Analisis Saham, Saham

Tertarik Mengoleksi Saham DEWA, Begini Analisanya di 2023

Tertarik Mengoleksi Saham DEWA, Begini Analisanya di 2023

Ajaib.co.id – PT Darma Henwa Tbk (DEWA) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan umum. Perusahaan dengan kode saham DEWA ini memulai bisnis secara komersial di tahun 1996 yang memiliki kegiatan usaha berupa pelayanan jasa pemeliharaan dan perawatan peralatan pertambangan.

DEWA juga memiliki beberapa proyek pertambangan salah satunya adalah proyek batu bara di Binungan Timur. 

Mayoritas saham DEWA saat ini dipegang oleh Goldwave Capital Limited (qq. Zurich Assets International Ltd.) dengan jumlah 17,46% kepemilikan. Kemudian Zurich Assets International Ltd dengan 11,50% dan 71,04% dimiliki oleh public.

Saham DEWA sendiri pertama kali diperdagangkan secara publik melalui bursa saham pada tahun 2007 dengan harga penawaran sebesar Rp335 per lembar saham.

Harga saham DEWA pernah berada di level terendah yaitu Rp50 per saham dan per 27 Juni 2023 ini, saham berada di level Rp52 per lembar saham. Secara harga, saham DEWA tentu bukan menjadi rekomendasi untuk dikoleksi oleh para investor karena memang kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Lalu, apakah sahamnya masih layak untuk dikoleksi?

Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis apa yang akan dilakukan ke depannya melalui bedah kinerja saham DEWA berikut ini.

Rugi 263,1 M di Tahun 2022, Bagaimana Kinerja Saham DEWA?

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan hingga akhir tahun 2022, perseroan mencatatkan kerugian hingga 263,1 miliar. Menurun jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2021, di mana perseroan masih berhasil mencetak keuntungan sebesar 15,5 miliar. Dengan demikian, rugi bersih per saham setara dengan Rp12.01 per lembar.

Dilansir dari CNBC Indonesia, harga saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) kembali jatuh ke gocap. Pada penutupan perdagangan, 27 Juni 2023, saham DEWA mendarat di Rp52. Dengan saham beredar 21,85 miliar lembar dan market cap di Rp1,14 triliun.

Harga saham DEWA terbilang murah dengan PBV 0,31, namun harganya selalu betah berada di area Rp 50-Rp60. Hal ini dikarenakan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) masih terus membukukan rugi sejak kuartal I hingga III 2022.

Jika dilihat berdasarkan kinerja keuangan dalam 4 tahun terakhir, DEWA terus mencatatkan pertumbuhan yang cukup konsisten setiap tahunnya. Namun di tahun 2022 saham DEWA mencatatkan kerugian besar.

Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam juta USD):

Laporan Laba Rugi2022202120202019
Penjualan bersih406,82322,74303,2344,65
Biaya pendapatan406,27287,92295,73323,93
Laba kotor0,55834,827,4620,72
Laba bersih-16,731,091,643,77
Total aset547,97563,5550,64549,52
Total liabilitas293,86292,64281,43315,4
Total ekuitas254,11270,85269,21234,12

Melalui data ini, bisa diketahui bahwa secara penjualan DEWA memang konsisten naik setiap tahunnya. Begitu juga dengan raihan laba yang meningkat setiap tahunnya, namun harus turun di tahun 2022.

Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2022 melalui informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:

Rasio2022
BV181.9
PBV0.31
GPM0.87%
ROE-4.45%
ROA-2%
DER122.33%
CR17.67%

Pada rasio keuangan DEWA, bisa dilihat bahwa DEWA termasuk saham yang murah dengan PBV di bawah 1 di mana harga saham per Selasa, 27 Juni 2023 berada di level Rp52, sedangkan harga wajarnya (BV) berada di Rp181.

Secara Gross Profit Margin (GPM) berada di angka 0,87%. Hal ini bisa dibilang terlalu kecil untuk margin perusahaan kontraktor pertambangan. Berarti selisih antara pendapatan dengan beban pokok langsung hanya untung di bawah 1%.

Jika melihat dari Return on Equity (ROE) pun saham ini cukup buruk, DEWA memiliki ROE minus di angka minus (-) 4,45%. Artinya, kemampuan mengelola modal untuk menghasilkan laba sangat buruk. ROE minus artinya perusahaan tidak mampu menghasilkan profit sesuai ekspektasi.

