Saham

Jangan Buru-buru, Pertimbangkan Ini Sebelum Beli Saham

Sebelum Beli Saham

Ajaib.co.id – Mempelajari saham merupakan hal yang sangat penting jika kamu berencana melakukan pembelian saham. Dengan mempelajari seluk beluk saham, kamu tentunya akan memperoleh keuntungan maksimal atau peluang profit yang lebih menjanjikan, dibanding kamu tidak belajar saham sama sekali. Lalu, apa saja yang menjadi pertimbangan sebelum beli saham?

Sebelum beli saham, tentu kamu harus memiliki beberapa persiapan. Salah satu persiapan sebelum beli saham yang perlu kamu lakukan adalah dengan mempelajari kinerja saham yang akan kamu beli.

Sebagai pemula, tentunya membeli saham adalah suatu hal yang sangat memiliki risiko tertutama jika ilmu saham tidak kamu miliki. Maka dari itu ada beberapa cara yang bisa kamu persiapkan sebelum kamu beli saham. Ajaib merangkum beberapa pertimbangan yang bisa kamu lakukan sebelum beli saham.

Pertimbangan Sebelum Membeli Saham

1. Memahami investasi saham

Salah satu kesalahan yang terbesar dilakukan oleh investor pemula sebelum beli saham adalah tidak memahami apa itu investasi saham. Investor model ini cenderung ikut-ikutan orang lain karena iming-iming keuntungan yang besar tanpa memikirkan risiko ke depannya.

Ketika kamu berinvestasi saham, pengetahuan mengenai saham adalah hal yang paling penting dan wajib. Dengan mengetahui cara membaca saham, kamu tentunya akan lebih mudah saat memutuskan saham mana yang menjadi incaranmu.

Dengan memahami investasi saham, kamu bisa merancang strategi ke depannya. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah memilih dan melakukan jual beli saham.

Selain itu, kamu juga dituntut memiliki analisa yang mumpuni. Seperti kemampuan analisis fundamental dan analisis teknikal. Hal ini penting karena analisa yang tepat akan membawa kamu mendulang profit.

Dalam investasi saham kamu juga perlu bersikap rasional. Karena investasi saham merupakan investasi berisiko dengan volatilitas yang tinggi, maka seharusnya kamu bisa bersikap rasional dan tenang di kala harga saham mulai anjlok.

Berpikirlah soal peluang dan kesempatan, agar nilai saham kamu bisa menguntungkan di masa depan.

2. Mencoba reksa dana terlebih dulu

Pertimbangan sebelum beli saham, ada baiknya jika kamu lebih dahulu mencoba untuk investasi reksa dana. Di reksa dana, sudah ada manager investasi yang akan membantu kamu mengelola aset yang kamu tanamkan. 

Dengan begitu kamu tidak perlu khawatir dan harus terus memantau aset yang kamu miliki. Selain itu, reksa dana juga dijamin oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tentunya akan lebih aman.

Dalam menjalankan reksa dana kamu juga bisa memilih manajer investasi yang menurut kamu sesuai. Kamu juga bisa melihat koleksi-koleksi saham yang dimiliki manajer investasi tersebut.

3. Pilih Saham Blue Chip

Saham blue chip merupakan saham-saham milik perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar yang dijual di pasar modal. Jenis saham ini memang merupakan saham yang paling aman dan menjanjikan keuntungan yang besar. Selain itu, stabilitasnya juga baik dan menjanjikan.

Beberapa saham blue chip antara lain, Bank BCA (BBCA), Unilever (UNVR), Bank BRI (BBRI) dan banyak lagi. Saham-saham blue chip tersebut bisa dibeli oleh pemula dan layak untuk dipertimbangkan, terutama jika kamu baru saja belajar saham.

Saham blue chip cenderung memiliki fluktuasi yang kecil. Hanya saja untuk membeli saham blue chip kamu harus merogoh kantong lebih dalam, karena harganya sangat mahal.

4. Lakukan diversifikasi investasi

Sebagai satu dari instrumen investasi, membeli saham tentunya memiliki risiko yang bervariasi. Berinvestasi penuh di saham, hanya dianjurkan bagi investor yang sudah siap kehilangan uang.

High risk, high return, itulah hukum alam dari investasi saham. Sejalan dengan potensi imbal balik tinggi, ada juga risiko yang tinggi.

Melakukan diversifikasi adalah hal yang cukup penting mengingat kamu membutuhkan pos-pos tersendiri untuk memisahkan aset yang kamu miliki.

Jika kamu telah melakukan diversifikasi investasi tentunya ini akan meminimalisir risiko kerugian yang kamu alami.

Banyak investor baru yang sangat antusias, dan kemudian mempertaruhkan uangnya pada saham dengan penuh semangat. Tapi sebetulnya, mereka masih belum siap dengan risikonya.

Oleh karena itu, pada saat harga saham ternyata jatuh dan modal hilang, para investor baru mudah marah bahkan frustrasi, dan kapok berinvestasi lagi.

Misalkan saja jika harga saham mengalami kemerosotan, dengan adanya diversifikasi kamu masih bisa bertahan dan tidak kehilangan satu-satunya aset yang kamu miliki.

Selain itu, dana darurat juga penting sebagai salah satu divesrsifikasi investasi sehingga kamu bisa tetap menjalani kehidupan ketika kondisi mulai terpuruk.

