Ajaib.co.id – Gaya hidup childfree kini menjadi salah satu gaya hidup yang berkembang di kalangan pasangan muda. Lantas, apa yang mendorong pasangan muda saat ini memilih childfree?
Sebelum membahas lebih jauh tentang istilah gaya hidup satu ini yang sedang tren di masyarakat. Apakah kamu pernah mendengar istilah ini sebelumnya? Bagi masyarakat Indonesia, istilah childfree bukanlah suatu hal yang familiar di kehidupan pasangan muda milenial.
Lantaran, masyarakat Indonesia beranggapan bahwa bila suatu pasangan tidak punya keturunan maka kebahagiaan mereka belum sempurna. Karena bagi sebagian besar pasangan di Indonesia, mereka mayoritas ingin punya anak karena berbagai alasan, misalnya agar bisa merawat orang tua saat di masa senja hingga melanjutkan keturunan.
Jika itu adalah tujuan dari banyak pasangan di luar sana setelah memutuskan akan menikah. Lalu, bagaimana pandangan dari pasangan yang sudah menikah namun tidak mau punya anak? Padahal, seperti diketahui banyak kasus perceraian yang terjadi disebabkan karena mereka tidak punya anak selama masa pernikahan.
Childfree Adalah Keputusan Sulit yang Disebabkan Karena Berbagai Alasan
Gaya hidup childfree akhir-akhir ini menjadi sorotan warga +62 di dunia maya. Setelah salah satu Youtuber bernama Gita Savitri memutuskan menikah namun tidak mau punya anak bersama pasangannya.
Lantas, apa alasan yang mendorong sebuah pasangan tidak ingin punya anak? Yuk, kita simak alasannya berikut:
1. Faktor Finansial
Keputusan pasangan untuk tidak mau punya anak bisa disebabkan oleh faktor finansial. Lantaran, ketika pasangan punya anak, tentunya ada tambahan biaya pengeluaran yang perlu dialokasikan untuk anak tersebut, mulai dari susu, popok, biaya sekolah, dan lain sebagainya.
Hal ini tentunya menjadi pertimbangan tersendiri bagi suatu pasangan untuk memutuskan ingin punya anak atau tidak. Dari besarnya biaya anak tersebut, biaya terbesar yang perlu dikeluarkan oleh suatu pasangan adalah biaya kelahiran dan biaya pendidikan.
Perlu diketahui, biaya pendidikan anak setiap tahun akan terus mengalami kenaikan akibat inflasi. Di mana, biaya pendidikan untuk membesarkan anak hingga usia 22 tahun bisa mencapai lebih dari Rp400 juta.
Besaran biaya inilah yang mungkin menjadi pertimbangan bagi banyak pasangan di luar sana untuk tidak ingin punya anak.
2. Mengejar Karier
Pasangan perempuan yang lebih memilih sebagai wanita karier umumnya tidak ingin punya anak karena masih ada banyak hal yang ingin dikejar dalam pekerjaannya. Misalnya prestasi, jabatan, dan lain sebagainya.
Sehingga, hal ini tentunya akan menjadi pertimbangan bagi seorang perempuan untuk tidak punya anak. Karena khawatir bahwa fokusnya dalam mengejar prestasi atau jabatan di sebuah perusahaan teralihkan dengan hadirnya anak dalam kehidupannya,
3. Mental yang Belum Siap
Faktor mental yang belum siap bisa disebabkan karena umur dari pasangan perempuan masih terlalu muda. Sehingga, pasangan perempuan belum mau memikirkan untuk punya anak dalam waktu dekat.
Namun, ketika sudah mencapai usia yang tergolong matang misalnya 25 tahun. Cara pandang tersebut akan mulai berubah seiring berjalannya waktu karena sudah mencapai kedewasaan secara mental dan psikis.
4. Khawatir Tidak Bisa Menjadi Ibu yang Baik
Kekhawatiran yang besar bahwa seorang perempuan tidak bisa menjadi ibu yang baik adalah penyebab pasangan memilih childfree saat ini. Lantaran, orang tua akan menjadi buah bibir di masyarakat jika mereka gagal dalam mendidik anak secara baik.
Perasaan khawatir ini membuat banyak perempuan tidak ingin punya anak, karena takut mengalami tekanan secara mental dan psikis jika dianggap sebagai orang tua yang tidak baik di masyarakat lantaran salah dalam mendidik anak.
Keempat alasan ini menjadi biang kerok dari banyaknya pasangan yang memilih childfree saat ini. Di luar pro dan kontra yang ada di masyarakat terkait pilihan untuk childfree bagi sebuah pasangan. Alangkah baiknya, pilihan childfree dipertimbangkan secara matang-matang dengan berdiskusi terlebih dahulu dengan pasangan, bahkan keluarga besar dengan melibatkan orang tua masing-masing pasangan.
Jika belum mendapatkan solusi dari masalah tersebut, kamu bersama pasangan bisa mengunjungi psikolog untuk nantinya dapat diberikan saran terbaik dari masalah yang sedang kamu hadapi.
Upaya dari Berbagai Negara Agar Tidak Banyak Pasangan Memilih Childfree
Finlandia
Faktor finansial adalah salah satu hal yang menjadi hambatan bagi sebuah pasangan untuk punya anak. Di finlandia, kamu tidak perlu khawatir dengan mahalnya biaya kelahiran dan biaya mengurus anak.
Lantaran di kota Lestijarvi, Finlandia, negara ini akan membayar warganya untuk setiap bayi yang dilahirkan. Warga yang melahirkan berhak memperoleh bantuan sebesar Rp155,5 juta yang akan dibayarkan dalam waktu 10 tahun.
Ini adalah upaya dari Finlandia untuk meningkatkan angka kelahiran di kota tersebut. Bahkan, banyak warga di kota tersebut yang mulai merencanakan untuk memiliki anak kedua dalam waktu dekat. Kebijakan ini juga turut menurunkan kasus pasangan yang memilih childfree.
Singapura
Biaya hidup di negara ini termasuk tinggi sehingga tak heran bila banyak pasangan di sana enggan untuk punya anak. Di negara ini, orang tua yang melahirkan anak akan diberikan tunjangan sebesar Rp108 juta untuk meringankan biaya di tengah pandemi dan ancaman PHK di negara tersebut.
Selain kedua negara tersebut, masih ada beberapa negara lainnya yang diketahui memberikan tunjangan bagi keluarga yang akan melahirkan anak. Misalnya Estonia dan Rusia, insentif bayi ini bertujuan untuk meringankan biaya anak yang mahal dan meningkatkan keinginan sebuah pasangan untuk punya anak.
Walaupun begitu, pemberian insentif ini bisa saja gagal jika tidak didukung dengan fasilitas yang memadai bagi seorang perempuan. Misalnya pemberian cuti melahirkan yang banyak dan tempat penitipan anak secara gratis.