Ajaib.co.id – Tak kenal maka tak sayang, begitulah kata pepatah zaman dulu. Begitulah soal bisnis MLM (Multi Level Marketing) yang selalu punya tren tersendiri. Jangan buru-buru berpikiran buruk soal sistem penjualan ini sebelum memahami seluk-beluknya.
Multi Level Marketing (MLM) adalah metode bisnis yang sudah terkenal sejak dulu. Jauh sebelum tren berwirausaha dengan bisnis online berkembang, sistem MLM sudah lebih dulu jadi favorit masyarakat. Biasanya penggemaranya adalah ibu-ibu yang menjalankan bisnis sampingan di sela-sela aktivitas sehari-harinya.
Meski terus populer, imej yang melekat pada bisnis MLM relatif kurang baik. Banyak yang beranggapan mustahil mendapatkan keuntungan dari bisnis ini. Praktiknya kebanyakan hanya penipuan untuk mencari korban yang mudah diiming-imingi dengan janji surga ala MLM.
9 Hal yang Wajib Kamu Tahu Untuk Mengenal Lebih Jauh Soal MLM
Multi Level Marketing atau sering dikenal dengan MLM adalah sebuah jenis dari strategi pemasaran yang menggunakan sistem pemasaran berjenjang/ penjualan piramida/ pemasaran berantai. Pelaksanannya dilakukan melalui penjual langsung yakni orang yang menjadi anggota bisnis tersebut.
Biasanya orang yang menjual (sales) tidak hanya mendapatkan kompensasi atas produk yang dijual namun juga penjualan oleh sales lain yang mereka rekrut. Rekrutan baru ini yang kemudian menjadi anggota dan tenaga penjual bisnis tersebut dan begitu seterusnya.
Perusahaan yang menggunakan model bisnis MLM sebagai teknik penjualan produknya, biasanya menyebut sales yang menjual produk mereka dengan sebutan member. Member ini mempunyai banyak privilise dibandingkan dengan konsumen langsung, misalnya mendapatkan diskon harga barang, mendapatkan poin, dan mendapatkan kemudahan yang lebih banyak untuk membeli produknya.
Member juga dapat memilih akan menggunakan produk tersebut untuk dirinya ataukah untuk dia jual lagi. Sudah ada banyak produk MLM yang terkenal seperti Oriflame dan Sophie Martin. Namun banyak pula produk serupa yang kemudian hanya memberikan kerugian bagi anggotanya.
Sebenarnya praktik MLM merupakan hal yang biasa dalam dunia bisnis. Harga produk yang ditawarkan juga cenderung bersahabat. Hanya saja memang ada praktik nakal yang membuat imej bisnis penjualan langsung ini tercoreng.
Untuk memahami lebih jauh soal MLM, berikut sejumlah aspeknya yang harus kamu ketahui antara lain:
1. Upline dan Downline
Dalam MLM, member yang baru masuk jaringan dinamakan Downline sedangkan member yang sudah bisa menarik Downline biasa disebut Upline. Semakin banyak downline yang direkrut, semakin banyak pula keuntungan yang didapatkan oleh Upline nya.
Untuk menjadi member MLM, calon member dibebankan biaya pendaftaran dan sejumlah produk dari perusahaan yang menjaringnya, biasanya jumlah uang yang harus dibayarkan di awal berjumlah cukup banyak. Hal ini menjadi salah satu alasan kenapa bisnis MLM memiliki citra yang buruk di masyarakat.
2. Menjaring Downline
Saat ini pasti beberapa diantara kamu sudah pernah menerima pesan singkat melalui pesan instan ataupun pesan personal via Instagram dari salah seorang kawan lama (yang sudah lama juga tidak mengobrol) yang awalnya menanyakan kabarmu, namun berakhir pada tawaran untuk mendapatkan uang tambahan.
