Saham

Saham MNCN Anjlok, Harry Tanoe Gandeng Perusahaan China

Perfoma saham MNCN (Media Nusantara Citra) pada Agustus 2019 terlihat anjlok. Per tanggal 26 Agustus lalu, saham MNCN berada diharga Rp1.280 per lembarnya.

Padahal mereka memulai bulan Agustus 2019 diangka Rp1.390 per lembar saham. Saham perusahaan milik Hary Tanoe ini terjun bebas pada 6 Agustus lalu, hingga 30 persen, yaitu Rp1.280 per lembar.

Saham MNCN memang sedang menurun bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Mereka mencapai titik tertinggi di lantai saham pada 27 Februari 2015. Ketika itu, harga saham MNCN senilai Rp3.150 per lembar saham.

Tak mau terus menurun MNCN membuat sebuah terobosan. Grup perusahaan yang memayungi MNC TV ini harus membuat strategi baru. Mereka menggandeng perusahaan penyedia konten video asal China, iQIYI guna membuat platform penyedia layanan video on demand (VOD).

Dalam keterangan resminya, 21 Agustus lalu, melalui perusahaan patungan itu, MNCN akan memiliki saham sebesar 51 persen dan 49 persen bakal dipegang iQIYI. Adapun, MNCN akan mengurus pemasaran, penjualan dan dukungan dari sisi regulasi.

Sementara itu, iQIYI bakal bertanggung jawab dari sisi teknologi dan pengembangan ke depan. MNCN memilih iQIYI karena perusahaan tersebut memiliki kemampuan mumpuni dari sisi teknologi yang merupakan bagian dari perusahaan pengembang mesin pencarian Baidu.

Perusahaan patungan itu ditargetkan bisa berjalan pada kuartal IV tahun 2019 dengan membuat konten dan memulai layanan freemium dari layanan video berbasis iklan (advertisement based video on demand/AVOD) dan layanan video berbasis langganan (subscription video on demand/SVOD).

Hary Tanoesoedibjo mengatakan belanja iklan digital bakal terus tumbuh dari 16 persen menjadi di atas 30 persen dalam kurun waktu lima tahun. Pertumbuhan tersebut, katanya, bakal terus terjadi dengan bobot double digit.

“Konsumsi akan tumbuh secara tajam termasuk belanja pada layanan SVOD. Kombinasi iQIYI dan MNCN akan menciptakan sinergi yang kuat dalam layanan video streaming di Indonesia,” katanya.

Sebelumnya, MNCN melakukan penetrasi di media sosial, dengan jumlah subscribers 37.6 juta dan jumlah penonton 13.7 miliar. Bisnis MNCN terus naik melalui ekspansi ke aplikasi seluler di RCTI+.

Laba MNCN

MNCN tercatat membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,88 triliun di kuartal pertama di tahun 2019, naik 18 persen dari Rp1,60 triliun pada periode yang sama di 2018.

Pada kuartal pertama di tahun 2019, MNCN juga membukukan kenaikan laba bersih yang signifikan hingga 98% menjadi Rp585 miliar. Dengan capaian ini, pasar menilai prospek bisnis perseroan akan sangat baik ke depannya.

Melantai di Pasar Saham

Pada 22 Juni 2007 perusahaan ini resmi melantai di bursa saham dengan kode emiten atau ticker MNCN.

Saat ini, mayoritas saham digenggam oleh Global Mediacom dengan porsi saham sekitar 65,12 persen dan masyarakat sekitar 34,9 persen Saham MNC terhitung liquid dan memiliki tren peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang. 

Artikel Terkait