Analisis Saham, Saham

Bedah Saham ADMF, Si Penghuni IDX 20 High Dividen

Bedah Saham IDMF, Si Penghuni IDX 20 High Dividen

Ajaib.co.id – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dengan kode saham ADMF adalah perusahaan pembiayaan financing yang berdiri pada 13 November 1990. Per tahun 2015, saham ADMF telah memiliki 558 jaringan usaha terdiri dari kantor cabang, kantor perwakilan, kios, dan dealer yang tersebar di seluruh Indonesia. Anak perusahaan Bank Danamon tersebut berfokus pada pembiayaan investasi, modal kerja, multiguna, dan kegiatan pembiayaan lainnya.

Perusahaan memutuskan untuk IPO pada 23 Maret 2004 dengan melepaskan 100 juta lembar saham ke pasar modal di harga Rp2,325/lembar saham dan berhasil menghimpun dana senilai Rp232 miliar. Hingga 28 Februari 2021, komposisi pemegang sama ADMF mencakup PT Bank Danamon Indonesia sebagai pengendali (92,7%) dan masyarakat dengan 7%.

Saham ADMF menjadi salah satu emiten sektor financing yang mampu mencetak NPM dan OPM yang tinggi. Namun, seperti apa kondisi fundamental perusahaan yang sebenarnya? Apakah prospek saham ADMF cukup cerah sehingga layak untuk dikoleksi? Mari kita bedah sahamnya di bawah ini.

Penjualan Otomotif Lesu, Laba Bersih Turun Hingga 50%

Pandemi Covid-19 juga memberikan tekanan yang berarti pada perusahaan pembiayaan, salah satunya saham ADMF. Sepanjang tahun 2020, laba bersih perusahaan merosot tajam 51,4% ke Rp1,02 triliun dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp2,1 triliun.

Pendapatan bunga perusahaan juga ikut turun sebesar 14% di tahun ini menjadi Rp9,4 triliun dibandingkan pencapaian tahun lalu. Turunnya pendapatan bunga dipicu merosotnya angka pembiayaan baru sebesar 51% secara tahunan ke Rp18,6 triliun dari posisi sebelumnya Rp36,8 triliun.

Menurunnya pembiayaan disebabkan pembiayaan baru pada segmen mobil dan sepeda motor menurun sebesar 46% dan 52%, sehingga pangsa pasar saham ADMF pada segmen mobil dan sepeda motor juga ikut turun masing-masing menjadi 4,1% dan 9,5% di tahun 2020.

Selain itu, beban bunga tercatat sebesar Rp4,3 triliun, atau turun 9,2%, sehingga pendapatan bunga bersih saham ADMF tercatat sebesar Rp6 triliun, turun 17,1%.

Kinerja Menurun Karena Covid-19

Berdasarkan laporan keuangan, perusahaan mencatatkan kinerja yang menurun pada 2020 yang disebabkan karena Covid-19. Namun, jika mengacu pada kinerja keuangan sejak 2018, saham ADMF justru mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif. Berikut adalah ikhtisar keuangan saham ADMF dari 2018 – 2020.

Komponen Laba 2020 2019 2018
Pendapatan 9,434 11,337 10,183
Laba Bersih 1,025 2,108 1,815
Pembiayaan 18,652 36,873 38,200

Dibandingkan tahun 2017, saham ADMF berhasil menumbuhkan kinerja di sejumlah pos. Pada pos pembiayaan baru, angkanya naik ke Rp38,2 miliar, diikuti kenaikan laba bersih 28,8% dari Rp1,4 triliun menjadi Rp1,8 triliun. Kenaikan laba bersih yang ditopang peningkatan pendapatan sejalan dengan perbaikan penjualan otomotif di Indonesia. Pengelolaan beban bunga yang lebih efisien juga menjadi faktor pendorong kebaikan profitabilitas saham ADMF di tahun 2018.

Beralih ke 2019, saham ADMF mampu mempertahankan kinerja keuangan yang positif. Di tengah penjualan otomotif yang tertekan, perusahaan membukukan pertumbuhan laba 16,2% menjadi Rp2,1 triliun. Kebijakan pengelolaan beban bunga yang efisien, pengelolaan kualitas pembiayaan, dan kenaikan pendapatan pembiayaan menjadi faktor utama cemerlangnya kinerja perusahaan di tahun tersebut. Pendapatan saham ADMF yang tumbuh 11,3% menjadi Rp11,3 triliun berasal dari pembiayaan konsumen, marjin murabahah, sewa pembiayaan, dan pendapatan lain-lain.

Lesunya penjualan otomotif terus berlanjut hingga 2020, ditambah tantangan pandemi. Pembiayaan baru perusahaan tercatat merosot hingga 51% ke posisi Rp18,6 triliun dari sebelumnya Rp36,8 triliun. Penurunan ini disebabkan menurunnya pembiayaan di segmen mobil dan motor dan restrukturisasi pinjaman pada konsumen. Menurunnya pembiayaan berpengaruh pada menurunnya laba bersih hingga 51,4%.

Beralih ke rasio keuangan perusahaan di tahun 2019 dan 2020.

Rasio September 2020 September 2019
ROA 3,31 8,7
ROE 13,3 29,1
NIM 12 24,8
NPF 1,9 1,6

Pada rasio profitabilitas, ROA perusahaan menyusut ke 3,31%, diikuti ROE yang juga menurun ke 13,3%. Menurunnya ROA dan ROE mengindikasikan kesulitan perusahaan menghasilkan keuntungan dari pengelolaan aset dan sumber modal sendiri di tahun 2020. Meskipun menurun, ROA dan ROE perusahaan masih tergolong sehat.

Beralih ke NIM yang merupakan selisih pendapatan bunga yang diperoleh dari pengelolaan utang. Perusahaan membukukan penurunan NIM yang cukup besar ke 12% dari periode sama tahun sebelumnya di 24,8%. Penurunan NIM disebabkan menurunnya pendapatan bunga bersih. Namun, perusahaan masih menjaga angka NIM di atas 6%, yang mana standar ideal NIM perusahaan yang sehat.

Mengingat saham ADMF merupakan emiten pembiayaan, kita harus mengetahui kualitas dari peminjaman yang diberikan oleh perusahaan. Di tahun 2020, perusahaan mampu mempertahankan rasio NPF di bawah 2%, yang artinya jauh di bawah standar NPF pada umumnya. Ini mengindikasikan kualitas pembiayaan perusahaan yang lancar.

Track Record Pembagian Dividen

Saham ADMF merupakan emiten yang rutin membagikan dividen. Berikut adalah besaran pembayaran dividen ADMF beberapa tahun terakhir:

Tahun Dividen per Saham Jumlah yang dibayarkan (miliar)
2017 1,009 505
2018 1,409 704
2019 1,815 908
2020 1,054 1,054

Saham ADMF konsisten membayarkan dividen kepada investor setidaknya 4 tahun terakhir dengan nilai yang terus meningkat. Tidak mengherankan jika ADMF masuk sebagai salah satu perusahaan di index High Dividend 20. Pembayaran dividen rutin merupakan nilai tambah bagi investor, mengingat semua perusahaan mampu membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya. Ini membuktikan bahwa saham ADMF cocok untuk investor jangka panjang yang ingin menikmati pendapatan rutin dari dividen tiap tahun, tanpa perlu menjual kepemilikan sahamnya.

Prospek Bisnis Saham ADMF

Untuk menghadapi tantangan 2021, saham ADMF telah mempersiapkan strategi dan inisiatif untuk mengembangkan bisnis, salah satunya memperkuat dan meningkatkan pangsa pasar di semua lini bisnis. Sejumlah hal yang akan dilakukan antara lain memberikan program penjualan yang menarik ke nasabah, memperluas usaha pada bisnis non otomotif, misalnya di segmen multiguna dan fee based income.

ADMF juga akan mempercepat investasi lewat digitalisasi di aplikasi Adiraku dan inisiatif yang fokus pada konsumen, misalnya reward Adira poin dan menyederhanakan proses pemberian kredit. Perusahaan menargetkan pembiayaan baru minimal 20% hingga 30% di tahun 2021 yang diproyeksikan sebagai tahun pemulihan bagi bisnis

Selain itu, relaksana PPnBM untuk mobil berkapasitas maksimal 2..500cc diproyeksikan bakal meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan pulihnya produksi dan penjualan industri otomotif, akan berpengaruh di sektor industri lainnya, salah satunya industri pembiayaan seperti saham ADMF. Fakta menyebutkan 70% pembelian mobil baru dilakukan secara kredit. Dengan demikian perusahaan memiliki peluang besar untuk memanfaatkan kebijakan ini.

Selain itu, kebijakan DP 0% dari Bank Indonesia akan menjadi katalis positif bagi saham ADMF. Namun, perusahaan mengaku akan lebih selektif dalam memberikan pinjaman. Calon debitur yang memiliki penghasilan ekonomi dan stabil jangka panjang akan diprioritaskan, mengingat tenor kendaraan bermotor memiliki jangka waktu 3 – 5 tahun.

Saham ADMF melalui momotor.id juga baru saja menggandeng 5 merk motor ternama, yaitu Suzuki, Kawasaki, Piaggio, Benelli, dan Viar. Momotor.id merupakan marketplace penjualan motor yang berfungsi untuk meningkatkan penjualan lewat channel online. Lewat kerjasama ini, perusahaan berharap memberikan pilihan motor yang lebih beragam bagi konsumen. Tentunya transaksinya akan memanfaatkan pembiayaan dari Adira Finance.

Dengan pulihnya ekonomi perlahan-lahan ditambah kebijakan yang menjadi katalis positif industri otomotif dan sektor pembiayaan, serta sehatnya fundamental perusahaan 3 tahun terakhir, saham ADMF memiliki peluang yang besar untuk terus meningkatkan kinerjanya di tahun ini dan masa mendatang. Jika dilihat dari harganya per Selasa, (30/3/21), saham ADMF berada di level Rp8,400 dengan PER 8,12x dan PBV 1.05x. Ini mengindikasikan perusahaan masih dihargai sangat murah dan investor layak memasukkan saham ADMF ke portofolio investasi jangka panjang.

Jadi, siap berinvestasi saham ADMF dan mendapatkan keuntungan dari situ? Yuk mulai investasi sekarang juga di Ajaib! Mulai dari Rp100 ribu, kamu sudah bisa buka rekening saham dan memiliki saham di emiten yang kamu minati.

Artikel Terkait