.

Kamu cukup merekam menggunakan smartphone. Sebaiknya, sebelum mulai merekam, kamu sudah menentukan urutan pengambilan gambar. Sebagai ilustrasi, kamu bisa memulainya dari pagar, halaman, garasi, pintu depan, ruang keluarga, kamar tidur, ruang makan, dapur hingga kamar mandi. Bila terstruktur dengan baik, kamu tidak perlu menggunakan software atau aplikasi untuk mengedit video.

Kamu tinggal mengupload-nya ke berbagai platform media sosial, marketplace, atau chatting. Kamu juga bisa merekamnya secara live via media sosial atau aplikasi meeting tertentu. Sebagai pelengkap, kamu juga bisa mengambil foto dari berbagai sudut rumah yang hendak kamu jual.

Ini bisa menjadi pengganti open house yang tak kalah efektif. Selain itu, kegiatan ini juga bisa menghemat waktu, biaya, dan tenaga kamu dan calon pembeli. Satu hal yang perlu diperhatikan, kondisi rumah yang kamu rekam harus up date dan real

Temukan agen yang tepat

Menemukan pembeli rumah melalui usaha sendiri bukanlah perkara mudah. Bahkan, di situasi normal sekalipun. Jika kamu kurang ‘pede’ memasarkan sendiri rumah yang hendak kamu jual, pakailah jasa agen properti. Agen properti sudah terhitung banyak jumlahnya.

Pilihlah yang memiliki reputasi bagus. Kamu bisa memeriksa track record agen properti dari media sosial, testimoni konsumen, atau referensi lainnya. Agen yang terpercaya dapat membantu kamu semaksimal mungkin dalam memasarkan rumah. Yang penting, terbukalah pada agen kamu, termasuk bila ada hal-hal yang mengganjal, misalnya lokasi rumah rawan banjir, dokumen menjadi jaminan di bank dan sebagainya.

 Menjual rumah bisa menjadi proses yang memerlukan waktu lama. Tenaga, pikiran, dan waktu kamu bisa terkuras cukup banyak. Pendeknya, menjual rumah bisa sangat melelahkan. Yang jelas, kamu harus tahu kapan saat yang tepat untuk berhenti memasarkan rumah.

Pertimbangkan matang-matang, apakah memang perlu kamu menjual rumah saat ini juga. Jika kamu menundanya beberapa waktu, mungkin kamu bisa mendapatkan banyak keuntungan dari penjualan rumah tersebut.

 Tapi, bila kamu memiliki alasan lain yang mendesak, misalnya biaya pengobatan anggota keluarga, maka jadikanlah menjual rumah sekarang sebagai opsi terakhir. Upayakan semaksimal mungkin mencari solusi lain sebagai jalan keluarnya.

Artikel Terkait