Lalu terlihat minus juga terjadi di Return on Asset (ROA) DEWA di angka minus (-)2% yang artinya kemampuan mengelola aset untuk menghasilkan laba juga cukup buruk. ROA minus menunjukkan total aktiva yang dipergunakan memberikan kerugian.

DER (debt to equity ratio) DEWA juga nampak kurang baik berada di angka 122,33%, angka ini berada di atas rata-rata DER sehat di 100%. Di mana, DER yang terlalu tinggi memiliki dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat utang yang semakin tinggi menandakan beban bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi keuntungan. Sehingga makin besar utang (DER) cenderung menurunkan harga saham.

CR DEWA pun kurang baik likuiditasnya berada di angka 17,67%, yang menandakan perusahaan tidak memiliki kas yang cukup baik untuk melunasi utang jangka pendeknya.

Melihat Prospek Bisnis DEWA ke Depannya Sehingga Sahamnya Layak untuk Dikoleksi?

Dilansir dari CNBC Indonesia, pada perdagangan Februari 2023,, harga batu kontrak Maret di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 196 per ton. Harganya menguat 0,77% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Kendati menguat tipis, harga batu bara masih bergerak di bawah level US$ 200 atau terendah dalam 13 bulan terakhir

Penurunan harga batu bara ini tidak hanya berimbas kepada produsen batu bara tetapi juga kontraktor pertambangan batu bara seperti DEWA. Jika harga batu bara terus melandai dan permintaan batu bara menurun, maka akan mengurangi pendapatan dari DEWA atas jasa kontraktor pertambangan batu bara.

Namun batubara masih cukup prospektif di tahun 2023. Permintaan memang diperkirakan turun, namun harga batubara masih terlampau tinggi dibandingkan rata-rata normalnya di kisaran US$ 90-120 per ton. 

Prospek pasar baru bara pada 2023 diproyeksikan masih cerah mengingat kuatnya permintaan dari Tiongkok dan India. Merujuk S&P Global Commodity Insight, kedua negara ini kemungkinan akan meningkatkan produksi batu bara domestik pada tahun ini.

Dari meningkatnya produksi dan permintaan ini pastinya akan berpengaruh pada kinerja DEWA sebagai kontraktor pertambangan batu bara.

DEWA berupaya ekspansi sebagai kontraktor non batu bara. DEWA juga pernah memiliki proyek jasa penambangan emas dan pengolahan bijih di Garut, Jawa Barat masih terus berjalan.

DEWA juga mengawal proyek penambangan emas dan tembaga di Tombulilato, Blok Sungai Mek, Gorontalo. Di sana, DEWA mengerjakan pembangunan jalan, penambangan, dan reklamasi.

Melihat koreksi masih terjadi pada harga batu bara dan permintaan batu bara belum meningkat. Lebih baik menunggu permintaan kembali naik terhadap batu bara terutama permintaan dari China dan India. Selain menunggu kepastian hasil kuartal IV dari PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dengan hasil masih merugi atau sudah berhasil menghasilkan laba.

Sehingga rekomendasi saham DEWA saat ini belum layak beli. Namun kembali keputusan berada di tangan investor.

Beli Saham DEWA & Saham Lainnya di Ajaib

Apapun keputusan kamu, beli saham DEWA maupun saham lainnya, pastikan kamu membeli saham lewat aplikasi Ajaib. Di Ajaib, kamu bisa memilih berbagai jenis emiten saham di seluruh bisnis industri. Lewat Ajaib, kamu bisa membeli saham hanya dengan modal mulai Rp100 ribu yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Ajaib menghadirkan berbagai fitur menarik yang cocok digunakan untuk investor pemula maupun profesional. Semua fitur ini akan memberikan pengalaman investasi yang lebih baik, cepat, dan handal. Semua fitur ini dapat kamu simak di website Ajaib dan semua akun media sosial Ajaib Sekuritas.

Yuk, langsung coba fitur menarik dari Ajaib sekarang juga! Jangan lupa untuk membagikan pengalaman investasi kamu bersama Ajaib di Social media dan tag @ajaib_investasi untuk mendapatkan hadiah.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait