Ajaib.co.id – PT Triwira Insanlestari Tbk (kode saham TRIL) merupakan perusahaan yang berdiri di Indonesia pada tanggal 26 Oktober 1992. Perusahaan kemudian memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1993.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan tercatat ruang lingkup kegiatan TRIL utamanya yakni bergerak dalam bidang perdagangan umum, impor-ekspor pemborongan umum, keagenan, pelayanan jasa, dan pertambangan.
Saat ini kegiatan usaha utama TRIL dan anak usahanya, di antaranya di bidang perdagangan peralatan keamanan, mesin-mesin, hoist dan pengungkit, komoditas (batu bara) dan produk kayu.
Pada tanggal 15 Januari 2008, TRIL mendapatkan pernyataan efektif dari BAPEPAM & LK. Pernyataan tersebut untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana atas 300.000.000 saham. Dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp400,- per saham.
TRIL telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Januari 2008.
Apakah saham ini masih layak dikoleksi? Bagaimana keadaan fundamental perusahaan saat ini dan apa rencana bisnis yang akan dilakukan? Mari kita bedah kinerja saham TRIL.
2020, TRIL Telan Kerugian Mencapai Rp5,49 Miliar
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL) menelan kerugian yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp5,49 miliar hingga periode 31 Desember 2020. Angka kerugian tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan rugi tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas tahun sebelumnya sebesar Rp2,53 miliar.
Angka kerugian tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan rugi tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas tahun sebelumnya sebesar Rp2,53 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang diserahkan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (19/4), emiten berkode saham TRIL mengatakan bahwa penjualan bersih tahun 2020 tercatat Rp6,18 miliar meningkat dari penjualan bersih Rp261,9 juta.
Direktur Utama Triwira Insanlestari Lukas Maulana Jusuf mengatakan, pada 16 Oktober 2020, TRIL sudah mengakuisisi satu pelabuhan batubara yang terletak di Kalimantan Tengah. Tahun 2021 ini TRIL memiliki rencana untuk mengakuisisi empat pelabuhan batubara yang ada di Sumatra dan Kalimantan.
Bisnis TRIL Sudah Merugi Sejak 2017
Terlepas dari kondisi pandemi, emiten PT Triwira Insan Lestari Tbk (TRIL) memang sudah mencatatkan rugi sejak tahun buku 2017 hingga 2019. Sebelum mengalami kerugian tiga tahun berturut laba TRIL juga sempat menurun juga sejak 2017. Berikut data ikhtisar keuangan yang diambil dari informasi finansial perseroan (dalam jutaan rupiah)
Laporan Laba Rugi | 2019 | 2018 | 2017 |
Penjualan bersih | 261 | 3.934 | 13.855 |
Laba kotor | 115 | 1.377 | 4.840 |
Rugi tahun berjalan | -2.532 | -2.836 | -10.010 |
Dari data tersebut, secara penjualan MPPA memang terus mengalami penurunan per tahunnya. Hal tersebut pun berkontribusi pada perolehan rugi tahun berjalan dari perusahaan
Sementara itu, pada 2019, berdasarkan laporan keuangan tersebut penjualan bersih perseroan tertekan hingga -93%. Dari Rp3,9 miliar menjadi hanya Rp261 juta. Adapun untuk perolehan kerugian perusahaan menurun tipis sebesar -10% dari Rp2,8 miliar menjadi Rp2,5 miliar.
Sementara itu, berdasarkan CaLK (catatan atas laporan keuangan) nomor 1c, perusahaan hanya mempunyai satu anak usaha yakni, PT Triwira Global Resources yang bergerak pada bidang perdagangan komoditi hasil pertambangan dan energi.
Untuk operasional Triwira Global Resources sudah tidak aktif dari beberapa waktu lalu. Pada RUPS Tahunan 30 Juni 2019, perusahaan sudah memperoleh persetujuan dari pemegang saham untuk spin off Triwira Global Resource dari Triwira Insanlestari. Pada saat ini TRIL sedang dalam proses spin off tersebut baik dari segi hukum dan akuntansi.
Jika dilihat dari rasio keuangannya memang kondisi bisnis TRIL saat ini sedang tidak sehat. Berikut data yang diambil dari ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 dari informasi finansial perseroan:
Rasio | 2019 |
ROA | 1,98% |
ROE | 2,06% |
GPM | 44% |
DER | 3,80% |
Bagaimana Prospek Bisnis TRIL Ke depannya? Apakah Sahamnya Layak Dikoleksi?
Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mengenakan suspensi pada saham TRIL sejak 2 Mei 2019. Alasannya, Triwira sama sekali tidak membukukan pendapatan usaha berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2019. Atas kondisi ini, pada 2 Mei 2021, potensi delisting TRIL akan semakin nyata karena sudah terkena suspensi selama 24 bulan.
Meski demikian, TRIL masih berupaya tetap menjaga kelangsungan bisnis dengan mengakuisisi empat pelabuhan batubara pada tahun 2021. Melalui akuisisi tersebut, TRIL memiliki harapan bisa membukukan pendapatan usaha sehingga suspensi dicabut. Serta sahamnya bisa diperdagangkan kembali.
Adapun bisnis pelabuhan batubara dipilih karena Triwira melihat, bidang usaha tersebut masih digandrungi dan memiliki potensi yang sangat bagus. Perusahaan melihat permintaan batubara sangat meningkat. Pemerintah juga sudah mengutarakan komitmennya untuk menjual batubara ke Tiongkok dan negara-negara lainnya.
Untuk rencana akuisisi empat pelabuhan batubara tersebut membutuhkan persetujuan dari para pemegang saham. Adapun untuk dana pembeliannya diperkirakan berasal dari internal perusahaan, pemilik perusahaan, dan sebagian juga dari hasil rights issue yang rencananya akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2021.
Pihak perusahaan berharap dengan sejalan pendapatan yang dibukukan Triwira, BEI dapat membuka suspensi TRIL.
Sejak tahun 2017 hingga 2020, TRIL tercatat belum pernah membagikan dividen kepada investor. Posisi bisnis perusahaan pada 2020 pun merugi, Sebaiknya investor memantau rencana akuisisi 4 pelabuhan oleh TRIL terlebih dahulu. Sebelum mengoleksi saham ini.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.