Lalu mereka biasanya akan mengajakmu untuk bertemu untuk menjelaskan lebih lanjut, hal-hal yang disebutkan biasanya adalah peluang bisnis, jadi bos bagi diri sendiri, lalu juga langkah-langkah menjadi member MLM ini.
Model pemasaran berjaring ala bisnis MLM ini, walaupun cara member melakukan prospek seringkali menyebalkan dan cenderung memaksa, ada pentingnya juga untuk kita sebagai millennials ketahui bahwa bekerja dengan perusahaan MLM juga memiliki kelebihan loh!
Dibawah ini adalah beberapa alasan kenapa kamu bisa mempertimbangkan peluang dari perusahaan MLM dibandingkan berkarir dalam sebuah perusahaan.
3. Bekerja Sesuai Caramu
Millennials sering mendapatkan label pemalas, tanpa capaian, dan enggan bekerja keras. Pernyataan ini dibantah oleh komikal Stephen Colbert yang menyatakan optimisme nya terhadap generasi milenial. Begitupun yang dipercaya banyak orang lainnya, millennials bukan pemalas!
Hanya saja mereka mempunyai cara sendiri dalam bekerja. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya generasi milenial yang melakukan lebih dari satu pekerjaan.
Berbeda dengan era industri, era informatika seperti sekarang ini membuat millennials secara tidak sengaja menjadi terbiasa dengan hal-hal yang konstan seperti keseimbangan dalam dunia kerja dan kehidupan pribadi.
Hal inilah yang menjadi kelebihan pemasaran MLM karena member dapat mengambil bagian dalam setiap proses yang mereka jalani, mereka pun dapat memilih sistem kerja seperti apa yang lebih cocok untuk mereka jalani.
4. Bekerja dari Manapun
Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa millennials lebih menyukai pengalaman dibandingkan hal-hal yang berbentuk material. Maka dari itu, mereka biasanya gemar berjalan-jalan. Budaya jalan-jalan ini tentu membutuhkan pengorbanan waktu.
Inilah kelebihan selanjutnya dari model pemasaran MLM, karena tidak ada perusahaan yang memberikan banyak waktu cuti. Member MLM dapat melakukan pekerjaan dari manapun dan kapanpun karena, perusahaan MLM benar-benar berdasarkan komisi bagi para membernya, jadi waktu bekerja pun diatur sesuai jadwal masing-masing.
5. Media Sosial
Apabila member MLM terdahulu harus banyak bersosialisasi misalnya melalui arisan dan gathering untuk mendapatkan banyak klien untuk di prospek, sedangkan member millennials mempunyai media sosial yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan berbagai kegiatan.
Milenial yang menjadi member dari perusahaan MLM dapat berjualan dan melakukan prospek klien melalui Instagram stories, atau platform media sosial lainnya. Selain tidak membuang waktu, mereka juga dapat bekerja dengan hanya diam saja dirumah. Sungguh praktis.
6. Menambah Penghasilan
Mempunyai banyak utang yang harus dibayar, ataupun menginginkan sesuatu dengan harga yang cukup tinggi sehingga membutuhkan pekerjaan sampingan?
MLM bisa menjadi jalan keluar dengan sistem yang sangat fleksibel, bahkan dapat dilakukan sambal kamu melakukan pekerjaan lainnya. Jika kamu memiliki potensi untuk memengaruhi keputusan orang lain dalam membeli atau tidak membeli sebuah produk.
7. Komunitas
Member dari Perusahaan MLM mempunyai komunitasnya sendiri, karena MLM mempunyai sistem Upline harus memberikan pendampingan bagi Downline-nya. Tidak ada orang yang benar-benar sendirian dalam pemasaran MLM semuanya terkoneksi.
Millennials bisa memanfaatkan komunitas ini untuk berkembang lebih jauh dalam pemasaran MLM. Mengingat millennials memiliki kecenderungan untuk lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
8. Menunggu Dapat Pekerjaan
Menjelang Bonus Demografi, di mana jumlah populasi di Indonesia akan meningkat drastic berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, mencari pekerjaan menjadi hal yang relatif sulit. Namun, kehidupan tetap harus berjalan kan?
