Rumah Tangga Masa Kini

5 Skala Prioritas Keuangan Kala Mengajukan Perceraian

Ajaib.co.id – Perceraian dapat menguras tenaga, pikiran, perasaan, dan juga uang. Tingkat perceraian di Indonesia semakin meningkat apalagi di masa pandemi ini.

Di Bandung mencatat angka perceraian mencapai 1.102 kasus pada Juli 2020 (cnnindonesia.com). Jika gugatan sedang diproses, ada baiknya kamu mulai membuat skala prioritas agar keuanganmu membaik.

Christine Van Cauwenberghe, vice president, dan perencana pajak dan estat Investor Group Wealth Management menjelaskan banyak ketidakpastian pada momen ini.

Ketika berpisah dengan pasangan, bukan hanya luka akibat perpisahan yang membuatmu luluh lantak, tapi juga menyesuaikan diri dengan pola hidup yang baru, banyaknya kemungkinan yang harus dihadapi seperti relokasi, masalah perwalian bagi yang sudah punya anak, dan juga pembagian harta gono-gini.

Jangan sampai di tengah kelelahan mental akhirnya kamu mengambil keputusan yang salah apalagi tentang keuangan. Jika saat berpasangan dulu, setidaknya kamu masih ada pegangan pendapatan dari pasangan, bagaimana setelah perpisahan? Kamu perlu membua beberapa keputusan keuangan yang penting untuk melindungi aset dan membuat jalan baru menuju kebebasan finansialmu.

Saatnya kamu berbicara dengan konsultan keuangan yang dapat membantumu memastikan apa yang kamu punya dan apa yang kamu butuhkan. Jika tidak ada, inilah 5 skala prioritas setelah mengajukan cerai yang dilansir dari IG Wealth Management.

1.    Jual aset utama

Begitu kamu menggugat cerai secara resmi, kamu mungkin perlu menjual beberapa aset. Aset tersebut bisa berupa rumah yang kalian miliki berdua atau aset yang ingin kamu kamu buang sebelum memulai hidup baru.

Rencanakan kembali apa yang ingin kamu jual dan apa yang ingin kamu simpan untukmu sendiri. Jika aset ini menyangkut keluarga baik dari pihak keluargamu atau pihak keluarga mantan, konsultasikan dulu dengan pengacara keluarga dan konsultan keuangan. Contohnya kamu mau menjual rumah pernikahan, properti liburan, perhiasan, karya seni, atau kendaraan.

Penting untuk memprosesnya segera setelah gugatan cerai dilayangkan. Masalah aset ini bisa menghambat proses perceraian shingga perlu didiskusikan jika kamu sudah mantap bercerai.

2.    Hentikan semua rekening bersama

Batalkan semua kartu kredit bersama, utang lainnya, atau hipotek. Kalau sudah berpisah kamu mungkin tidak mau membayar keanggotaan mantan pasangan atau langganan spa setiap akhir pekan.

Laura Paris, pengacara keluarga dari Shulman Law di Toronto, mengatakan jika memang ada utang besar yang perlu ditanggung bersama, sisakan satu akun rekening untuk membayar tagihan tersebut.

Menghentikan rekening bersama sebenarnya bertujuan memberikan ruang privasi dan rasa hormat bagaimana pasangan menghabiskan uang pasca perpisahan dan membantumu menerima kenyataan baru.

3.    Mulai menabung dengan namamu sendiri

Setelah kamu menutup semua akun bersama, mulailah menabung dan berinvestasi atas namamu sendiri. Kamu bisa mulai menabung berdasarkan situasi barumu.

Tidak hanya tabungan, mulailah mengajukan kartu kredit, membuka tabungan pensiun, meningkatkan biaya jaminan hari tua atau akun investasi lain seperti asuransi kesehatan jika asuransimu terkait dengan mantan.

Kamu mungkin bisa mempertimbankan gaya hidup baru. Buat anggaran baru dan hadapilah kenyataan mungkin kamu perlu menunda kemewahan yang dulu tersedia bagimu.

