Analisis Saham, Saham

Saham ZBRA Punya Pengendali Baru, Bagaimana Prospeknya?

Saham ZBRA Punya Pengendali Baru, Bagaimana Prospeknya?

Ajaib.co.id – PT Zebra Nusantara Tbk dengan kode saham ZBRA merupakan perusahaan yang berdiri pada 8 Januari 1987 di Surabaya, Jawa Timur. Dulu, perseroan terkenal dengan taksi ‘Zebra’.

Pada Agustus 1991, perseroan tercatat sebagai emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten ZBRA. Kala itu, saham ZBRA berada pada level Rp1.500. Namun pada penutupan bursa 15 Maret lalu di level Rp176.

Persaingan transportasi darat yang semakin beberapa tahun ini membuat kinerja ZBRA keok. Pada 2017, perseroan sempat menghentikan operasional usaha transportasinya. Penyebabnya adalah kemunculan taksi daring dari perusahaan rintisan. Oleh karena itu, perseroan beralih ke bisnis distribusi bahan bakar gas (BBG) kepada pihak ketiga.

PT Trinity Healthcare Beli Saham ZBRA

PT Trinity Healthcare (THC), perusahaan ekspor impor produk farmasi, membeli saham ZBRA. THC adalah perusahaan milik Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo (Rudy Tanoe), kakak Hary Tanoe. Dari transaksi tersebut, Rudy Tanoe menjadi pemegang saham ZBRA.

Dikutip dari CNBCIndonesia.com (12/03/2021), THC menyatakan akuisisi saham tersebut untuk mengembangkan dan diversifikasi usaha ZBRA di bidang perdagangan distribusi, logistik, serta teknologi informasi (TI).

THC telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (PPJB) dengan PT Infiniti Wahana (IW), pemegang saham pengendali ZBRA, pada 26 Februari 2021. IW memiliki porsi 665.186.134 saham ZBRA.

Saham yang dimiliki oleh IW terdiri dari 3.400 saham Seri A dengan nilai Rp500 per lembar dan 665.182.734 saham Seri B dengan nominal Rp100 per saham atau total saham yang dimiliki 77,70% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh di ZBRA.

Berdasarkan PPJB, IW dan THC sepakat melakukan jual beli saham sebanyak 436.627.835 saham Seri B atau 51% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam ZBRA dengan harga Rp56 per saham. Total nilai setara dengan Rp24,45 miliar. Transaksi dilakukan melalui crossing di pasar negosiasi BEI pada 09 Maret lalu.

Akhirnya ZBRA Cetak Laba Bersih

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2020, ZBRA mencetak laba bersih sebesar Rp94,98 juta. Meski nilainya tak fantastis, tetapi ada perbaikan dibanding Kuartal III-2019 rugi bersih Rp1,29 miliar.

Pendapatan turun menjadi Rp8,86 miliar, sebelumnya Rp10,83 miliar. Total liabilitas Rp14,9 miliar, sebelumnya Rp14,6 miliar. Sedangkan total aset Rp5,98 miliar, sebelumnya Rp5,57 miliar. Nilai kas dan setara kas Rp320,9 juta, sebelumnya Rp151,4 juta.

Kinerja keuangan ZBRA menurun pada kuartal III-2020 dipengaruhi oleh pandemi covid-19, yaitu permintaan pasar terhadap bahan bakar berkurang. Sehingga perseroan menerapkan strategi mengikuti pasar yang ada dan memberikan sedikit diskon dalam jumlah pembelian tertentu, Kontan.co.id (12/03/2021).

Kinerja ZBRA

Kinerja keuangan ZBRA dalam lima tahun ini adalah:

Laporan Laba Rugi 2019 2018 2017 2016 2015
Pendapatan Usaha Bersih Rp15,7 miliar Rp17,6 miliar Rp15,8 miliar Rp12 miliar Rp21,7 miliar
Laba Kotor Rp3,5 miliar Rp2,5 miliar Rp2 miliar Rp104 juta Rp941 juta
Laba Tahun Berjalan -Rp994 juta -Rp471 juta Rp376 juta -Rp12,6 miliar -Rp8,3 miliar

Data di atas menunjukkan bahwa perseroan masih bisa memperoleh pendapatan usaha, meskipun nilainya naik turun. Pada 2017, ketika perseroan menghentikan operasional taksinya dan fokus pada bisnis BBG, kinerja keuangan cukup baik.

Tetapi tahun berikutnya, perseroan tidak mampu mendapatkan laba bersih. Meskipun pendapatan usaha dan laba kotor meningkat. Pada 2019, rugi bersih dan laba kotor meningkat tetapi pendapatan usaha menurun.

Data dari laman Ajaib, berikut ini rasio keuangan ZBRA. Nilai ROA yang bertambah mengindikasikan bahwa perseroan kurang mampu menghasilkan keuntungan dari aset. Namun mereka mampu menghasilkan keuntungan dari ekuitas (ROE). Perseroan juga mampu menurunkan sedikit rasio utang.

Rasio 2019 2018
ROA -17,9% -9%
ROE 10,9% 5,9%
NPM -6,4% -2,6%
CR 7,9% 9,5%
DER -160% -165%

Prospek Bisnis ZBRA

Dalam paparan publik Februari lalu, manajemen ZBRA belum memiliki rencana bisnis untuk tahun ini. Kecuali induk perusahaan telah mengoperasikan shuttle bus listrik.

Namun ada pengendali saham baru, kemungkinan perseroan melebarkan bisnis ke perdagangan distribusi, logistik, dan TI. Diketahui bahwa prospek bisnis distribusi dan logistik di Indonesia masih terbuka lebar. Terlebih dengan perkembangan bisnis daring dan pandemi covid-19 yang membuat masyarakat nyaman berbelanja daring yang bisa dilakukan di mana saja.

Namun tantangannya, perseroan harus bersaing dengan pemain lama di industri logistik, mampu mengirimkan barang tepat waktu, serta berkolaborasi dengan pihak lain untuk mendongkrak kinerja bisnis.

Beli atau Tunggu Kinerja Membaik?

Apakah investor tertarik membeli saham ZBRA? Jika dilihat kinerja keuangan yang belum stabil, sebaiknya tunggu dulu kinerjanya membaik. Meskipun jika perseroan fokus pada penjualan BBG dan logistik yang memiliki prospek bagus, kemungkinan kinerjanya pun akan membaik.

Data dari Ajaib, PER dan PBV perseroan masing-masing -977,78 kali dan 0 kali. Bandingkan dengan emiten yang memiliki unit usaha transportasi, TAXI, PER -4,38 kali dan PBV 0 kali. Sedangkan harga saham pada penutupan 15 Maret lalu, ZBRA dengan Rp174 dan TAXI masuk dalam saham gocap alias Rp50.

Jadi, berniatkah kamu berinvestasi di saham ini? Atau ingin membeli saham perusahaan lainnya? Apapun saham yang kamu beli, lakukan transaksi saham dengan mudah melalui aplikasi Ajaib sekarang juga!

Artikel Terkait