Analisis Saham

Bedah Saham MEDS, Merek Masker Kesehatan EVO Plusmed di 2024

Bedah Saham IPO MEDS, Merek Masker Kesehatan EVO Plusmed

Ajaib.co.id – Kali ini Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kembali kedatangan emiten dari Sektor Kesehatan. Emiten yang satu ini memiliki usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan Peralatan Kesehatan. Sampai dengan saat ini Perseroan sudah memiliki Brand “EVO Plusmed” di mana sudah sangat dikenal dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Emiten ini adalah PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (saham MEDS).

Profil Singkat Emiten

PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (saham MEDS) bergerak di bidang Industri produk alat kesehatan dan turunannya seperti masker medis. Perseroan didirikan pada tanggal 31 Desember 2010 dan mulai resmi beroperasi pada tanggal 1 Maret 2011 dengan memproduksi masker bedah dan/atau surgical face mask 3 ply. Perseroan menjadi pelopor di Indonesia yang memproduksi masker kesehatan type Ear Loop 4 Dimensi dengan merk dagang “Evo Plusmed”.

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut, terdiri atas Jemmy Kurniawan (45,00%), Franciscus Rijadi (35,00%), Engel Stefan (5,00%), Alexander (5,00%), A. Padmono Budi Sanyoto (5,00%), dan Fancy Marsiana, S.H. (5,00%).

Sedangkan per September 2023 terjadi sedikit perubahan, seperti berikut ini.

Nama Pemegang SahamJumlah SahamModal DisetorPersentase
Jemmy Kurniawan562.500.000 (Saham)11.250.000.000 (IDR)36,00%
Franciscus Rijadi437.500.000 (Saham)8.750.000.000 (IDR)28,00%
Public (each below 5%)335.282.200 (Saham)6.705.644.000 (IDR)21,00%
A Padmono Budi62.500.000 (Saham)1.250.000.000 (IDR)4,00%
Alexander62.500.000 (Saham)1.250.000.000 (IDR)4,00%
Fancy Marsiana62.500.000 (Saham)1.250.000.000 (IDR)4,00%
Engel Stefan39.717.800 (Saham)794.356.000 (IDR)3,00%

Saham MEDS sendiri berhasil melakukan penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO. Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya sebesar 312.500.000 lembar saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nominal Rp20 setiap lembar saham, atau sama dengan 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana MEDS kepada masyarakat dengan harga penawaran umum sebesar Rp125. 

Penggunaan Dana IPO Saham MEDS

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham MEDS ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh Perseroan untuk:

  1. Sekitar 8,56% untuk renovasi gudang Perseroan yang terletak di Kawasan Industri Blue Sky, Kelurahan Cimahi Selatan, Kota Cimahi untuk dijadikan pabrik yang dapat beroperasi;
  2. Sekitar 4,44% untuk pengembangan produk Perseroan dengan pembelian mesin produksi masker Duckbill;
  3. Sekitar 11,11% untuk pembelian mesin produksi masker untuk memproduksi varian masker baru yaitu masker KN95, masker KF94, dan masker N95;
  4. Sekitar 2,82% untuk pembelian peralatan penunjang produksi yaitu kompresor, dryer, mesin welding, mesin L- String, dan toolkit;
  5. Sekitar 73,07% sebagai modal kerja Perseroan untuk pembelian bahan baku produksi masker Duckbill, masker KN95, masker KF94 dan masker N95.

Kinerja Laporan Keuangan MEDS

KomponenQ1 202320222021
Pendapatan3772,6637737,4375789,67
Laba Kotor1341,5921025,1853977,95
Laba Bersih-4332,71237,0626631,35
Total Aset82352,2280927,4249980,8
Total Liabilitas17897,6412140,13
Total Ekuitas64454,5868787,29

Prospektus saham MEDS menunjukan dalam 3 tahun terakhir mengalami penurunan. Pada kinerja tahunan 2021 – 2022 MEDS mencatatkan penurunan laba, bahkan berdasarkan laporan keuangan terakhir pada Q1 2023, laba usaha mencatakan angka negatif.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dilansir Bisnis.com, saham PT Hetzer Medical Indonesia  Tbk. (MEDS) pernah memimpin top gainers dengan kenaikan tertinggi 52% sepekan pada 23 Desember 2023. Namun, sudah lebih dari 10 hari, sejak 12 Januari 2024, harga saham MEDS hari ini (29 Januari 2024) berada di level Rp50.

Rasio Keuangan MEDS

Berikut merupakan perbandingan rasio keuangan saham MEDS pada Q3 2022 dan Q3 2023 berdasarkan data dari Ajaib:

RasioQ3 2022Q3 2023
Return on Equity (RoE)-3,64%2,03%
Return on Assets (RoA)-1,82%1,46%
Gross Profit Margin (GPM)62,32%47,87%
Operating Profit Margin (OPM)13,8%-52,51%
Net Profit Margin (NPM)9,31%-57,37%
Current Ratio (CR)1.168,72%220,87%
Debt to Equity Ratio (DER)18%28%

Data di atas menunjukkan MEDS secara fundamental dalam kinerja cukup baik, rasio profitabilitas mengalami hasil yang positif dan selalu mencatatkan laba bersih, termasuk Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), bersamaan dengan rasio solvabilitas yang sehat.

