Saham

Saham BMTR, Bagian dari Raksasa Media MNC Grup

saham-bmtr

Ajaib.co.id – Keuntungan berinvestasi tak hanya bisa didapatkan dari saham sektor primer saja. Industri hiburan yang notabene merupakan sektor tersier juga bisa mendatangkan keuntungan bagi pelaku pasar saham. Apalagi jika kamu adalah pemegang saham BMTR, raksasa dunia media dan telekomunikasi.

PT Global Mediacom Tbk (BMTR) menaungi berbagai stasiun televisi ternama dan tertua di Indonesia. Misalnya saja stasiun televisi RCTI, MNC TV, dan Inews. Bukan hanya itu, anak usaha perusahaan ini juga merupakan produsen sejumlah media cetak dan elektronik terkemuka lainnya. Bahkan belakangan perusahaan ini juga merambah sektor investasi sebagai bagian dari bisnisnya.

BMTR juga terlibat dalam perkembangan bisnis online Media. Hal ini termasuk Portal berita online dan hiburan Okezone.com, perusahaan fashion e-commerce The F Thing, situs video sharing Metube.id, perusahaan travel online Mister Aladin, serta layanan Home Shopping 24 jam di MNC Vision dan MNC Now.

Meski demikian, bisnis telekomunikasi dan konten masih menjadi fokus perusahaan yang dipimpin oleh Hary Tanoesoedibjo ini. Sebagai salah satu perusahaan tertua di industri hiburan tentu saham BMTR layak masuk koleksimu. Namun bagaimana kinerjanya selama ini di pasar saham?

Saham BMTR, Pemain Lawas Industri Telekomunikasi Indonesia

Global Mediacom awalnya dirintis oleh Bambang Trihatmodjo, salah satu putra mantan Presiden RI, Soeharto. Namun kemudian perusahaan ini berkembang pesat setelah dikelola oleh Hary Tanoesoedibjo dan melambungkan namanya sebagai taipan terkemuka industri telekomunikasi Indonesia.

Perusahaan ini mulai berdiri tahun 1982 namun baru bergabung dengan pasar modal pada 1995 dengan melakukan Initial Public Offering (IPO). Harga sahamnya ketika pertama kali ditawarkan sebesar Rp1.250 per lembar dengan 200 juta lembar saham ditawarkan kepada publik.

Kinerjanya sebagai salah satu pemain utama industri televisi menjadikan perusahaan yang juga digawangi oleh pengusaha Rosano Barrack ini kerap memberikan dividen bagi pemegang sahamnya. Hanya saja, hal ini tidak membuat saham BMTR bebas dar fluktuasi harga yang terjadi di pasar saham.

Harga saham BMTR pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), JUmat 8 Mei 2020 ada di angka Rp206 per lembar saham. Sebenarnya, angka ini sudah mengalami penguatan sebesar 0.98% dari hari sebelumnya. Hanya saja, angka ini masih ada dalam tren penurunan selama sebulan belakangan.

Harga saham BMTR terbaik dalam catatan yang dikutip dari berbagai sumber ialah sebesar Rp256 per lembar saham. Pelemahan ini tak lain sebagai dampak dari ikut menurunnya kinerja pasar saham nasional sebagai dampak pandemi Corona yang agaknya belum nampak akhir penyebarannya.

Harga saham tersebut jelas bukan prestasi terbaik khususnya dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan bisa dikatakan jika harga tersebut sudah undervalued karena nilai buku BMTR per saham adalah Rp 1.023 per saham. Meski demikian, kinerja keuangan perusahaan ini relatif stabil meski tak bagikan dividen pada tahun 2019 lalu.

Dikutip dari Investor.id, MNC membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2,01 triliun pada kuartal I-2020, naik 7% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,88 triliun. Pendapatan iklan untuk kuartal I-2020 membukukan kenaikan 3% menjadi Rp 1,81 triliun dari periode sama tahun lalu Rp 1,76 triliun. Salah satu pendongkrak kenaikan adalah pendapatan iklan digital yang naik 25% dari Rp 159,4 miliar menjadi Rp 199,3 miliar pada kuartal I-2020.

Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari media sosial, portal berita, dan RCTI+. Adapun pendapatan iklan non-digital tercatat sebesar Rp 1,61 triliun, yang merupakan pertumbuhan 0% secara tahunan. Ini terjadi lantaran pembatalan acara olahraga seperti Serie A, FA Cup, dan AFC karena pandemi Covid-19. Biasanya program olahraga tersebut menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dan mengeluarkan biaya yang tinggi juga.

Seperti diketahui, pada kuartal I-2019, MNC menyiarkan Liga Inggris, Liga Champions, AFC selama tiga bulan penuh. Meskipun terjadi pertumbuhan yang datar dalam iklan non-digital, EBITDA perseroan masih mencatat pertumbuhan sebesar 8% menjadi Rp 894,8 miliar dari Rp 830,8 miliar pada kuartal I-2019. Sedangkan margin EBITDA pada level 44%.

Sedangkan pada tahun 2019, PT Global Mediacom Tbk membukukan laba bersih sebesar 1,40 triliun. Naik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018 sebesar 826,6 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp 91.75 per lembar.

Sementara itu, laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp 332,7 miliar pada kuartal I-2020. Apabila tanpa penyesuaian forex pada masing-masing tahun, maka laba bersih yang dibukukan sebesar Rp 577,2 miliar pada kuartal I-2020 dari Rp 514,6 miliar pada kuartal I-2019.

Hal ini merupakan kenaikan 12% secara tahunan dengan marjin laba bersih sebesar 29%. Tingkat konsumsi masyarakat pada kuartal II-2020 diperkirakan akan stagnan, sehingga perseroan mengantisipasi penurunan volume pada kuartal tersebut dengan mendorong iklan non-time consuming (NTC) terutama iklan built-in. Dengan demikian, perseroan dapat membebankan premi hingga 300% dari tarif reguler.

Hanya saja, performa saham BMTR agaknya akan dipengaruhi akan pelepasan saham yang dilakukan perusahaan atas saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCM) hingga di bawah 60%. Besaran saham akan menjadi 62,68% dari semula 65% selama April 2020.

Dikutip dari berbagai pemberitaan, selama periode 6-9 April 2020, Global Mediacom melepas 166,85 juta saham Media Nusantara Citra (MNC) pada harga Rp 855 per saham. Selanjutnya, sebanyak 34,38 juta saham dijual dengan harga Rp 1.030 per saham pada 13 April 2020.

Yang terbaru yakni transaksi penjualan dilakukan selama 24-30 April 2020 dengan jumlah 85,51 juta saham pada harga Rp 964,37 per saham. Secara total, transaksi penjualan saham MNC selama April tersebut mencapai Rp 260,52 miliar.

Sekretaris Perusahaan Global Mediacom Hery Nugroho dalam keterbukaan informasi mengatakan, tujuan dari transaksi adalah menurunkan kepemilikan saham MNCN di bawah 60%, agar MNC memperoleh tambahan potongan pajak (PPh Badan). Diskon pajak yang diharapkan sebesar 3% dari 22% menjadi 19% untuk 2020-2021 dan dari 20% menjadi 17% untuk 2022.

MNC berencana untuk menyelesaikan proses placement kepada investor strategis pada Mei 2020 ini. . Dana dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk mengurangi utang perseroan, yang jatuh tempo pada Agustus 2022.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020, diatur penyesuaian tarih Pajak Penghasilan (PPh) wajib pajak (WP) badan dalam negeri. WP dengan dengan berbentuk perseroan terbuka, memiliki jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) paling sedikit 40 persen, dan memenuhi persyaratan tertentu dapat memperoleh tarif PPh badan sebesar 3 persen.

Dilansir dari Kontan.co.id jakarta, penyesuaian 3 persen lebih diberikan dari tarif sebesar 22 persen yang berlaku pada tahun pajak 2020 dan 2021 serta 20 persen yang mulai berlaku pada 2022. Dengan demikian, perusahaan bisa menurunkan biaya terkait pajak dan mengalokasikannya untuk optimalisasi kinerja perusahaan.

Sejarah Saham BMTR

BMTR didirikan pada tanggal 30 Juni 1981, Perseroan pada awalnya merupakan konglomerasi yang bergerak dalam sektor perdagangan umum. Setelah melakukan beberapa akuisisi dan divestasi, Perseroan mengubah fokus usahanya ke industri media.

Pada tahun 2007, Perseroan menegaskan fokus baru ini dengan melakukan rebranding menjadi PT Global Mediacom Tbk yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 1995, dengan kode saham BMTR.

Global Mediacom kemudian menjadi bagian dari Grup MNC bersama dengan PT MNC Studios International Tbk (MSIN), PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN). Sejumlah emiten ini menjadi bukti luasnya kerajaan bisnis media ini yang tentu saja akan berpengaruh pada perkembangan perusahaan di masa depan,

Jadi, apakah kamu tertarik pada saham BMTR? Mungkin saja kepemilikan saham ini bisa meningkatkan nilai investasimu lho.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait