Ajaib.co.id – PT Surya Esa Perkasa Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyedia minyak dan gas bumi. Ruang lingkup kegiatan bisnis dari perusahaan yang berkode saham ESSA ini meliputi pemurnian maupun pengolahan minyak dan gas bumi, petrokimia, perdagangan besar, distributor utama, ekspor produk, eksplorasi minyak dan gas bumi, serta energi terbarukan.
Namun, ESSA yang mulai beroperasi sejak 2007 memiliki kegiatan utama seperti pemurnian dan pengolahan, pembangunan kilang, perdagangan dan distribusi LPG, hingga eksplorasi migas dari hulu dan hilir.
Hasil produksi perseroan banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti LPG untuk bahan bakar memasak maupun otomotif, kondensat untuk bahan baku cat, lem, atau ban kendaraan, serta nafta cahaya untuk pengganti freon maupun refrigeran.
Saham ESSA mulai diperdagangkan melalui bursa saham sejak tahun 2012 dengan harga penawaran Rp610 per lembar saham. Mayoritas kepemilikan saham ESSA sendiri dipegang oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera. Saat ini harga saham ESSA anjlok dari harga penawaran. Pada perdagangan Jumat, 26 Maret 2021 harga saham ESSA ditutup pada Rp368 per lembar saham.
Lalu, apakah saham ESSA yang kini turun menjadi setengah dari harga penawaran, layak untuk dipilih? Jawabannya tentu bisa kamu temukan dengan melihat fundamental perusahaan dan rencana bisnis yang akan diambil melalui bedah kinerja saham ESSA berikut ini.
Masa Pandemi Bikin Bisnis ESSA Berbalik Merugi di Tahun 2020
Tantangan bisnis di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 membuat ESSA catatkan kerugian. Berdasarkan laporan keuangan, emiten yang bergerak di industri energi dan kimia ini membukukan pendapatan sebesar 175,51 juta USD turun 20,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 221,91 juta USD.
Penurunan pendapatan ini sejalan dengan beban pokok ESSA yang turun menjadi 166,13 juta USD dari tahun sebelumnya sebesar 182,82 juta USD. Sementara beban penjualan melesat 2,23 juta USD atau 769,2 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 257,152 ribu USD.
Hal tersebut yang menyebabkan perseroan mencetak rugi bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk di tahun 2020 sebesar 19,12 juta USD. Berbanding terbalik dengan raihan laba di tahun 2019 sebesar 2,63 juta USD.
Bisnis ESSA Cukup Konsisten dalam 5 Tahun Terakhir
Walaupun kegiatan bisnis PT Surya Esa Perkasa Tbk harus merugi di tahun 2020, namun dalam 5 tahun terakhir kinerja keuangan ESSA cukup baik. Hanya saja, laba tahun berjalan yang diraih masih belum konsisten dicatatkan oleh perseroan.
Adapun informasi keuangan yang diambil dari perseroan dapat dilihat melalui penjelasan berikut (dalam USD):
Berdasarkan data keuangan tersebut, dapat diketahui performa bisnis ESSA dalam 5 tahun terakhir khususnya penjualan sangat baik. Hanya saja di tahun 2016 harus turun dibandingkan tahun sebelumnya.
Akan tetapi, dari sisi laba pergerakannya kurang konsisten dalam 5 tahun terakhir. Dimulai dari penurunan laba di tahun 2016 yang disebabkan oleh anjloknya pendapatan di tahun tersebut.
Selain itu, beban keuangan ESSA yang naik dari periode tahun 2015 sebesar 2,3 juta USD menjadi 3,9 juta USD juga menjadi salah satu penyebab penurunan laba. Sementara penurunan laba tahun berjalan juga tergerus di tahun 2019. Hal ini berbanding terbalik dengan penjualan di tahun tersebut yang meningkat.
Mengacu pada keterbukaan informasi milik ESSA yang ada di BEI, beban pokok pendapatan perseroan di tahun 2019 meningkat dari 84,95 juta USD di tahun 2018 menjadi 181,71 juta USD sehingga menekan laba kotor ESSA.
Di samping itu, rasio keuangan perseroan sendiri cukup baik kondisinya. Adapun data yang diambil dari ikhtisar keuangan ESSA di tahun 2019 seperti berikut:
Prospek Bisnis ESSA ke Depannya agar Menjawab Kelayakan Sahamnya untuk Dikoleksi
Untuk mengetahui kelayakan dari saham ESSA untuk dikoleksi, ada baiknya untuk memahami fundamental perusahaan terutama dari prospek dan rencana bisnis di masa mendatang. Hal ini tentu mempengaruhi pergerakan saham ESSA ke depannya terutama bagi investor yang memilih jangka panjang dalam berinvestasi saham.
Tahun 2021 menjadi peluang bisnis ESSA untuk kembali bangkit memulihkan kinerja sebelumnya. Hal ini karena tren harga amonia dan prospek permintaan dunia sedang membaik.
Menurut pihak ESSA, harga amonia di tahun 2020 mengalami penurunan signifikan karena dampak masa pandemi Covid-19. Lalu, di Januari 2021, harga amonia kembali menguat begitu tajam yang didorong atas masalah hambatan pasokan memasuki awal pemulihan permintaan.
Hal tersebut menjadi fokus perseroan untuk meningkatkan kinerja atas pemulihan harga di tahun 2021. ESSA yakin dengan riwayat produksi perusahaan yang kuat, budaya karyawan, dan tim manajemen yang mampu melalui 2020, maka perseroan bisa menciptakan pertumbuhan di masa mendatang. Pihak ESSA juga yakin dengan pertumbuhan permintaan amonia secara pesat di masa mendatang.
Hal ini karena permintaan amonia sendiri belum menjadi pertimbangan utama, terlepas dari peran amonia sebagai bahan bakar masa depan. Sementara permintaan amonia saat ini baru digunakan untuk bahan baku pembuatan pupuk, plastik, hingga bahan kimia.
Oleh karena itu, perseroan melihat hal tersebut peluang yang menjadikan amonia biru sebagai alternatif energi rendah karbon di masa depan.
Selain amonia, LPG juga tengah digenjot produksinya oleh perseroan melalui opex. Di mana, ESSA tidak berencana untuk meningkatkan kapasitas dari dua pabriknya. Hal ini karena pabrik mampu beroperasi dengan maksimal.
Sedangkan untuk strategi bisnis lainnya, emiten dengan kode saham ESSA ini tengah menjajaki kerja sama project pipeline dan pengembangan proyek Blue Ammonia.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.