Analisis Saham

Menilik Bedah Saham IPO Adaro Minerals (ADMR)

Sumber: Adaro Minerals

Ajaib.co.id – Bagi kalian yang suka trading atau berinvestasi pada emiten batu bara pasti kenal dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Nah Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera kedatangan anak usaha dari ADRO loh, anak usaha ini bernama  PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dan bergerak dibidang perdagangan batu bara metalurgi. 

Profil Singkat Emiten

Perusahaan yang bernama PT Adaro Minerals Indonesia Tbk ini memiliki kode emiten yaitu ADMR, perusahaan bergerak dibidang pertambangan batu bara metalurgi melalui perusahaan anak, jasa pertambangan, dan konsultasi manajemen.

Dalam menjalankan kegiatan usaha pertambangan dan perdagangan batu bara metalurgi tersebut, masing-masing dari 5 Perusahaan Anak mempunyai konsesi tambang berdasarkan PKP2B yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur dengan total luas 146.579 hektar.

Pada tanggal 31 Agustus 2021, keseluruhan konsesi PKP2B tersebut memiliki sumber daya sebesar 980,0 juta ton dan cadangan sebesar 170,7 juta ton batu bara metalurgi yang berkualitas tinggi. Untuk tambang PT Maruwai Coal (“MC”) yang saat ini aktif, estimasi sumber daya dan cadangan menggunakan data topography 25 Mei 2021.

Kelima konsesi PKP2B tersebut merupakan bagian dari Cekungan Kutei Atas (Upper Kutei Basin), yang memiliki endapan batu bara metalurgi yang merupakan salah satu area greenfields terbesar secara global.

Saat sebelum melaksanakan proses penawaran umum saham perdana, komposisi kepemilikan saham perseroan terdiri atas PT Adaro Energy Tbk (81,76%), PT Adaro Mining Technologies (10,54%), dan PT Alam Tri Abadi (7,70%)

Detail Rencana IPO ADMR

Perseroan melakukan penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO. Perseroan menawarkan sejumlah 6.045.580.000 lembar saham atas nama dengan nominal Rp100 setiap lembar saham, atau sama dengan 15,00% dari total modal yang ditempatkan setelah proses penawaran umum perdana saham kepada masyarakat dengan harga penawarannya sebesar Rp100.

Prakiraan struktur pemegang saham di kemudian hari adalah PT Adaro Energy Tbk (69,50%), PT Adaro Mining Technologies (8,95%), PT Alam Tri Abadi (6,55%), dan Masyarakat (15,00%).

Penjamin pelaksana emisi efek ADMR adalah PT Ciptadana Sekuritas. Penjamin pelaksana emisi efek menjamin dengan kesanggupan penuh (Full Commitment) terhadap penawaran umum perseroan

Jadwal Penawaran Saham

Jadwal penawaran saham IPO ADMR berdasarkan prospektus adalah sebagai berikut:

  • Masa Penawaran Awal : 9 – 16 Desember 2021 
  • Tanggal Efektif : 22  Desember 2021
  • Masa Penawaran Umum : 27 – 29  Desember 2021
  • Tanggal Penjatahan : 29  Desember 2021
  • Tanggal Distribusi Saham : 30 Desember 2021
  • Tanggal Pencatatan di BEI : 3 Januari 2022

Rencana Penggunaan Dana IPO Saham ADMR

Berdasarkan prospektus perseroan, dana yang dihimpun dari kegiatan IPO, setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan berbagai hal, yaitu: sekitar 60% akan digunakan untuk belanja modal anak usaha yaitu MC, sisanya akan digunakan untuk membayar kembali sebagian pokok atas pinjaman perseroan dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

Kinerja Laporan Keuangan ADMR

Prospektus saham IPO ADMR menunjukan bahwa dalam tiga tahun terakhir, ADMR masih belum mampu membukukan laba.

Namun pada periode delapan bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2021, ADMR berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$44.990.099, meningkat senilai US$63.629.015 atau melesat naik hingga 341,4% dibandingkan dengan rugi periode berjalan untuk periode delapan bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2020 sebesar US$18.638.916.

Peningkatan tersebut terutama didukung oleh peningkatan pendapatan selama delapan bulan pertama di tahun 2021 yang lebih tinggi daripada dengan kenaikan beban pokok pendapatan.

Rasio Keuangan ADMR

Berikut merupakan ringkasan rasio keuangan saham ADMR selama bulan Desember 2018, 2019 hingga kinerja per Juli 2021:

Data di atas mencerminkan bahwa ADMR secara fundamental cukup fluktuatif, di mana rasio profitabilitas nya menunjukan pertumbuhan yang cukup baik, namun di satu sisi, rasio solvabilitasnya cukup tinggi.