Kebijakan Dividen Saham MEDS

Prospektus saham MEDS menuturkan bahwa pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas pembagian dividen saham MEDS, untuk setiap tahunnya Perseroan berencana membayarkan dividen tunai kepada para pemegang saham dengan nilai sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih tahun berjalan yang dimulai dari tahun buku 2022 setelah menyisihkan untuk cadangan wajib sebesar 20% dari modal ditempatkan dan disetor, dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan.

Prospek Saham MEDS di 2024

Ada banyak saham dengan harga di bawah Rp50 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun 2024, salah satunya adalah saham MEDS. Jika kamu cermat dan beruntung, sejumlah saham Rp50 ini bisa memberikan banyak cuan pada tahun ini.

Dilansir dari Kontan, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas memandang penyebab utama saham tertidur di level gocap adalah faktor fundamental, ada penurunan kinerja atau masih merugi. Termasuk untuk saham-saham yang tergolong masih baru di bursa, ketika mereka listing performa fundamental, valuasi, kinerja atau prospek bisnisnya tidak menarik.

Bagi saham yang sudah lama listing, Sukarno menyarankan untuk cermati kepemilikan publiknya. Jika sudah di atas 50%, perlu waspada karena dari sisi market maker susah untuk menggerakkan saham tersebut.

Sedangkan Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan yang dilansir dari sumber yang sama menyoroti tiga faktor utama yang membuat saham mendekap di level gocap, meski tidak dalam papan pemantauan khusus.

  1. Performa emiten yang membuat pelaku pasar cenderung melabeli nilai perusahaan pada harga tersebut. Pada kategori ini saham masih ditransaksikan di pasar reguler, sampai kepada harga offer terendahnya di harga Rp50. 
  2. Pengenalan emiten yang kurang kepada pelaku pasar. Kategori ini ditandai dengan sangat minimnya transaksi atau likuiditas, yang bisa juga diistilahkan sebagai saham-saham tidur.
  3. Faktor image perusahaan atau persepsi yang sahamnya relatif dipandang negatif oleh pasar. Pada umumnya, pasar akan menjauh karena merasa trauma atau perusahaan tersangkut masalah hukum. Bisa juga dipersepsikan sebagai “saham gorengan”.

Soal “saham gorengan”, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menimpali bahwa saham-saham gocap identik dengan persepsi tersebut. Sehingga tak heran jika pergerakan harganya seringkali tidak wajar, tapi akan kembali mentok ke level Rp50, terutama setelah aksi profit taking.

Selanjutnya, jumlah saham yang diperdagangkan (volume traded) akan ikut menurun, sehingga tidak ada pembeli lagi atau pembelinya sepi. Di sisi lain investor yang ingin jual sahamnya tidak bisa, atau sulit untuk jual karena harganya turun ke Rp50

Risiko Membeli Saham Rp50

Dilansir dari Kontan, Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan bahwa tindakan pelaku pasar mengoleksi saham-saham gocap lebih sebagai aksi spekulasi dibanding investasi. Hal ini bisa menjadi daya tarik bagi trader atau para risk taker. Tapi mesti diingat bahwa fluktuasi yang tinggi bisa jadi menawarkan potensi return yang juga tinggi, tapi begitu pula dengan potensi loss-nya.

Prospek perusahaan dan sektor bisnisnya, serta profil manajemen akan menjadi pertimbangan penting terhadap saham-saham gocap. Hanya saja, patut dicatat bahwa sentimen penggerak harga saham gocap lebih sulit terprediksi dibandingkan saham lainnya.

Alfred menyarankan investor lebih baik melirik saham lain yang ada di bursa. Menurutnya tidak ada kata menarik (untuk saham gocap), karena prioritas dari sisi risiko ketimbang return-nya. Apalagi di bursa kita masih banyak saham yang jauh lebih menarik,

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menimpali, aksi korporasi biasanya menjadi katalis yang paling efektif membangunkan saham-saham gocap. Sehingga, rencana aksi korporasi emiten bisa menjadi sinyal atau momentum untuk trading.

Hanya saja, perlu waspada karena bisa jadi sentimen itu hanya sesaat saja mendorong saham gocap. Sebab, seringkali saham-saham terlelap di level gocap karena memang tidak diminati oleh pasar.

Jadi, apakah kamu tertarik untuk membeli saham MEDS yang sudah rajin nongkrong di level gocap? Atau mau membeli saham lainnya di bursa? Nah apapun pilihanmu, pastikan untuk membeli saham di Ajaib!

Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!

Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga Aset Kripto di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.

Ada berbagai fitur menarik yang tersedia untuk membantu Anda memaksimalkan potensi profit dari trading saham, salah satunya X-TRA Day Trading. Anda dapat menikmati X-TRA buying power hingga 7x lipat untuk maksimalkan potensi cuan.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib sekarang! Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.


Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Sekuritas membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait