Analisis Saham

Bedah Saham ASRM: Emiten Asuransi Ramayana

Ajaib.co.id – PT Asuransi Ramayana Tbk (kode saham ASRM) saat ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis asuransi kerugian saja. Pendapatan yang masuk lainnya berasal dari persewaan gedung kantor dari antar segmen sehingga pemasukan dari sewa gedung kantor dieliminasi.

Perusahaan telah berdiri sejak tahun 1956 dan memiliki kantor pusat dan kantor unit yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia seperti di Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Malang, Jember, Denpasar, Medan, Batam, dan lain sebagainya.

Pada tahun 1990 perusahaan melakukan penawaran saham perdananya di papan pengembangan bursa dengan kode saham ASRM. Dengan jumlah saham beredar sebanyak 304.283.840 lembar di harga Rp 1490, kapitalisasi saham ASRM adalah sebesar Rp 453,38 Miliar.

Berikut rincian para pemegang saham Asuransi Ramayana TBK (ASRM) dengan kepemilikan di atas 5% dari jumlah saham beredar per September 2022

Nama Pemegang SahamJumlah SahamModal DisetorPersentase
Syahril95.887.621 (Saham)47.943.810.500 (IDR)31,51%
Aloysius Winoto Doeriat58.322.108 (Saham)29.161.054.000 (IDR)19,17%
Public (each below 5%)52.049.664 (Saham)26.024.832.000 (IDR)17,11%
Wirastuti Puntaraksma35.445.904 (Saham)17.722.952.000 (IDR)11,65%
PT.Ragam Venturindo32.150.035 (Saham)16.075.017.500 (IDR)10,57%
Korean Reinsurance Company30.428.508 (Saham)15.214.254.000 (IDR)10,00%

Ulasan Laporan Keuangan Terakhir

Komponen2021 2020 2019
Pendapatan Premi 1,58 triliun1,32 triliun 1,17 triliun
Klaim neto 945,0 miliar734,7 miliar 610,8 miliar
Hasil Underwriting 308,13 miliar309,12 miliar 334,87 miliar
Hasil Investasi 27,48 miliar29,95 miliar 24,78 miliar
Pendapatan Usaha 335 miliar339 miliar 359,65 miliar
Laba Bersih 64,9 miliar65,5 miliar 62,8 miliar

Adapun pendapatan premi per FY 2021 adalah sebesar Rp1,58 triliun, naik dari sebelumnya Rp1,32 triliun di tahun 2020. Setelah dikurangi beban underwriting dan premi reasuransi, hasil underwriting yang didapat adalah sebesar Rp308,13 miliar, turun dari sebelumnya Rp309,13 miliar per tahun 2020.

Yang menarik adalah Premi Bruto emiten sama besar dengan pendapatan premi, hal ini menandakan bahwa tidak ada masalah dalam hal penagihan pembayaran premi sehingga tidak ada tutup polis.

Biasanya Premi bruto umumnya selalu lebih besar dari nilai pendapatan premi karena perhitungan Premi Bruto adalah dengan memasukkan keuntungan dari penutupan polis diakibatkan nasabah telat membayar premi, atau lain sebagainya.

Selain itu pendapatan juga datang dari kegiatan investasi yang menghasilkan hasil investasi sebesar Rp27,48 miliar. Dengan demikian per tahun 2021, pendapatan usaha emiten mencapai Rp335 miliar. Sedikit lebih rendah dibandingkan sebelumnya di tahun 2020 yakni Rp339 miliar.

Adapun laba bersih yang berhasil dicatatkan adalah Rp64,9 miliar. Menurun jika dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 65,5 miliar.

Tercatat ASRM memiliki rasio utang per ekuitas (DER) sebesar 201%, batas maksimal yang dianjurkan adalah 100% saja. Lebih dari itu maka emiten dikhawatirkan mengalami masalah pada kesehatan keuangannya. Nasabah juga patut cemas karena rasio RBC saham ASRM berada di bawah yang dianjurkan.

Rasio RBC dalam hal ini diperoleh dengan membagi aset yang diperkenankan dikurangi dengan seluruh kewajiban alias ekuitas dengan premi neto yang merupakan jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul.

Hal ini tunduk pada pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003 tentang kesehatan Perusahaan Asuransi dan perusahaan Reasuransi. RBC dari ASRM adalah sebesar 38,01%, jauh di bawah batas minimum yang dianjurkan pemerintah yakni 120%.

Rasio solvabilitas ini akan mengukur seberapa besar kemampuan keuangan perusahaan asuransi kerugian dalam mendukung kewajiban yang mungkin timbul dari penutupan risiko yang telah dilakukan.

Singkat kata rasio ini mengukur seberapa kuat perusahaan asuransi menghindari gagal bayar klaim nasabah. Semakin besar rasio ini semakin baik, yang dianjurkan pemerintah adalah minimal 120%.

Riwayat Kinerja

1. Pendapatan Premi

TahunPendapatan Premi Laba BersihNPM
2017 983,46 miliar60,92 miliar 6,19%
2018 1,13 triliun 76,59 miliar 6,77%
2019 1,17 triliun 62,86 miliar 5,34%
2020 1,32 triliun 65,54 miliar 4,95%
20211,58 triliun64,9 miliar

Premi yang berhasil didapat emiten saham ASRM setiap tahunnya meningkat dari Rp983 miliar di 2017 dan akhirnya menjadi Rp 1,32 triliun di 2020. Sayangnya laba bersih tidak dalam tren naik, berkisar di angka 60-70-an miliar naik-turun tidak stabil dari tahun ke tahun. Marjin laba bersih yang diperoleh juga tergolong minim yaitu sebesar 4-6% saja setiap tahunnya.  

Berikut rasio keuntungan per kegiatan usaha yang dapat disampaikan;

TahunUnderwriting Investasi Pendapatan Usaha
2017 767,17 miliar 47,57 miliar 814,75 miliar
2018 971,23 miliar 40,72 miliar 1,01 triliun
2019 334,87 miliar 24,78 miliar 359,65 miliar
2020 309,12 miliar 29,95 miliar 339 miliar
2021308,13 miliar29,95 miliar 335 miliar

Boleh dikatakan emiten sedang berada dalam krisis underwriting karena hasil underwriting yang terus menurun setiap tahunnya. Kegiatan underwriting adalah pencarian nasabah sambil menyeleksi kelayakan nasabah untuk mengikuti program asuransi. Hasil underwriting emiten berangsur-angsur turun terus hingga hanya Rp308,13 miliar saja di tahun 2021.

Hal ini tidak sejalan dengan pendapatan premi yang terus meningkat. Berarti masalah ada pada pengelolaan beban underwriting yang terus membesar melebihi pertumbuhan premi yang masuk.

Dari sisi investasi juga tidak banyak membantu karena bernilai kecil saja, itu pun terus mengecil. Alhasil pendapatan usaha yang terdiri dari kegiatan underwriting dan investasi nilai terus menurun.

Berikut rasio kegiatan usaha yang dapat disampaikan:

Investment Yield Underwriting Ratio
2017 11,92% 78,01%
2018 10,05% 85,87%
2019 6,40% 7,40%
2020 7,86% 9,69%

Investment yield adalah hasil investasi dibandingkan dengan jumlah investasi sedangkan rasio underwriting adalah rasio yang membandingkan hasil underwriting dengan pendapatan premi.

Kedua kegiatan utama emiten ini nampaknya mengalami masalah sejak tahun 2019 karena beban-beban yang timbul mendadak membesar dan ksehatan keuangan emiten:

Loss Ratio RBC DER
2017 36,85% 45,42% 298,13%
2018 34,65% 43,32% 264,23%
2019 41,84% 37,26% 249,21%
2020 48,76% 38,01% 201,39%

2. Loss Ratio/Rasio Kerugian

Rasio kerugian adalah rasio yang membagi klaim yang terjadi dengan pendapatan premi. Rasio ini akan memperlihatkan kepiawaian perusahaan asuransi dalam proses seleksi nasabah.

Jika kamu belum tahu, tidak semua orang yang mau berasuransi bisa masuk ke dalam kategori layak asuransi tergantung dari usia, pekerjaan, riwayat kesehatan dan lainnya.

Dengan melakukan reasuransi emiten dapat memperkecil nilai klaim yang mesti ditanggungnya sendiri. Reasuransi emiten saham ASRM sendiri nilainya kecil, tidak banyak membantu emiten dalam menanggung jumlah klaim yang terjadi.

Adapun Rasio Kerugian emiten berada di atas 20% yang merupakan ambang yang ditetapkan.

Rasio kerugian emiten ada di kisaran 30-40an persen setiap tahunnya. Menandakan adanya seleksi  nasabah yang longgar, seleksi nasabah yang tidak semestinya menyebabkan banyak terjadi klaim dan mengakibatkan rasio kerugian membengkak.

3. RBC

Hal ini diperparah  dengan kecilnya rasio RBC di bawah batas minimal yang dianjurkan. Adapun batas minimal yang dianjurkan adalah sebesar 120%, sedangkan RBC dari ASRM hanya sekitar 30-an sampai 40-an persen setiap tahunnya.

Rasio ini menghitung seberapa kuat perusahaan asuransi dalam menanggung risiko klaim yang terjadi. Semakin kecil maka semakin rawan emiten dalam memenuhi kewajibannya dan menghindari gagal bayar klaim.

4. Rasio Utang per Ekuitas (DER)

Rasio DER mengukur kemampuan emiten dalam memenuhi kewajibannya membayar utang. Adapun DER emiten kini sebesar 201%, sedangkan batas maksimal yang dianjurkan adalah sebesar 100% saja. Namun ada yang menarik yakni tren turun yang diperlihatkan emiten dalam memenuhi kewajibannya.

Setiap tahunnya rasio DER emiten ternyata berangsur-angsur membaik dari semula 298% di tahun 2017 menjadi 264% di 2018. Tak berhenti sampai di sana di tahun 2019 rasio DER turun kembali menjadi 249% dan terus menguat ke 201% di tahun 2020. Jika tren ini terus berlanjut maka bukan tidak mungkin suatu saat rasio DER emiten akan berada di bawah 100%.  

