Analisis Saham

Menilik Bedah Prospektus Saham IPO GTSI

Sumber: GTS Internasional

Ajaib.co.id – Indonesia memilki kekayaan alam yang melimpah. Sayangnya, mayoritas kekayaan alam Indonesia berada di tempat terpencil. Oleh karena itu, jasa logistik memiliki peranan penting untuk mengantarkan hasil kekayaan bumi Indonesia untuk kemudian di olah, tidak terkecuali dengan gas alam. PT GTS Internasional Tbk (GTSI) merupakan salah satu emiten yang berfokus pada sektor transportasi dan logistik dengan lini bisnis pada distribusi gas alam dan buatan, transportasi laut dalam dan luar negeri untuk barang khusus.

Profil Singkat Emiten

Perseroan yang memiliki nama PT GTS Internasional Tbk berdiri pada tahun 2013. Perseroaan sendiri dicetuskan oleh PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS). Ketika mendirikan jasa angkutan gas alam cair (LNG), HITS hanya mampu mengoperasikan 1 angkutan gas alam cair (LNG Vessel) dengan kapasitas 136.000m2. Seiring dengan pertumbuhan usaha dan peningkatan terhadap permintaan, HITS pun terus menambah kapasitas angkut.

Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan terhadap lini usaha angkutan gas alam cair, HITS memutuskan untuk membuat entitas baru, yaitu GTSI yang berfokus pada jasa logistik untuk keperluan gas alam cair ke dalam dan luar negeri.

Oleh karena itu, sebelum Intial Public Offering (IPO) dilaksanakan, kepemilikan saham GTSI terbagi atas PT Hateka Trans Internasional (99,96%), dan Koperasi Karyawan Bhakti Samudra (0,04%). Komposisi ini pun akan berubah jika IPO telah dilaksanakan

Detail Rencana IPO GTSI

Perseroan melakukan penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO. Perseroan menawarkan sebanyak 2.86 miliar saham atau setara 17.6% dari modal ditempatkan dengan nominal setiap lembar saham yang ditawarkan adalah sebesar Rp 100 – Rp 150/lembar saham

Prakiraan struktur pemegang saham GTSI pasca-IPO akan menjadi PT Hateka Trans Internasional (82,40%), Koperasi Karyawan Bhakti Samudra (0,03%), dan Masyarakat (17,57%)

Penjamin pelaksana emisi efek GTSI adalah PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT RHB Sekuritas Indonesia, dan PT Reliance Sekuritas Indonesia. Sedangkan penjamin emisi efek ditentukan kemudian.

Jadwal Penawaran Saham

Jadwal penawaran saham berdasarkan prospektus adalah sebagai berikut:

  • Tanggal Efektif: 31Agustus 2021
  • Masa Penawaran Umum: 2 September – 6 September 2021
  • Tanggal Penjatahan: 6 September 2021
  • Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund): 7 September 2021
  • Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik: 7 September 2021
  • Tanggal Pencatatan Saham di BEI: 8 September 2021

Rencana Penggunaan Dana IPO

Berdasarkan prospektus perseroan, Sekitar 64% atau sekitar USD 19.2 Juta akan digunakan untuk pinjaman kepada PT Anoa Sulawesi Regas, dengan suku bunga sekitar 7%/tahun dan jangka waktu pinjaman selama 8 tahun.

Penggunaan uang pinjaman tersebut digunakan untuk membangun permanent FSRU yang akan dimulai pembangunannya pada kuarta 4 tahun 2021. Lalu sekitar 20% atau sekitar USD 6 juta digunakan untuk modal kerja perseroan, dan 16% atau sekitar USD 4.8 Juta untuk penyertaan modal kepada PT Anoa Sulawesi Regas.

Kinerja Laporan Keuangan GTSI

Prospektus GTSI menunjukkan kinerja positif pada tahun 2019 dan 2020. Namun, Perseroan mencatat penurunan kinerja pada kuartal I/2021. 

Perseroan sempat membukukan kenaikan laba neto hingga 50.34% pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 secara Year on Year (YoY), namun secara Quartal on Quartal (QoQ) pendapatan neto jatuh hingga -92.6% pada kuartal I tahun 2021.

Hal ini disebabkan oleh kapal Ekaputra pada tahun 2020 dikontrak dengan menggunakan skema Time Charter. Sementara pada tahun 2021 menggunakan skema Spot Charter.

Namun, pada Kuartal 1 tahun 2021, perseroaan mengalami perbaikan total liabilitas, dimana pada tanggal 31 Mei 2021 total liabilitas perseroan menurun sebesar 6.7% atau sebesar USD 2.867.595, yang disebabkan oleh adanya pembayaran dividen, penurunan accrue biaya pengedokan dan pemeliharan, dan penurunan hutang pihak ketiga

Rasio-rasio Keuangan GTSI

Berikut merupakan rangkuman rasio keuangan GTSI selama tiga tahun terakhir dan kuartal I/2021:

Data di atas menunjukkan bahwa GTSI memilki kinerja yang konsisten pada 3 tahun terakhir, namun terjadi penurunan pada kuartal 1 tahun 2021. Hal ini dikarenakan pandemi yang menyebabkan penurunan demand di berbagai Negara.

Kebijakan Dividen GTSI

Prospektus GTSI menuturkan bahwa pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas pembagian dividen, namun skemanya tidak dipaparkan dalam prospektus.

Prospek Bisnis GTSI

Minat pasar terhadap komoditas memang menurun akibat adanya pandemi COVID-19. Namun, seiring dengan terciptanya herd immunity atau kekebalan komunal akibat langkah pemerintah diseluruh dunia untuk mempercepat proses vaksinasi, pengetatan wilayah mulai berkurang. Akibatnya, permintaan pasar akan komoditas kembali berangsur seperti sedia kala.

Berdasarkan proyeksi Indonesia National Shipowners Association (INSA) terdapat setidaknya lima peluang pada pemulihan industri pelayaran pasaca pandemi, yairu kebijakan Beyond Cabotage, angkutan fame setelah pemerintah menerapkan B40, wisata bahari, pemindahan ibu kota Negara, dan pengiriman material mentah dan bahan bakar minyak. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh GTSI untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.

Untuk saat ini, kita belum mengetahui bagaimana kesuksesan strategi-strategi GTSI.

Kesimpulan

Berdasarkan laporan dari prospektus, serta kondisi makroekonomi dunia, khususnya dimana permintaan LNG meningkat namun supply nya berkurang karena faktor cuaca, menjadikan biaya angkut menjadi lebih tinggi.

Selain itu, berbagai kebijakan pemerintah untuk segera memulihkan ekonomi Indonesia juga menjadi faktor yang menguntungkan bagi GTSI. Namun risiko yang perlu diperhatikan salah satunya adalah rendahnya komposisi saham yang dilepas kepada publik, sehingga berpotensi menyebabkan saham menjadi tidak likuid.

DisclaimerInvestasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait