Berita

Update Vaksin COVID-19 yang Kamu Perlu Ketahui

Penyembuhan Virus Corona

Ajaib.co.id – Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil sempat mengeluhkan minimnya peserta relawan uji klinis vaksin virus corona (Covid-19) fase III yang diadakan oleh badan pengadaan vaksin PT Bio Farma (Persero). Dari 1600 orang kuota yang dibutuhkan untuk uji vaksin, baru 400 orang yang mau menjadi relawan uji klinis vaksin.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menyarankan program vaksinasi sebagai jalan keluar untuk mengakhiri pandemi Covid-19 ini. Vaksinasi diharapkan akan menormalkan semua aktivitas kehidupan sosial seluruh rakyat dan dengan demikian pada akhirnya bisa mendongkrak ekonomi.

Kembali aktifnya masyarakat akan membuat situasi lebih kondusif sehingga baik bagi para pencari kerja dan membuat iklim investasi membaik. Sebelumnya akibat pembatasan sosial di kuartal dua, ekonomi Indonesia terdampak secara negatif dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto minus lima persen lebih. Dampaknya dirasakan oleh sebagian besar populasi dan harapan kini bertumpu pada vaksin yang kini masih sedang diusahakan.

Namun vaksinasi masal tidak akan pernah bisa dilakukan jika uji klinis belum terlaksana. Oleh karenanya Ridwan Kamil selaku salah satu pemimpin masyarakat turut serta menjadi relawan uji klinis vaksin CoronaVac. Vaksin yang diuji klinis tersebut rencananya akan diproduksi oleh Biofarma bekerja sama dengan Sinovac, produsen vaksin asal negeri tirai bambu Tiongkok. Tindakan menginspirasi dari Ridwan Kamil membuat jumlah relawan meningkat hingga mencapai kuota target.

Sebagai investor maupun trader yang aktif berinvestasi maupun trading, update mengenai vaksin covid-19 penting untuk kamu ketahui. Vaksin diharapkan menjadi jawaban untuk menormalkan keidupan bersosial yang dicederai pandemi yang kedatangannya tak pernah dinanti. Kehidupan yang kembali normal akan berpotensi mengerek kinerja pasar modal secara umum.

Kebutuhan Vaksinasi

Tak mau berlarut-larut, jalan keluar diupayakan oleh pemerintah dengan referensi World Health Organization (WHO) yang menyarankan agar dua pertiga populasi penduduk mendapatkan vaksin. Hal ini diperjelas oleh Menteri BUMN Erick Thohir bahwa 180 juta jiwa atau 70 persen dari total populasi Indonesia ke depannya diharuskan mendapat dua kali penyuntikkan dalam rentang waktu dua minggu.

Dengan demikian dibutuhkan 360 juta dosis vaksin untuk 180 juta jiwa di Indonesia. Untuk itu pemerintah bekerja sama dengan tiga produsen vaksin asal Tiongkok yaitu CanSino, Sinopharm dan Sinovac. Ketiganya akan diakomodir oleh Biofarma, BUMN yang ditunjuk sebagai badan pengadaan vaksin.

Rencananya Biofarma akan memproduksi vaksin dengan bahan baku yang dibeli dari Sinovac. Produksi dalam negeri amat disarankan untuk menyesuaikan dengan virus Corona yang mungkin bermutasi menyesuaikan dengan iklim domestik. Vaksin yang diproduksi kemudian akan diberi nama CoronaVac. Rencananya vaksin akan diberikan mulai dari November 2020 terutama kepada para petugas kesehatan.

Adapun WHO mengharuskan sedikitnya 70 persen populasi di suatu negara, atau setara dengan 180 juta jiwa di Indonesia, mendapat vaksin secepatnya sebanyak dua dosis per orang. Dengan kebutuhan sebesar 360 juta dosis, Direktur Utama Bio Farma yaitu Honesti Basyir mengakui bahwa kapasitas produksi vaksin maksimal 250 juta dosis. Dan per tahun hanya dapat memproduksi sekitar 40 juta dosis saja.

Karena keterbatasannya maka vaksin juga akan diusahakan dari produsen lainnya yaitu CanSino dan Sinopharm. Diketahui Sinopharm akan mengusahakan 100 juta dosis, dan Cansino 20 juta dosis untuk Indonesia.

Dengan jumlah kebutuhan yang besar, pihak swasta juga tertarik untuk ikut memproduksi vaksin. Diketahui Kalbe Farma dan konsorsium vaksin bekerja sama dengan produsen asal Korea Selatan yaitu Genexine, untuk ikut mengembangkan vaksin Covid yang dinamakan GX-19.

Tak mau kalah, lembaga Biologi Molekuler dalam negeri yaitu Eijkman bekerja sama dengan beberapa universitas negeri di Indonesia juga mengembangkan vaksin dengan teknik protein rekombinan. Vaksin yang akan dibuat Eijkman dan akademisi tanah air ini kemudian akan dinamakan vaksin Merah Putih.

Mengenal Ragam Vaksin Covid-19

Sampai saat ini ada tiga opsi vaksin berdasarkan teknologinya. Yang pertama datang dari Biofarma, bekerja sama dengan produsen vaksin dari Tiongkok adalah vaksin yang dikembangkan dari virus yang diinaktivasi. Ini adalah standar vaksin yang kita kenal sampai saat ini.

Berbeda dengan vaksin dari Kalbe Farma dan konsorsiumnya yang menggunakan DNA virus yang mengkode antigen. Disebut-sebut bahwa vaksin dari Kalbe lebih stabil dan mudah beradaptasi dengan mutasi virus yang mungkin terjadi. Sedangkan vaksin lokal yang dikembangkan oleh Eijkman dan berbagai universitas negeri, menggunakan pendekatan rekombinan protein virus.

Tetap saja, vaksin dari Biofarma akan menjadi yang disarankan karena sudah menjadi BUMN pengadaan vaksin yang ditunjuk. Namun masyarakat bebas memilih vaksin yang akan diterimanya.

Progres Pembuatan Vaksin

Biofarma dengan vaksin CoronaVac-nya kini sedang dalam tahap penyelesaian uji klinis tahap III yang dilaksanakan di Bandung, Indonesia. Seolah berlomba dengan waktu, Kalbe Farma juga kini sedang mengejar kemungkinan untuk dapat memproduksi vaksin sepecepatnya. Kini vaksin GX-19 dari Kalbe sedang diuji klinis tahap II di Indonesia.

Sedangkan vaksin lokal yang dibesut oleh Eijkman yang diberi nama vaksin Merah Putih telah menempuh fase isolasi materi genetik antigen. Dan kini perkembangan terkini menunjukkan bahwa vaksin sedang memasuki fase produksi protein dalam kultur sel mamalia.

Rencananya semuanya bisa mulai diproduksi secepatnya, paling cepat di akhir tahun 2020 dan di tahun 2021 sudah bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Vaksinasi masal akan dilakukan mulai dari kuartal I atau sekitar Maret – April 2021 mendatang.

Harga Jual Vaksin

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR di Jakarta, Kamis 27 Agustus 2020 silam bahwa harga jual vaksin adalah sekitar Rp440.000 untuk dua dosis. Namun harga jual pastinya sedang dihitung ulang oleh Biofarma.

Harga bahan baku vaksin yang didapat dari Sinovac adalah 8 dollar AS per dosis, namun bisa turun hingga 6 atau 7 dollar AS di tahun 2021 dengan pembelian bulk. Maka dengan kurs rupiah Rp14.670, harga bahan baku vaksin adalah Rp88.000 hingga Rp117.000 per dosis. Sehingga harga jual ada di angka sekitar Rp220.000 per dosis atau sekitar Rp440.000 untuk dua dosis. Namun atas pertimbangan lainnya harga mungkin berubah.

Untuk saat ini jalan keluar yang diusahakan atas krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 adalah vaksinasi masal. Kita berharap bahwa ini adalah jalan terbaik dan kehidupan bermasyarakat bisa segera menjadi sepenuhnya normal kembali.

Artikel Terkait