
Ajaib.co.id – PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) berdiri pada tanggal 19 Januari 1976. Bidang usaha emiten dengan kode saham SMSM antara lain memproduksi filter, radiator, brake pipe, oil coolers, fuel pipes, condensers, fuel tanks, exhaust systems, dan press parts.
Salah satu produk SMSM bermerek dagang Sakura Filter. Merek dagang ini telah terdaftar di lebih dari 90 negara.
Pada tahun 1996, SMSM telah terdaftar sebagai perusahaan publik. Seiring perkembangan waktu, SMSM tumbuh sebagai produsen komponen otomotif yang terkemuka di Indonesia.
Dilihat dari Kinerja Keuangan dari Laporan Keuangan Terakhir
Pada sembilan bulan pertama tahun 2020, SMSM mencatat penjualan bersih senilai Rp2,3 triliun sepanjang Januari–September 2020. Angka ini 17% lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu, yakni Rp2,7 triliun. Namun, perkembangan pendapatan emiten saham SMSM secara kuartalan mulai membaik.
Kontribusi terbesar pendapatan SMSM masih berupa ekspor, yakni mencapai Rp1,6 triliun. Angka ini berarti 70,25% dari total pendapatan SMSM. Tapi, identic dengan pendapatan Sembilan bulan pertama tahun lalu, penjualan ekspor juga turun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Komponen Laba | September 2019 | September 2020 |
Penjualan dan pendapatan usaha | Rp2,7 triliun | Rp2,3 triliun |
Jumlah laba bruto | Rp828,8 miliar | Rp709,2 miliar |
Laba Kotor | Rp3,88 triliun | Rp3,65 triliun |
Beban Penjualan | (Rp161,7 miliar) | (Rp144 miliar) |
Pendapatan (Beban) Pajak | (Rp128 miliar) | (Rp104,8 miliar) |
Jumlah laba (rugi) | Rp450 miliar | Rp389,6 miliar |
Produk utama emiten saham SMSM, yakni radiator, juga menunjukkan peningkatan penjualan pada kuartal ke-3 2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Riwayat Kinerja
Meski badai pandemi belum memperlihatkan tanda menghilang, SMSM menunjukkan kinerja unggul. Kinerja mengesankan SMSM ini juga ditunjukkan sebelum terjadinya pandemi COVID-19.
Sejumlah komponen kinerja SMSM periode 2017 hingga 2019 dapat dilihat pada rata-rata pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) di bawah ini:
Komponen | CAGR 2017-2019 |
Penjualan netto | 17,8% |
Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk | 13,6% |
Total Aset | 27,1% |
Laba Bersih Per Saham | 14,9% |
Dari data tersebut, keuangan SMSM menunjukkan kinerja positif. Ini merupakan rekam jejak yang baik, termasuk dalam masa pandemi COVID-19. Hal ini juga mencerminkan solidnya bisnis SMSM ditambah kemampuan perusahaan dalam bertahan selama pandemi COVID-19.
Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham
SMSM termasuk emiten yang rutin membagikan dividen. Untuk tahun buku 2019, misalnya, SMSM membagikan dividen tunai sebesar Rp334 miliar atau Rp58 per saham. Menariknya, pembagian dividen yang dilakukan oleh SMSM cenderung naik tiap tahunnya.
Berikut adalah besaran pembayaran dividen SMSM beberapa tahun terakhir:
Tahun | Dividen per Saham | Jumlah yang dibayarkan (kotor) dalam miliar |
2018 | 52 | 229 |
2019 | 58 | 334 |
Pembagian dividen rutin merupakan daya tarik khusus bagi investor. Ini menandakan manajemen suatu perusahaan telah menjalankan strategi tepat yang mengedepankan kepentingan investor.
Prospek Bisnis SMSM
Memang, SMSM mampu menunjukkan performa yang stabil di tengah pandemi COVID-19. Memasuki tahun 2021, SMSM berharap kinerja akan berangsur pulih seiring mulai berjalannya vaksinasi COVID-19 di tanah air.
Berfokus pada replacement atau aftermarket, SMSM melihat pasar dan peluang masih tetap ada. Sayangnya, peluang tersebut terbilang terbatas mengingat rentannya ketidakpastian akibat pandemi COVID-19.
Konflik perdagangan AS-Tiongkok yang berkepanjangan juga turut menambah risiko ketidakpastian tersebut. Begitu pula dengan isu-isu geopolitik dan tantangan dalam pasar global maupun domestik.
Industri otomotif dan pendukungnya–yang menjadi lingkup usaha SMSM–sangat tertekan selama pandemi COVID-19. Beruntungnya, SMSM terbantu dari industri logistik yang justru menggeliat. Industri otomotif umumnya juga diprediksi akan membaik seiring pelonggaran lockdown yang sudah dilakukan di beberapa negara.
Namun, tantangan yang senantiasa dihadapi oleh SMSM–sebelum pandemi COVID-19 pun sudah terjadi–adalah persaingan di sektor otomotif serta tren disruptif. Tantangan ini termasuk digitalisasi dan elektrifikasi.
Di sinilah pentingnya pemasaran secara digital bagi perkembangan bisnis SMSM. Pemasaran secara digital dapat mendekatkan SMSM kepada konsumen seiring terbatasnya mobilisasi masyarakat.
Tak kalah penting ialah fasilitas produksi yang terintegrasi secara vertikal. Fasilitas produksi ini mencakup desain awal produk, pembuatan peralatan dan cetakan, pengujian mutu produk di laboratorium, sampai menjadi produk jadi. Satu hal lagi ialah sinergi dengan produsen-produsen produk otomotif terkemuka di dunia internasional.
SMSM boleh makin optimis seiring industri pariwisata yang diproyeksi tumbuh di tahun ini. Tak hanya sektor pariwisata, sektor-sektor penunjang ekonomi lainnya pun berpotensi menyertainya. Hal ini akan berdampak positif untuk industri otomotif dan komponennya.
Dengan ketidakpastian dan berbagai tantangan yang ada, SMSM akan terus menjalankan efisiensi dalam setiap kegiatan operasional dalam bagian strateginya di tahun ini. Tambah pula, SMSM akan lebih konservatif untuk aspek biaya.
Namun, SMSM bukan berarti pasif. SMSM menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp100 miliar untuk tahun 2021. Manajemen menjelaskan, belanja modal ini akan digunakan, terutama untuk peremajaan mesin dan line-balancing. Singkatnya, SMSM akan fokus pada existing market.
Harga Saham (Kesimpulan)
Kinerja SMSM memang masih positif. Tapi, apakah harga sahamnya termasuk mahal, murah, atau wajar? Untuk menjawabnya, kita bisa melihat valuasi PBV yang ada di 3,5x. Artinya, harga sahamnya cukup wajar.
Bagaimana dengan potensi kenaikannya ke depan? Di tengah ketidakpastian saat ini, maka lebih bijak untuk berasumsi bahwa kenaikannya berpotensi terjadi tidak terlalu tinggi. Dengan kata lain, rekomendasinya adalah hold. Melihat perkembangan situasi secara umum beberapa waktu ke depan masih menjadi hal yang masuk akal.
Disclaimer
Disclaimer: Tulisan ini berdasarkan riset dan opini pribadi. Bukan rekomendasi investasi dari Ajaib. Setiap keputusan investasi dan trading merupakan tanggung jawab masing-masing individu yang membuat keputusan tersebut. Harap berinvestasi sesuai profil risiko pribadi.