Jadi Trader Handal, Saham

The Turtle Ways, Tips Sukses Trading ala Richard Dennis

The Turtle Ways, Tips Sukses Trading ala Richard Dennis

Ajaib.co.id – Banyak dari kita yang sering mendengar atau bahkan sudah mengadopsi kepercayaan bahwa value investing adalah satu-satunya cara yang terbukti memberikan hasil di pasar modal. Idola yang dijadikan acuan adalah para value investor yang sudah terkenal seperti Warren Buffet, Ben Graham, P. Fisher dan investor lokal Lo Kheng Hong

Sedangkan idola dari latar belakang trading, yakni Jesse Livermoore, dianggap kurang dapat dicontoh karena berakhir bunuh diri setelah terjebak dalam perdagangan yang merugikan. Padahal ada banyak trik trading bagus yang bisa diadopsi dari keberhasilannya setelah lolos krisis Great Depression di Amerika. Nah, sebenarnya ada lagi sosok inspirasional yang berhasil dengan baik dari trading yakni Richard Dennis. 

Richard Dennis telah membuktikan bahwa keterampilan trading bukanlah faktor bakat, namun lebih kepada gabungan keterampilan yang terus diasah dipadukan dengan pembelajaran yang baik dan disiplin kepada trading plan yang dibuat.

Latar Belakang Sang Trader Legendaris 

Richard Dennis yang hidup di tahun 1970-an telah menunjukkan minatnya yang besar pada trading sejak usia belia dan mulai aktif trading sejak lepas sekolah menengah atas.

Kesuksesannya dikenal luas setelah ia berhasil mengembangkan modalnya dari US$ 5,000 menjadi lebih dari $100 juta di awal tahun 1980-an. Dennis diketahui melakukan trading segala jenis aset keuangan termasuk saham, komoditas, mata uang, dan obligasi pemerintah. 

Kemudian seorang ahli matematika, William Eckhardt, yang juga adalah temannya melakukan perhitungan peluang matematis pada aktivitas trading Dennis. Ia berkesimpulan bahwa Dennis bisa begitu berhasil dalam trading karena memiliki bakat khusus yang memungkinkannya meraup keuntungan terus-menerus.

Namun Dennis bersikeras bahwa kesuksesannya dapat dipelajari dan semua orang yang memiliki disiplin dan mendapat pengajaran yang baik akan bisa berhasil seperti yang ia lakukan. 

Oleh karenanya Dennis dan Eckhardt mengadakan sebuah eksperimen pada sekelompok trader yang ia beri nama The Turtle. 

The Turtle, Calon Trader yang Direkrut oleh Dennis

Dalam kunjungannya ke Singapura, Dennis mengamati sebuah peternakan kura-kura yang cepat menghasilkan dan efisien. The Turtles adalah sebutan Dennis untuk para calon trader yang akan ia rekrut untuk ia ajari sendiri.

Pelatihan para kura-kura ini akan diadakan selama dua minggu dan dapat diulang-ulang. Ia berharap para Turtle dapat bisa bertumbuh secepat dan seefisien kura-kura di peternakan yang ia kunjungi.

Jadi di tahun 1983, Richard Dennis dan William Eckhardt mengadakan eksperimen untuk membuktikan bahwa siapa pun bisa diajari trading asalkan materi pengajarannya baik dan pesertanya disiplin. 

Dennis kemudian memasang iklan di The Wall Street Journal untuk menemukan beberapa orang yang dianggap cocok untuk menjadi murid Dennis, sang master yang diakui secara luas di industri trading di Amerika tahun 1980-an. 

Masing-masing orang yang berhasil diangkat menjadi muridnya akan mendapat pelatihan dari Dennis dan modal trading dari kantong Dennis sendiri sebesar US$ 1,000,000 atau setara Rp 14,45 miliar saat ini. Alhasil ribuan orang melamar pada saat itu namun hanya 14 trader saja yang berhasil melewati seleksi program “The Turtle” nya Dennis. 

Cara seleksi trader ala Dennis cukup mudah, Dennis ingin mereka yang mengikuti programnya telah mencari tahu sedikit mengenai apa itu trading. Ia tidak ingin yang menjadi muridnya benar-benar berkepala kosong, dan calon pelamar diharuskan menentukan mana yang benar dari beberapa pernyataan seperti di bawah ini:

  1. Trading akan menghasilkan banyak uang ketika seseorang bisa membeli saham di posisi terendah (bottom fish) di ujung downtrend.
  2. Memperhatikan running trade harga aset tidaklah membantu.
  3. Pendapat orang lain tentang pasar adalah baik untuk diikuti.
  4. Jika seseorang memiliki modal $10,000 untuk dipertaruhkan maka stop loss adalah $2,500 di setiap transaksi perdagangan.
  5. Sejak awal seseorang harus tahu persis di mana harus melakukan cut loss jika terjadi kerugian.

Sebagai catatan, menurut metode The Turtle, nomor 1 dan 3 salah; sedangkan nomor 2, 4, dan 5 adalah benar. Mana saja yang kamu pilih barusan? 

Selanjutnya, dari ribuan pelamar hanya ada 14 orang yang lolos seleksi di atas dan bisa mendapat pelatihan dari Dennis di tahun 1983. Mereka datang dari latar belakang yang berbeda-beda, ada pianis, pelaut, lulusan MBA Harvard, dan lain sebagainya dan mereka semua belum pernah trading sebelumnya. 

Hasil Eksperimen

Eksperimen The Turtle membuahkan kesuksesan yang luar biasa. Dennis juga melakukan beberapa kali perekrutan The Turtle di tahun-tahun berikutnya. Russel Sands, sebagai mantan The Turtle binaan Dennis mengakumulasi keuntungan dua kelas The Turtle yang dilatih secara pribadi oleh Dennis dan mereka telah menghasilkan lebih dari US$175 juta hanya dalam waktu lima tahun saja.

Sebagian besar alumni kelas The Turtle kemudian melanjutkan karirnya sebagai trader institusi di bank-bank Merger & Acquisition di Amerika dan memperoleh pengakuan besar. 

Tips Trading ala The Turtle

Pada umumnya trading ala The Turtle adalah pembelian saham atau kontrak berjangka yang harganya telah breakout. Penjualan dilakukan di retracement fibonacci atau ketika harga menunjukkan downtrend. Dengan kata lain The Turtle adalah Trend Follower, semboyan mereka yang masih menggema hingga saat ini adalah “Trend is Your Friend”. 

Dalam “The Complete TurtleTrader: The Legend, the Lessons, the Results” (2007), penulis Michael Covel memberikan beberapa bocoran mengenai strategi The Turtle:

  • Lihatlah apa yang terjadi pada harga daripada mengandalkan informasi dari televisi atau surat kabar ketika membuat keputusan trading.
  • Market yang berbeda memiliki sinyal jual dan beli yang juga unik, jadilah fleksibel dalam mengatur parameter untuk sinyal beli dan jual di market yang berbeda. Uji parameter yang berbeda untuk pasar yang berbeda untuk mengetahui apa yang terbaik dari perspektif pribadimu.
  • Sebelum trading, miliki trading plan yang berisikan rencana masuk dan keluar posisi di harga tertentu. Ketahui di area harga berapa harus mengambil untung dan kapan harus melakukan cut loss.
  • Gunakan indikator Average True Range (ATR) untuk menghitung volatilitas dan gunakan ini untuk mengubah besaran lot trading. Jika volatilitas tinggi, misalnya seperti market emas, maka kurangi jumlah lot yang akan di-trading-kan. Sebaliknya di market yang volatilitasnya rendah seperti misalnya obligasi, maka jumlah lot bisa dperbesar.
  • Jangan pernah mengambil risiko cut loss lebih dari 2% dari jumlah modal dalam satu kali trading.
  • Ketika harga menembus ke atas Moving Average 40 maka itu memberikan sinyal entri beli. Sedangkan sinyal exit jual adalah di bawah Moving Average 20. 
  • Withdraw keuntungan dianjurkan untuk rutin dilakukan. 

Parameter sinyal yang sebenarnya digunakan oleh Dennis dirahasiakan selama bertahun-tahun, dan sekarang dilindungi oleh berbagai hak cipta. 

Masihkah Strategi Ini Berhasil?

Jaman berubah, begitupun dengan kondisi pasar yang selalu berubah, banyak orang mempertanyakan apakah gaya trading The Turtle masih bisa berhasil di kondisi pasar saat ini.

Russel Sands, sang mantan The Turtle telah menyaksikan tanpa keraguan bahwa pemula masih bisa sukses di awal tahun 2007 dengan prinsip The Turtle. Sistem tersebut menghasilkan cukup baik, dengan modal US$10,000 di awal tahun 2007, di akhir tahun dengan sistem The Turtle akun tersebut tumbuh menjadi US$25.000.

Bagaimana dengan saat ini di tahun 2023? Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu mau mencoba teknik The Turtle dan memberikan kesaksian?

Kelemahan Sistem The Turtle

Penarikan harus diharapkan dengan sistem perdagangan apa pun, tetapi mereka cenderung sangat dalam dengan strategi mengikuti tren.

Begitu teknik trading ini sukses diberitakan, ada satu perubahan menarik di pasar keuangan di seluruh dunia. Teknik jual beli The Turtle mengandalkan open posisi ketika harga breakout dan keluar posisi ketika harga mulai konsolidasi atau berbalik arah. Kemudian terjadi perubahan di pasar-pasar keuangan di mana harga-harga cenderung membentuk breakout palsu. 

Meskipun sukses besar, kerugian dari trading ala The Turtle pada akhirnya sama besarnya dengan keuntungannya. Para pengikut sistem The Turtle masuk posisi beli ketika breakout, kemudian harga malah berbalik arah dan mesti ditutup merugi. The Turtle kemudian disebut-sebut sebagai para trader yang “menangkap pisau jatuh”. 

Eksperimen kelas The Turtle terakhir menghasilkan 40-50% kerugian dari seluruh kuantitas jumlah transaksi. Meski demikian hasil yang diberikan masih cukup baik sehingga pengikut sistem ini masih saja banyak. 

Antisipasi Kelemahan Sistem The Turtle

Selanjutnya modifikasi sistem trading The Turtel dilakukan dan antisipasi dari gagal breakout adalah dengan melakukan perdagangan jangka pendek. Timeframe diturunkan, dan sinyal masuk dan keluar juga disesuaikan. Trading dapat dimaksimalkan untuk perdagangan yang lebih singkat dan menguntungkan. 

Kesimpulan

Eksperimen The Turtle menceritakan kisah tentang bagaimana sekelompok orang biasa yang belum mengenal trading sebelumnya bisa belajar trading dan mendapat keuntungan besar dari seorang legenda pasar saham yang hebat. 

Para Turtle juga membuktikan bahwa bahwa keberhasilan trading bukanlah faktor bawaan lahir, akan tetapi bisa dilatih dan dipelajari. Kalau mereka bisa, maka kamu juga bisa.

Buku “The Complete Turtle Trader: The Legend, the Lessons, the Results” yang ditulis Covel tahun 2007, mendata bahwa syarat keberhasilan The Turtle dalam trading adalah memiliki disiplin pada trading plan yang dibuat, memiliki materi pembelajaran yang lengkap dan baik, dan terus mengasah keterampilan trading.

Bagi kamu yang masih bingung melakukan trading, kamu tidak perlu khawatir, karena Ajaib telah menghadirkan fitur andalan trader yang bisa kamu nikmati secara gratis. Di Ajaib, kamu bisa melakukan analisis trading dengan lebih tepat dengan bantuan beberapa fitur didalamnya.

Salah satu fitur yang dapat memberikan kemudahan dalam melakukan analisis saham adalah fitur Advance Charting. Melalui fitur ini, kamu bisa melihat indikator teknikal penting saat trading. Selain itu, kamu juga dapat melakukan analisis yang lebih komprehensif dan mendalam, sehingga kamu tidak perlu repot lagi karena hanya tinggal klik seluruh data telah tersedia dalam aplikasi Ajaib.

Dengan fitur Advance Charting di Aplikasi Ajaib, kamu bisa melakukan banyak hal seperti:

  • Melihat data historis dan informasi harga saham dengan cepat.
  • Melakukan analisis pergerakan saham dengan menggunakan indikator teknikal seperti Moving Average (MA), Exponential Moving Average (EMA), dan Bollinger Bands untuk memprediksi tren harga saham.
  • Analisis grafik volume untuk melihat seberapa aktif suatu saham diperdagangkan saat ini.

Ajaib Hadirkan Berbagai Fitur Baru dan Menarik untuk #JadiTraderHandal

Ajaib akan membantu kamu #JadiTraderHandal dengan menghadirkan berbagai fitur terbaru yang cocok digunakan untuk trader profesional. Ajaib akan meluncurkan berbagai fitur baru dan menarik. Semua fitur terbaru ini akan memberikan pengalaman trading yang lebih baik, cepat, dan handal.

Semua fitur terbaru ini dapat kamu simak di website Ajaib dan semua akun media sosial Ajaib Sekuritas. Yuk, langsung coba fitur terbaru Ajaib sekarang juga! Jangan lupa untuk membagikan pengalaman trading kamu bersama Ajaib di Social media dan tag @ajaib_investasi untuk mendapatkan hadiah.

Artikel Terkait