Riwayat Pembagian Dividen ASRM

Dividen menjadi salah satu keuntungan dalam berinvestasi saham. Di mana, setiap investor berharap setiap tahunnya pasti mendapatkan dividen. Nah, di bawah ini adalah riwayat pembagian dividen saham ASRM.

TahunBonus SahamDividen TunaiJenis
202155,00 (IDR)Final
202046,00 (IDR)Final
201910 : 3(IDR)Bonus
201885,00 (IDR)Final
201811 : 1(IDR)Share
2017100,00 (IDR)Final
201595,00 (IDR)Final
201485,00 (IDR)Final
201355,00 (IDR)Final
201255,00 (IDR)Final

Harga Saham ASRM

Sebelum berinvestasi, tentu kamu harus mengetahui dulu harga saham yang ingin kamu beli. Dengan mengetahui harga saham dan riwayatnya inilah kamu bisa melakukan analisis saham ASRM lebih tepat.

TanggalTerakhirPembukaanTertinggiTerendahVol.Perubahan%
01/12/20221.6401.6401.6401.6001,50K+2.50%
01/11/20221.6001.5801.6751.56525,60K-3.32%
01/10/20221.6551.5851.7201.51058,70K+7.82%
01/09/20221.5351.5701.6501.49539,60K-1.92%
01/08/20221.5651.6451.6751.50574,80K-5.15%
01/07/20221.6501.5701.6501.49027,40K+5.10%
01/06/20221.5701.5701.6301.500117,50K-0.32%
01/05/20221.5751.5651.7551.52540,80K-1.56%
01/04/20221.6001.5851.6451.55015,40K+0.31%
01/03/20221.5951.5451.6001.49040,90K+1.92%
01/02/20221.5651.6101.6151.49062,50K-5.44%
01/01/20221.6551.6501.6951.54545,90K-2.36%

ASRM adalah perusahan asuransi yang sumber pendapatannya hanya dari asuransi kerugian saja. Nilai pendapatan premi setiap tahun terus meningkat namun sejak tahun 2019 beban underwriting juga meningkat dan menyisakan marjin underwriting yang lebih rendah daripada tahun-tahun sebelumnya.

Rasio DER emiten berada di atas batas maksimal yang dianjurkan, namun berada dalam tren turun yang mana apabila terus berlanjut maka suatu hari bisa berada di level yang sehat. Rasio RBC emiten stabil di angka yang mengkhawatirkan. Emiten dikhawatirkan akan mengalami gagal bayar klaim karena angka RBC berada jauh di bawah batas minimal yang dianjurkan.

Emiten sebagai perusahaan asuransi berpengalaman yang sudah berdiri sejak 1956 memang telah tersohor dalam asuransi kerugian, itulah sebabnya pendapatan premi emiten terus meningkat padahal kegiatan marketing menurun.

Saran kepada emiten adalah untuk memperbesar reasuransi dan memperketat proses seleksi nasabah agar klaim yang terjadi bisa ditekan nilainya. Dan dengan reasuransi yang lebih besar tentu akan sangat membantu emiten dalam memenuhi kewajibannya dalam membayar klaim.

Untuk kamu yang ingin jual beli saham ASRM atau saham lainnya, sekarang kamu bisa melakukannya dengan mudah melalui aplikasi Ajaib milik Ajaib Sekuritas. Di sini, kamu bisa memulai investasi saham dengan modal yang terjangkau yaitu Rp100 ribu dan bisa dilakukan secara online. Selain itu, kamu juga tidak perlu khawatir masalah keamanan, karena Ajaib telah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan.

Cara beli saham ASRM di Ajaib pun mudah. Kamu hanya perlu mencari saham ASRM atau saham lainnya yang ingin kamu beli lewat aplikasi Ajaib. Kemudian tentukan jumlah lembar saham yang ingin kamu beli. Jika sudah, maka kamu hanya perlu melakukan transaksi pembelian dengan melakukan transfer ke Rekening Saham kamu di Ajaib.

Pastikan juga, sebelum melakukan transaksi jual beli saham, lakukan terlebih dulu analisis saham untuk mengurangi risiko investasi sekaligus menghasilkan profit lebih tinggi. Namun, jika kamu belum berani untuk membeli saham dan melakukan transaksi saham, kamu bisa memulai investasi dengan risiko rendah lewat produk instrumen investasi reksa dana di Ajaib. Untuk berinvestasi reksa dana, kamu tidak perlu melakukan analisis mendalam, karena ada manajer investasi yang akan membantu kamu mengolah dana investasi kamu.

Jika kamu memiliki dana investasi yang cukup besar, minimal Rp2 M, kamu juga bisa bergabung ke dalam layanan Ajaib Prime. Dengan layanan ini, kamu bisa mendapatkan layanan eksklusif mulai dari konsultasi portofolio, promo eksklusif, laporan lengkap, dan masih banyak lagi.

Artikel Terkait