Kebijakan Dividen ADMR

Prospektus saham IPO ADMR belum menjabarkan secara detail terkait pembagian dividen, skema deviden akan ditentukan di kemudian hari.

Prospek Bisnis ADMR

Permintaan batu bara metalurgi dipengaruhi dengan permintaan besi baja untuk menunjang aktivitas perekonomian di suatu negara, khususnya aktivitas dari sektor industri manufaktur, konstruksi, transportasi dan infrastruktur.

Konsumsi besi baja bervariasi di setiap negara, dari sekitar 300-400 Kg/Kapita/Tahun sampai kepada 1,000 Kg/Kapita/Tahun. Di tahun 2020, permintaan impor batu bara metalurgi terdampak oleh pandemi COVID-19 sehingga ada penurunan sebesar 11% dibandingkan dengan 2019 (Sumber: IHS Markit).

Namun demikian, setelah adanya stimulus dan pelonggaran pembatasan sosial, permintaan besi baja menjadi meningkat tajam. Di tahun-tahun sebelumnya, China, India dan Vietnam menjadi penggerak pertumbuhan permintaan besi baja, Pada tahun 2021, permintaan besi baja mengalami pertumbuhan di semua negara sebagai akibat dari target pemulihan ekonomi.

Dalam merespon pertumbuhan permintaan yang signifikan, produksi besi baja juga meningkat cukup kuat. Berdasarkan data dari World Steel Association, selama periode Januari 2021 sampai dengan Juli 2021, produksi besi baja meningkat sebesar 12% dibandingkan kinerja tahun sebelumnya.

Pasca tahun 2021, permintaan diperkirakan akan menguat terus dari tahun ke tahun selama sepuluh tahun mendatang, meskipun pada tingkat pertumbuhan yang lebih moderat dibandingkan tahun 2021.

China, India, Vietnam dan Turki diprediksi akan menambah permintaan impor batu bara metalurgi sebanyak masing-masing 27%, 42%, 20% dan 39%, dan akan menjadi pendorong pertumbuhan selama sepuluh tahun mendatang. Di tahun 2030 dan seterusnya, pertumbuhan permintaan akan cenderung mendatar.

Produksi dengan menggunakan Electric Arc Furnace (EAF) akan semakin bertambah dan mempengaruhi pertumbuhan dari Blast Furnace/Blast Oxygen Furnace (BF/BOF).

Jika dilihat permintaan impor batu bara metalurgi berdasarkan kualitas, maka permintaan batu bara Hard Coking Coal (HCC) secara umum mengikuti pergerakan permintaan besi baja.

Sedangkan batu bara Semi Soft Coking Coal (SSCC) memiliki tren yang berbeda, di mana pada satu dekade mendatang pertumbuhan permintaan akan dibatasi dengan bertambahnya ketersediaan batu bara di India.

Namun, pasca 2040, pertumbuhan ketersediaan di India akan semakin terbatas dibandingkan dengan pertumbuhan permintaan, yang menyebabkan adanya ruang untuk pasokan dari Indonesia dan Rusia bertambah. Pada pemanfaatannya, batu bara SSCC juga dapat digunakan sebagai batu bara Pulverized Coal Injection (PCI).

Permintaan PCI cukup sulit diprediksi dikarenakan penggunaannya bisa tergantikan dengan SSCC dan thermal coal. Selain itu, akhir-akhir ini di Eropa, permintaan PCI mulai digantikan dengan hydrogen, terutama ketika harga karbon meningkat cukup tajam.

Trend permintaan atau impor batu bara dapat dilihat dibawah ini. Jika dilihat pada grafik, maka total impor batu bara metalurgi akan meningkat dari tahun ke tahun dari 331 juta ton di tahun 2020 menjadi 401 juta ton di tahun 2040.

Di tahun 2020, China menjadi negara pengimpor terbesar diikuti dengan India dan Jepang. Di tahun 2040, ketiga negara tersebut yaitu China, India dan Jepang diprediksikan akan tetap menjadi pengimpor utama dengan volume masing-masing sebanyak 79 juta ton, 109 juta ton dan 48 juta ton.

Grafik Impor Batu Bara Metalurgi Global

Sumber: IHS Market (Prospektus Perseroan)

Kesimpulan

Berdasarkan laporan prospektus saham IPO ADMR, diketahui memang secara fundamental ADMR memiliki kinerja yang berfluktuatif, di mana di satu sisi perseroan mampu mencetakan laba, namun di sisi lain rasio utang perseroan cukup tinggi.

Berdasarkan laporan prospek usaha perseroan, perseroan meyakini bahwa fundamental pasar batu bara metalurgi tetap kokoh, didukung oleh meningkatnya permintaan baja untuk mendukung kegiatan peningkatan urbanisasi, pembangunan infrastruktur, dan pertumbuhan ekonomi.

DisclaimerInvestasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait