Properti

Real Estate, Apakah Masih Investasi Menarik di Saat Pandemi?

Real Estate

Ajaib.co.id – Di tengah pandemi Covid-19 pembelian real estate, sebagai salah satu investasi properti, mengalami penurunan tren. Hal ini dianggap wajar, karena terjadinya pelambatan roda perekonomian sebagai dampak pandemi Covid-19.

Padahal pada tahun lalu, pemerintah baru saja mengeluarkan kebijakan untuk mendongkrak pertumbuhan properti melalui relaksasi loan to value (LVL) Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dari 10% ke 5% yang efektif diberlakukan pada 2 Desember 2019.

Selain itu, Menteri Keuangan juga telah menurunkan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) terhitung dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor PMK 92/PMK.03/2019. Batas bawah PPnBM ditingkatkan dari Rp20 miliar menjadi Rp30 miliar dengan tujuan mendongkrak pasar properti kelas menengah ke atas atau real estate.

Namun sayangnya hingga kuartal ke-1 tahun 2020 belum ada tanda-tanda pasar properti real estate membaik. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan pertumbuhan yang hanya sebesar 1,77%, lebih rendah dibandingkan dengan 1,80% pada kuartal III 2019.

Perlambatan juga ditunjukkan pada pasar properti komersial. Pasar properti komersial di Indonesia tercatat mengalami perlambatan signifikan, yaitu dari 3,12% (yoy) pada kuartal III menjadi hanya 0,04% (yoy) pada kuartal IV 2019.

Menurunnya pertumbuhan industri properti juga disebabkan karena pandemi global Covid-19 yang mengharuskan aktivitas konstruksi di lapangan harus dihentikan. Dengan industri properti dan individu kini menghadapi masa depan yang tidak pasti, istilah rumah adalah tempat yang aman kini dipertanyakan.

Meskipun begitu, ada banyak peluang yang sebenarnya bisa diraih dari turunnya investasi properti pasar real estate, berikut beberapa prospek industri properti di masa yang akan datang.

Membeli Rumah

Membeli rumah sering disebut sebagai salah satu investasi finansial yang penting dan bijaksana. Sejauh ini, selama masa kesulitan ekonomi nasional, saran konservatif tersebut perlu dipertanyakan.

Misalnya pada krisis keuangan global 2008 yang langsung menghantam industri properti di Amerika Serikat merupakan pukulan telak bagi industri tersebut. Namun, sejumlah ahli keuangan sepakat bahwa penurunan kali ini tidak akan merugikan industri properti. 

Dhruv Arora selalu CEO perusahaan pengelolaan kekayaan Syfe menyebutkan dalam beberapa sejarah resesi, pasar properti tetap menjadi yang paling tangguh dan hanya berdampak di sektor-sektor properti tertentu, misalnya real estate.

Berdasarkan penjelasan Dhruv, meski saat ini tren properti sedang menurun, membeli properti, seperti rumah di tengah krisis seperti cukup masuk akal untuk dilakukan. Menurunnya suku bunga dan biaya peminjaman lebih murah sehingga biaya KPR jauh lebih murah adalah diyakini sebagai alasan yang tepat untuk membeli properti di tengah krisis.

Peningkatan investasi di industri properti juga terjadi di Australia, menurut ekonom di situs properti Australia Domain Trent Wilshere, kebijakan tersebut mendorong lebih banyak individu untuk kembali ke pasar investasi.

Ia menambahkan bahwa transaksi akan meningkat di beberapa minggu ke depan, tetapi cenderung melambat dibandingkan akhir 2019 dan awal 2020 sebelum Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi global.

Mengingat pandemi Covid-19 tidak akan berlangsung selamanya, penting untuk investor industri properti memantau baik pasar properti lokal maupun nasional.

Membeli Properti dan Mendiamkannya

Membeli properti kemudian mendiamkannya untuk beberapa saat dapat menghadirkan pendapatan pasif yang besar melalui pembayaran sewa dan pertumbuhan modal awal dari apresiasi harga yang meningkat.

Atribut fundamental seperti ini akan tetap bertahan di tengah krisis Covid-19, meski kemerosotan ekonomi membuat tren industri properti menurun dan membuat harganya melambung.

Kondisi seperti ini merupakan peluang bagi mereka yang memiliki posisi untuk berinvestasi. Dengan kondisi ekonomi global yang meluncur tajam, demikian pula pasar para penyewa. Namun, yang harus diperhatikan pemilik properti adalah beberapa penyewa akan kesulitan untuk membayar penyewaan secara rutin.

Menurut David Lebovitz selaku global market strategist di JPMorgan Asset Management, tips untuk membeli properti saat ini adalah tentang lokasi. Peluang investasi terbaik properti berada di tempat-tempat di mana lingkungan tenaga kerjanya paling sedikit terkena dampak kerusakannya.

Sama seperti rumah hunian, membeli properti lalu membiarkannya mungkin akan mengalami kesulitan di sektor logistik. Dalam hal pengamatan dan pemrosesan penjualan ke calon penyewa dan pembeli.

Properti Komersial

Properti komersial, yang meliputi sektor hotel dan ritel yang terpukul begitu keras sehingga berpotensi menimbulkan risiko yang besar bagi investor.

Hingga tahun ini, pasar properti komersial telah turun hampir 28%, dengan hotel dan ritel masing-masing turun hingga angka 48& dan 40%.

Dhruv mengatakan bahwa penurunan ini membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk dikoreksi. Pemulihan tersebut akan bertahap dengan membentuk kurva huruf U alih-alih huruf V, mengikuti pertumbuhan ekonomi yang juga bertahap.

Namun, yang perlu dicatat adalah, ada di mana ada kelemahan, di situ ada peluang yang bisa dieksplorasi oleh investor.

Sektor dengan fundamental yang kuat, seperti industri, perumahan, dan properti khusus menunjukkan tanda-tanda ketahanan. Dhruv juga menambahkan China akan menjadi negara pertama yang menginisiasi pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara lain, dengan sektor kesehatan dan logistik sebagai andalan.

Sementara untuk sektor properti, Lebovitz melihat pembelian langsung dan real estate investment trusts (REITs) sebagai pilihan investasi terbaik saat ini. Hal ini dikarenakan industri properti masih memiliki nilai sebagai sumber pendapatan dan juga untuk diversifikasi portofolio.

Membangun Fondasi

Sebelum memulai investasi di industri properti, penting untuk memiliki fondasi investasinya dengan benar. Biasanya, penasihat keuangan menyarankan kamu untuk menyisihkan pendapatan sekitar tiga bulan dalam bentuk uang tunai jika terjadi keadaan darurat.

Namun, dalam kondisi kritis saat ini, pendapatan untuk enam bulan ke depan dirasa cukup aman. Dana darurat penting untuk menutupi keuangan tak terduga jika skenario terburuk menghampiri investasi di industri properti. 

Apakah kamu tetap akan berinvestasi di industri properti tahun ini?

Artikel Terkait