Bisnis & Kerja Sampingan

Mark Cuban Pernah Kehilangan Rp1,2 Miliar dan Bersyukur

Mark Cuban

Ajaib.co.id – Mark Cuban, salah satu entrepreneur sukses dunia dan merupakan salah satu pemilik tim Basket Amerika Serikat (NBA) Dallas Mavericks serta aktor di serial televisi populer Shark Tank yang bernilai sekitar USD4,1 miliar atau setara dengan Rp311 triliun. Angka yang cukup fantastis, bukan?

Namun, tidak ada orang yang peduli dengan latar belakang seseorang sebelum menjadi sukses. Individu cenderung menyukai kisah-kisah tentang kesuksesan orang tanpa mengetahui proses di balik itu semua. 

Seperti halnya Mark Cuban sebelum menjadi sukses, tidak banyak yang mengetahui kalau dirinya hanyalah seorang pemilik usaha kecil menengah (UKM) dan pernah mengalami kerugian seketika, seperti halnya pengusaha-pengusaha UKM pada umumnya yang kini tengah bertahan dalam menghadapi krisis Covid-19.

Mark Cuban pernah di titik terendah dalam hidupnya. Saat itu di umur 20an tahunnya, ia terlalu miskin untuk membuka rekening bank dan menabung, bahkan untuk bertahan hidup Ia harus berbagi ruang dengan lima orang di apartemen tiga kamar seharga USD600 per bulan. Ia mengakui bisa saja tidur di lantai atau di sofa, tergantung ruang yang tersisa di saat itu.

Sewaktu memulai bisnis pertamanya umur 24 tahun di sektor integrasi sistem bernama Microsolutions yang kemudian dijual ke Compuserve, Mark Cuban pernah kehilangan uang senilai USD84.000 atau setara dengan Rp1,2 miliar di bank. Saat itu semangat mudanya masih berkobar-kobar dan penuh dengan kepercayaan diri. Ia merasa bisa menjadi seorang pengusaha sukses dari semua yang dipelajari di Indiana University.

Berdasarkan kisah Mark Cuban di podcast episode “Pardon My Take”, resepsionisnya saat itu tidak mengirimkan cek perusahaannya ke vendor. Sebaliknya, ia justru memalsukan cek menggunakan cairan koreksi dan mesin tik, menuliskan namanya, membawanya ke bank, lalu mencairkan seluruh uangnya. Singkatnya, dalam satu hari, uang perusahaan yang awalnya memiliki senilai USD86.000 berubah menjadi USD2.000 atau setara dengan Rp29,6 juta.

Pria berumur 61 tahun tersebut merasakan ketakutan yang hebat setelah mendatangi bank dan mendapati fakta bahwa hampir seluruh uangnya raib. Namun, justru peristiwa tersebut yang membuatnya bersyukur dan perlahan-lahan bangkit dari keterpurukan.

Perlahan-lahan Mark Cuban bangkit dan Microsolutions berubah menjadi perusahaan senilai USD30 juta atau sekitar Rp444 miliar, lalu berubah menjadi perusahaan lain, berubah menjadi perusahaan streaming, dan akhirnya berubah menjadi Dallas Mavericks.

Pada 1990, Mark Cuban menjual Microsolutions ke Compuserve seharga USD6 juta dan membuatnya menjadi miliarder di umur 32 tahun. Beberapa tahun kemudian, ia menjadi Co-founder di perusahaan streaming bernama Audionet, yang menjadi Broadcast.com di tahun 1999 dan kemudian diakuisisi Yahoo dengan harga USD5,7 miliar.

Di umur 40 tahun, pria kelahiran Pennsylvania, Amerika Serikat tersebut resmi menjadi biliuner dan menjadikannya sebagai pemilik saham terbanyak di Dallas Mavericks dengan nilai USD285 juta.

Lalu bagaimana aktor Shark Tank tersebut bisa bersyukur setelah kehilangan Rp1,2 miliar dalam sehari dan bangkit lalu berakhir menjadi Dallas Mavericks owner? Berdasarkan sesi tanya jawab di Oxford Union pada 2017, dia mengungkapkan bahwa akan selalu ada hal-hal yang tidak bisa diantisipasi dan di luar dari kendali kita.

Bahkan ketika kamu memiliki semua aspek untuk bisa sukses sekalipun, kamu tidak bisa menghindar dari risiko apapun. Akan ada sesuatu yang salah. Ketika hal tersebut terjadi, yang bisa kamu lakukan adalah berjuang melalui apapun, bahkan jika perlu berusaha jauh lebih ekstra untuk berhasil keluar sebagai pemenang.

Mark Cuban merekomendasikan pelaku bisnis UKM untuk melakukan hal-hal berikut ini dalam menghadapi krisis:

Hadapi Realita dan Ambil Tindakan Secara Cepat

Kemarahan, kecemasan, dan ketakutan adalah emosi yang natural ketika menghadapi krisis, salah satunya pandemi global Covid-19. Namun, jangan sampai hal tersebut mempengaruhi kamu berlarut-larut, tetapi kamu harus pindah ke mode mengambil tindakan secara cepat.

Pada kasus Mark Cuban, ia memilih untuk bertahan dan bertindak cepat setelah mengetahui uang perusahaannya hilang.

Tetap Transparan

Cuban sangat merekomendasikan komunikasi transparan dan terbuka di tengah krisis dengan semua orang dan siapapun yang terlibat di perusahaan tersebut. Bicara dengan karyawan, bicara dengan penasihat keuangan, dan bicara dengan pemilik properti. Komunikasikan secara transparan dan terbuka tentang situasi apapun.

Seperti yang dilakukan Cuban ketika perusahaannya kehabisan uang, Ia langsung menelpon semua bankir dan memungkinkan mereka mengetahui apa yang terjadi, mengapa itu terjadi, dan kemudian minta waktu untuk berjuang.

Prioritaskan Koneksi Dibandingkan Penjualan

Faktanya adalah bahwa banyak klien dan koneksi tidak akan menghasilkan uang dengan jumlah yang banyak. Karena saat ini bukan waktunya untuk mendorong penjualan.

Cuban merekomendasikan untuk terus berusaha membangun hubungan yang sudah dimiliki. Hubungi mereka, e-mail mereka secara pribadi, kirim pesan singkat, atau tanyakan kabar mereka.

Kekuatan koneksi antar manusia lebih penting sekarang daripada apapun. Di akhir krisis, kamu akan dikenang sebagai pengusaha yang memiliki kebaikan dan kasih sayang selama masa yang penuh tekanan.

Pertimbangkan untuk Meminjam

Di momen yang penuh tekanan saat ini, industri perbankan sama bingungnya dengan pemilik UKM. Meskipun terkesan menyeramkan, kamu dapat memanfaatkan kondisi seperti untuk melakukan pinjaman ke bank mengingat kebijakan pemerintah menurunkan suku bunga pinjaman bank.

Cuban juga mengingatkan audiens webinar bahwa pengusaha UKM harus memiliki ketahanan yang sama dan terus berpegang teguh pada krisis Covid-19 ini. 

Apapun yang tengah kamu hadapi saat ini, terus bertahan untuk keluar sebagai pemenang di akhir Covid-19

Artikel Terkait