Ajaib.co.id – Pada tanggal 11 Desember 1973, PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI) berdiri. Kala itu, namanya masih PT Ever Shine Textile Industry. Dua tahun setelah berdiri, emiten dengan kode saham ESTI memulai kegiatan usaha komersialnya.
Bidang usaha ESTI mencakup industri dan perdagangan tekstil. ESTI memproduksi antara lain benang pilin (twisted yarn), benang bertekstur (textured yarn), benang nylon filamen (nylon filament yarn), kain tenun (woven fabric), dan kain rajut (knitted fabric).
ESTI melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ESTI (IPO) kepada masyarakat pada tanggal 4 September 1992. Saham ESTI tercatat pada tanggal 13 Oktober 1992 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dilihat dari Kinerja Keuangan dari Laporan Keuangan Terakhir
Pada sembilan bulan pertama tahun 2020, ESTI mencatat jumlah pendapatan usaha sebesar Rp17,1 miliar. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp22,9 miliar.
Pada triwulan ke-3 tahun 2020, ESTI juga mencatat laba kotor sebesar Rp1,3 miliar. Jumlah ini pun juga berarti penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp1,9 miliar.
Beban penjualan ESTI pada sembilan bulan pertama 2020 tercatat Rp597,8 juta. Angka ini lebih besar daripada periode serupa tahun 2019, yakni Rp489,7 juta.
Namun, beban keuangan ESTI pada triwulan III 2020 lebih jecil dibandingkan triwulan III 2019, yaitu Rp1,1 miliar berbanding Rp1,2 miliar.
ESTI pun pada akhirnya bisa menekan kerugian pada sembilan bulan pertama tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp499 juta. Angka ini lebih kecil dibandingkan periode Januari–September 2019 yang sebesar Rp639 juta.
Komponen Laba | September 2019 | September 2020 |
Penjualan dan pendapatan usaha | Rp22,9 miliar | Rp17,1 miliar |
Jumlah laba bruto | Rp1,9 miliar | Rp1,3 miliar |
Beban penjualan | (Rp597,8 juta) | (Rp489,7 juta) |
Beban keuangan | (Rp1,25 miliar) | (Rp1,19 miliar) |
Jumlah laba (rugi) | (Rp639,1 juta) | (Rp499 juta) |
Riwayat Kinerja
Badai pandemi COVID-19 memperberat upaya ESTI untuk memperbaiki kinerjanya yang minus dalam beberapa tahun terakhir. Penjualan bersih ESTI, misalnya, dalam kurun waktu tahun 2017–2019 menurun 16,9%.
Namun, dalam kurun waktu tahun 2017–2019, ESTI memperbaiki level kerugiannya hingga 65,7%. Berikut ini rata-rata pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) sejumlah komponen kinerja ESTI periode 2017 hingga 2019:
Komponen | CAGR 2017-2019 |
Penjualan Bersih | -16,9% |
Rugi Usaha | -65,7% |
Total Aset | -0,7% |
Total Liabilitas | 1,7% |
Total Ekuitas | -8,5% |
Tingkat pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir mencerminkan ‘PR’ yang masih ESTI selesaikan. Tambah pula, pandemi COVID-19 yang belum selesai memperburuk kondisi.
Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham
ESTI termasuk emiten yang tidak rutin membagi dividennya. Hal ini tak terlepas dari kerugian yang terus diderita oleh ESTI dalam beberapa tahun terakhir. Berikut adalah aktivitas ESTI terkait pembagian dividen dua tahun terakhir:
Tahun | Dividen per Saham | Jumlah yang dibayarkan (miliar) |
2018 | – | – |
2019 | – | – |
Pembayaran dividen yang tidak rutin menjadi pertimbangan tersendiri oleh investor. Kerugian beberapa tahun berturut-turut pun melengkapi analisa investor.
Prospek Bisnis ESTI
Pandemi COVID-19 masih menjadi tantangan besar ESTI untuk tumbuh ke depan. Pandemi COVID-19 tersebut menggerus permintaan kain dan benang di pasaran baik pasar domestik maupun ekspor.
Dengan kata lain, pandemi COVID-19 mendorong penurunan pesanan pelanggan sehingga ESTI mengurangi kapasitas produksinya. Sejumlah negara juga menerapkan kebijakan pembatasan impor. Akibatnya, ESTI sempat menghentikan sebagian operasionalnya selama lebih dari tiga bulan.
Tantangan bertambah karena adanya sentimen negatif yang menekan penjualan ESTI karena perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina. Tarif tinggi bagi produk impor dari Cina, termasuk produk tekstil, menyebabkan pasar di luar AS dibanjiri oleh produk yang tak terserap pasar AS.
Apa hubungannya dengan Indonesia? Produk tekstil asal Cina pun membanjiri pasar Indonesia karena tak terserap pasar AS. Produk tekstil Cina diketahui memiliki harga yang sangat rendah.
Untungnya, industri garmen dalam negeri memiliki permintaan masker kain dan Alat Pelindung Diri (APD) alias pakaian hazmat. ESTI pun menjawab permintaan tersebut dengan memproduksinya. Kemampuan adaptasi ESTI ini patut diapresiasi. Pasalnya, produksi masker kain dan APD dapat menambah pundi-pundi ESTI di tengah tekanan pandemi COVID-19 dan industri tekstil global.
Manajemen ESTI mengakui pihaknya mengalami kesulitan untuk pemenuhan kewajiban pokok dan bunga utang. Tapi, ESTI tetap berupaya untuk menjaga kelangsungan usahanya. Salah satunya mengajukan penurunan suku bunga dan perpanjangan pelunasan dari pihak bank. Selain itu, ESTI juga mengajukan permohonan untuk mendapatkan insentif pajak.
Harga Saham (Kesimpulan)
Meski di tengah badai pandemi COVID-19, saham ESTI sempat meroket pada Oktober tahun lalu. Tepatnya, pada Jumat (16/10/2020), ESTI memimpin deretan saham yang harganya paling tinggi (top gainers). Namun, tantangan ESTI yang beragam dan berkepanjangan membuat manajemen harus memutar ‘otak’ agar pertumbuhan bisnis ESTI kembali positif.
Sementara itu, pada perdagangan tanggal 19 Maret 2021, kondisi ESTI adalah pembukaan Rp80, penutupan sebelumnya Rp80, penawaran (offer) Rp79, penawaran (bid) Rp78, harga terendah Rp78, harga tertinggi Rp81, volume 433.500 (saham), nilai transaksi Rp34.184.500, frekuensi 86 kali, dan EPS Rp-5.
Tantangan ESTI yang beragam dan berkepanjangan membuat manajemen harus memutar ‘otak’ agar pertumbuhan bisnis ESTI kembali positif. Akumulasi dari berbagai faktor tersebut mengerucut pada rekomendasi saham ESTI yang ‘jual’. Setidaknya untuk saat ini, rekomendasi tersebut cukup realistis.
Disclaimer
Disclaimer: Tulisan ini berdasarkan riset dan opini pribadi. Bukan rekomendasi investasi dari Ajaib. Setiap keputusan investasi dan trading merupakan tanggung jawab masing-masing individu yang membuat keputusan tersebut. Harap berinvestasi sesuai profil risiko pribadi.