4.    Periksa kembali wasiat dan ahli warismu

Salah satu hal yang wajib kamu tempatkan di skala prioritas hal yang wajib kamu urus adalah surat wasiat atau mengganti ahli warismu.

Jika kamu tidak mau mantan pasanganmu mendapat aset apa pun darimu, kamu perlu membuang namanya walau mungkin mantanmu akan tetap terdaftar untuk mendapat bagian dari estatmu jika klaim properti keluarga belum diselesaikan sebelum kamu meninggal.

Selain properti, begitu juga dengan asuransi jiwa dan ahli waris investasi lainnya. Memang tidak disarankan menggunakan nama anak kecil sebagai ahli waris langsung dari asuransi atau rencana investasi, tapi kamu bisa mengubah penunjukan ahli waris properti yang kamu miliki.

Perubahan wasiat ini penting diberi kewenangan pada pengacara yang kredibel. Periksa kembali kekuatan pengacaramu untuk memastikan dia adalah orang yang tepat untuk mengurus keuanganmu setelah kamu tidak bisa mengurusnya sendiri.

5.    Bangun dana darurat

Paris menggambarkan bahwa pendapatan pasangan tentu menjadi bantalan bagi keuangan kita. Setelah perpisahan, bantalan yang menjaga kita saat terjadi sakit yang tiba-tiba atau kecelakaan akan hilang. Perpisahan membuatmu kehilangan rasa aman yang disediakan penghasilan pasangan.

Sekarang membuat dana darurat dengan membagi porsi tabungan secepat yang kamu bisa. Kamu akan bersyukur memiliki dana darurat ketika kamu berhadapan dengan situasi yang tidak terencana.

Melalui proses perceraian memakan waktu, juga melelahkan bagimu. Jika kamu fokus pada isu yang berpengaruh pada keamanan finansialmu, perlahan tapi pasti kamu bisa mencapat kemerdekaanmu. Van Cauwenberghe menyarankan untuk mulai mengendalikan hal-hal di sekitarmu.

Angka perceraian memang meningkat di dunia selama pandemi. Dilansir dari Detik.com, Direktorat Jenderal Badan Pengadilan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Aco Nur, menyatakan Covid-19 membuat banyak karyawan terkena PHK sehingga para istri merasa tidak mendapat jaminan dari suaminya lalu menggugat cerai.

Valerie H. Tocci, pengacara di bidang pernikahan dan hukum keluarga di New York berpendapat bahwa konflik meningkat sejak suami dan istri sering bertemu selama masa lockwon. Masalahnya bukan hanya karena ekonomi keluarga terdampak pandemi tapi usia pernikahan juga memengaruhi.

Mereka yang menikah muda biasanya masih belum stabil secara finansial maupun emosi sehingga belum bisa menentukan skala prioritas yang tepat. Biasanya pasangan muda ini akan mengalami konflik atau ketidaksetiaan selama pernikahan. Bisa juga kepanikan akan Covid-19 ini membuat masalah menajam dan akhirnya memutuskan untuk bercerai.

Pernikahan dan perceraian adalah pilihan dari pasangan yang menjalankan hubungan. Ikuti kata hatimu, tapi jangan sampai menyakiti diri apalagi membuat keputusan berdasarkan emosi sesaat.

Sama seperti berinvestasi, jika keuanganmu belum stabil, mulailah dari investasi yang aman dan sesuai dengan kemampuan. Hindari kelaparan sambil berharap mendulang keuntungan selama situasi ekonomi masih gonjang-ganjing seperti ini.

Jika dana daruratmu sudah penuh, coba alokasikan uang untuk berinvestasi di tempat yang aman dan terpercaya seperti Ajaib. Ajaib terdaftar dan diawasi oleh OJK dan IDX, jelas lebih aman dan nyaman bagi keuanganmu. Ayo investasi sekarang!

Artikel Terkait