5. Saham adalah investasi jangka panjang

Jika kamu terlalu khawatir dengan investasi kamu, maka pertimbangan sebelum beli saham kamu bisa melihat profil risiko kamu.

Jika kamu memiliki profil risiko yang agresif kamu bisa menempatkan investasi kamu pada investasi jangka panjang. Dengan begitu kamu tidak perlu berkali-kali khawatir bahwa dana kamu akan tergerus sentimen pasar.

Walaupun kebiasaan investor menginginkan return atau imbal hasil yang cepat, namun dengan investasi jangka panjang kamu akan lebih mudah untuk berpikir rasional mengenai investasi-investasi kecil yang kamu miliki.

Dalam investasi jangka panjang, kamu setidaknya butuh waktu 1 tahun sampai dengan 3 tahun untuk mendapatkan profit yang dijanjikan.

Investasi jangka panjang juga umumnya memiliki risiko yang kecil karena masa jatuh tempo yang lama. Berbeda dengan investasi saham yang harus terus dipantau setiap pergerakan angkanya selama perdagangannya.

Baca juga: Profil Risiko Investasi yang Wajib Diketahui Sebelum Memulai

6. Harga yang ditawarkan dibanding harga wajar

Sebelum membeli saham, kamu perlu melihat dan mengetahui berapa harga saham perusahaan tersebut. Harga tersebut kemudian disesuaikan dengan budget yang dimiliki. Namun, tidak hanya sampai di situ, kamu juga harus tau berapa harga wajar dari saham yang akan kamu beli tersebut.

Bisa jadi harga yang ditawarkan saat ini masih tergolong tinggi, atau bisa juga sedang ada diskon. Nah, untuk mengetahui berapa harga wajarnya kamu bisa melakukan perhitungan singkat dari nilai BVPS (Book Value Per Share).

7. Besarnya ‘market cap‘ emiten

Market cap atau kapitalisasi pasar adalah berapa besarnya uang yang harus dikeluarkan untuk membeli seluruh saham perusahaan. Tentunya, ketika sebuah perusahaan memiliki market cap besar, artinya semakin besar juga perusahaan tersebut.

Oleh karena itu, ada istilah saham-saham first liner, second liner, dan third liner. Biasanya perusahaan dengan market cap yang besar berada di deretan first liner atau disebut juga dengan saham bluechip.

8. Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan

Ketike membeli saham, tentu kamu berharap nilai saham perusahaan tersebut terus tumbuh bukan? Selain nilai yang bertumbuh dari capital gain, keuntungan juga bisa kamu dapatkan dengan dividen. Namun, tidak semua perusahaan membagikan dividen pada pemegang sahamnya.

Sehingga, kamu harus jeli dalam melihat perusahaan mana yang mampu memberikan dua keuntungan tersebut. Kamu bisa melihat juga laporan tahunan perusahaan untuk melihat kemampuan dalam menghasilkan keuntungan di setiap tahunnya.

9. Berapa persen utang perusahaan

Melihat berapa besaran utang yang dimiliki perusahaan juga sangat penting. Jangan sampai kamu membeli saham dari perusahaan yang memiliki utang besar. Bukannya untung, kamu justru akan was-was ketika menempatkan uangmu di emiten tersebut.

Cara mudahnya kamu bisa melihat dari nilai DER (Debt to Equity Ratio) sebuah saham. Misalnya perusahaan memiliki nilai DER 25 persen dengan modal perusahaan sebesar 100 juta. Maka, perusahaan tersebut memiliki utang sebesar 25 juta.

10. Prospek dalam beberapa tahun ke depan

Satu aspek yang tidak kalah penting dan perlu dipertimbangkan adalah dengan mengetahui bagaimana prospek perusahaan ke depannya. Kamu bisa melihat kemungkinan perusahaan berkembang dalam lima tahun, sepuluh tahun atau sesuai tujuan investasimu.

Dengan begitu kamu bisa menilai apakan perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan keuntungan atau tidak. Jangan memilih perusahaan yang kemungkinan akan habis cepat untuk investasi jangka panjang.

Itulah beberapa pertimbangan yang patut kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk membeli saham perusahaan. Pastikan juga kamu mengecek laporan keuangan untuk melihat kondisi perusahaan. Dengan begitu, kamu bisa menentukan strategi pembelian saham dengan lebih tepat.

Untuk berinvestasi saham, sekarang kamu bisa melakukannya dengan lebih mudah melalui aplikasi Ajaib. Dengan Ajaib, kamu bisa melakukan analisa saham sekaligus melakukan transaksi jual beli saham dalam satu aplikasi. Melalui Ajaib juga kamu bisa memulai investasi saham dari mana saja dan kapan saja dengan modal mulai dari Rp100 ribu.

Bukan hanya itu, sekarang Ajaib juga telah dilengkapi dengan layanan premium lewat Ajaib Prime. Di mana, dengan Ajaib Prime, kamu bisa dengan mudah mendapatkan layanan eksklusif mulai dari mengecek pergerakan harga saham terbaru, melakukan konsultasi portofolio dengan Relationship Manager profesional, promo spesial hanya untuk kamu, dan masih banyak lagi.

Jadi tunggu apalagi? Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai memiliki sahammu lewat Ajaib.

Artikel Terkait