Maka dari itu MLM bisa menjadi solusi dengan tidak menyita terlalu banyak waktu bahkan kamu mempunyai peluang untuk mendapatkan pemasukan bulanan sama atau lebih besar dari pekerja kantoran.
9. Cocok untuk yang Menyukai Tantangan
Perusahaan Multi Level Marketing bisa jadi merupakan solusi dari karakteristik millennials yang menyukai tantangan, dan ingin mengatur cara bekerjanya sendiri. Namun tetap saja perusahaan MLM seringkali memiliki citra buruk karena terkadang antar member mati-matian membanting harga sehingga keuntungan yang didapat tidak sebesar yang diperkirakan dan lagi, sistem piramida membuat orang-orang yang baru memulai memiliki keuntungan yang jauh lebih sedikit.
Pro Kontra Praktik Bisnis Multi Level Marketing
Bisnis MLM sebelumnya sempat membuat heboh setelah dinyatakan sebagai praktik yang haram oleh NU. ada tiga alasan yang mendasari mengapa bisnis money game model MLM, baik skema piramida atau matahari, dan ponzi adalah haram. Pertama, penipuan (gharar). Kedua, menyalahi prinsip akad transaksi. Ketiga, motivasi akad transaksi adalah bonus, bukan barang.
Keputusan ini juga berkaca dari banyaknya kasus MLM yang telah merugikan anggotanya hingga jutaan rupiah. Bukan hanya terjadi di Indonesia saja, menurut Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat, beberapa perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berjenjang telah mengeksploitasi anggota jaringan mereka dan tidak sesuai dengan skema piramida.
Berdasarkan laporan survei terhadap model bisnis di 350 perusahaan MLM yang tercantum pada website Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat, setidaknya 99% orang yang bergabung dengan perusahaan MLM mengalami kerugian.
Namun, Ketua Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) Kany V. Soemantoro mengatakan tata cara bisnis MLM sebenarnya jauh berbeda dari yang diungkapkan NU. Menurut dia, ada standar ketat yang telah ditetapkan pemerintah dalam Permendag 32 Tahun 2008 tentang tata cara penjualan langsung.
Jika mengacu pada peraturan itu, kata Kany, maka konsumen tak akan menemui MLM yang menawarkan iming-iming bonus setinggi langit bila mampu membawa anggota baru. Sebaliknya, besarnya komisi, kata Kany, ditentukan dari capaian penjualan yang diraih. Itu pun masih dibatasi hanya 40 persen dari total penjualan.
Menurut Kany, kalaupun dalam penjualan itu melibatkan sejumlah orang, maka mereka berfungsi sebagai mitra untuk mengakselerasi target penjualan. Hal ini, menurut dia, berbeda dengan pemahaman money game yang menjadikan tambahan anggota untuk memperoleh bonus dan menaikan pangkat.
Pembedanya adalah MLM memberikan bonus dari penjualan produk dan bukan perekrutan. Mitra penjualannya alias member diberdayakan agar penjualannya lebih cepat. Karena itu, Kany memastikan telah terjadi miskonsepsi atas apa yang dikenal masyarakat. Sebaliknya, ia mengklaim selama ini kehadiran model bisnis money game seringkali mengambil label multi level marketing sebagai kedoknya.
Memilih perusahaan yang kredibel adalah salah satu kunci untuk bergabung menjadi member MLM. Perusahaan yang sudah berdiri lebih dari 5 tahun, memiliki kantor perwakilan, mempunyai SIUPL, memiliki jenjang karir yang jelas, serta terdaftar dalam APLI adalah karakteristik dari perusahaan yang memiliki kredibilitas.
Jika kamu mau memulai bergabung dengan perusahaan Multi level marketing, jangan lupa lakukan penelitian sebelumnya ya. Semoga berhasil!