Saham

Saham Fren Satu-satunya Pemain di Sub Sektor Operator CDMA

saham fren

Saat ini berbagai fungsi media hampir semuanya diambil alih oleh sebuah handphone. Baik media cetak, radio, televisi dan internet, semuanya sudah tersedia dalam genggaman. Maka tidak mengherankan jika muncul pendapat bahwa bisnis di bidang telekomunikasi sangat potensial dan bisa mendatangkan banyak untung. Termasuk investasi saham pada emiten operator telekomunikasi, seperti saham FREN, TLKM, ISAT dan EXCL.

Mungkin, kamu yang baru mau terjun di dunia investasi saham, juga berpendapat demikian. Namun patut diingat, bahwa teknologi identik dengan perkembangan tanpa henti. Artinya, mereka yang menggeluti bidang teknologi, akan tergilas jika tetap stagnan dan tidak mengikuti perkembangan jaman.

Sejarah Pasar CDMA di Indonesia

Salah satu saham dari operator seluler di tanah air adalah saham FREN dari PT. Smartfren telecom. Produknya berupa produk jasa operator serta handphone Smartfren Andromax. Berbeda dengan perusahaan operator lainnya yang merupakan penyedia jasa operator seluler GSM, FREN bergerak di jasa operator seluler CDMA.

Operator CDMA sempat muncul dan booming di Indonesia pada tahun 2006-2009. Saat itu, operator CDMA menawarkan tarif yang lebih murah. Masyarakat pun menyambut meriah. Bahkan, penetrasi pasar CDMA pada periode tersebut meningkat hingga 49%, sementara GSM hanya tumbuh 36% saja.

Namun memasuki tahun 2010, pasar mulai jenuh. Selain itu, Telkom yang juga sempat berinvetasi pada sektor CDMA melalui produk Fren, menarik diri. Akhirnya, perkembangan CDMA semakin stagnan. Bahkan, akibat perang tarif sejak tahun 2008, sempat menyebabkan pengurangan margin drastis.

Terlebih lagi saat Biaya Hak Penggunaan (BHP) meningkat dan menambah beban biaya operasional.  Perusahaan CDMA pun kian kewalahan. Hingga akhirnya satu per satu tutup buku.

Profil Saham Fren

Dengan semakin banyaknya pemain CDMA yang tutup, pada akhirnya menyisakan saham FREN dari PT. Smartfren Telecom, Tbk. Sebagai satu-satunya di sub sektor operator seluler CDMA. Smartfren merupakan gabungan dari dua perusahaan telekomunikasi.

Perusahaan tersebut yakni PT Mobile-8 Telecom, yang didirikan oleh PT. Global Mediacom Tbk. Induk perusahaan MNC Media, milik Hary Tanoesoedibjo. Mobile-8 mengusung merek Fren. Satunya lagi adalah PT Smart Telecom milik Sinar Mas Grup yang mengusung merek Smart.

Sebelum bergabung dengan Smart, saham FREN dari Mobile-8 melantai terlebih dahulu pada November 2006 dengan nilai IPO Rp255 per saham. Harga saham FREN pun sempat melejit hingga sempat mencapai 6.000 an per lembar saham. Namun hal tersebut hanya berlangsung beberapa periode saja. Karena perusahaan terus mencatatkan kerugian seiring kejenuhan pasar.

Mobile-8 sempat mencatatkan kerugian Rp1, 05 triliun pada kuartal III/2010. Di tengah kondisi keuangan yang memburuk, Mobile-8 memutuskan merger dengan perusaahaan Smart Telecom. Menjadi PT. Smartfren Telecom, tbk.

Awal tahun 2010 level FREN sempat jatuh di bawah level Rp1000 per lembar saham. Kinerja saham FREN kian memburuk, dimana pada Maret 2012, harga saham FREN berada di bawah level Rp100 per lembar saham. Bahkan tembus di bawah Rp50 pada tahun 2013. Kondisi terpuruknya saham FREN di bawah Rp100 berlangsung hingga 2018.

Kondisi saham FREN sempat membaik memasuki awal 2019. Mengiringi isu akan diadakannya merger dengan perusahaan GSM XL Axiata. Namun, sejak pertengahan Juli 2019, saham Fren beberapa kali masuk sebagai saham dengan kinerja terburuk di Bursa Efek Indonesia.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait