Saham

Mengenal Saham BEKS Sebagai Saham Termurah di Indonesia

saham-beks

Ajaib.co.id – Saham BEKS dari PT. Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk bisa menjadi pilihanmu jika ingin investasi yang murah. Namun langkah ini juga harus dibarengi pertimbangan matang agar tak malah merusak tujuan investasimu. Kenali lebih jauh peluang salah satu saham gocap di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini agar kamu memahami risikonya.

Bank BPD Banten awalnya merupakan PT. Bank Pundi Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 11 September 1992. Bank ini memulai operasi komersialnya di bidang perbankan pada tanggal 9 Agustus 1993. Kegiatannya bergerak di bidang keuangan dan pembiayaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Saat ini Bank berstatus Bank non devisa yang fokus pada pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah. Emiten ini pertama kali bergabung dalam pasar saham pada tahun 2001 lalu. Setidaknya ada 277 juta lembar saham yang ditawarkan kepada investor dengan harga penasaran Rp140 per lembar.

Perusahaan berhasil mengumpulkan dana sebanyak Rp38 miliar untuk penambahan modal dari investor di pasar modal. Adapun, sampai saat ini, sebagian besar sahamnya masih dimiliki oleh PT Banten Global Development. Perusahaan ini memiliki 32 miliar saham dengan persentase kepemilikan 51% yang sekaligus menjadikannya pemegang saham pengendali. Sebanyak 25 miliar saham dimiliki oleh publik dan sisanya merupakan saham PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha.

Sayangnya sejak pertama kali melakukan Initial Public Offering (IPO), agaknya kinerja saham di bursa modal kurang optimal. Tidak ada kenaikan yang signifikan bahkan emiten ini masuk dalam kategori saham gocap. Bisa dikatakan jika saham PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) masuk dalam kategori paling murah di pasar modal Indonesia.

Transaksinya seolah berhenti, menunggu akan adanya investor yang bisa membuat harga saham BEKS ini naik. Di sisi lain, jajaran perusahaan juga terus berupaya meningkatkan performa dengan sejumlah kebijakan. Kalau kamu berani menanamkan dana pada perusahaan yang masih akan berkembang, mungkin saham BEKS bisa kamu pertimbangkan dengan sejumlah catatan.

Seluk Beluk Saham BEKS, Perlu Penanganan Khusus Namun Bukan Mustahil Tetap Menguntungkan

Bank Pundi awalnya merupakan bank non devisa yang kegiatan usahanya berfokus pada usaha mikro kecil dan menengah. Fokus usahanya sudah cukup jelas dan dibutuhkan oleh banyak orang. Hingga kemudian pada tahun 2016, sebagian saham Bank Pundi dibeli oleh Pemerintah Provinsi Banten, dan akhirnya nama Bank Pundi pun berubah menjadi Bank Banten.

Namun, hal itu tidak membuat harga saham BEKS jadi naik, justru ketika akan mengalami kenaikan, para pemegang saham BEKS mulai melakukan transaksi jual sehingga harga sahamnya pun cenderung stagnan. Per tanggal 13 September 2017, harga saham BEKS tidak bergerak di posisi Rp50.

Hal tersebut terjadi kemungkinan karena kerugian yang dialami oleh Bank Banten. Memang catatan keuangan perbankan ini tidak bisa dibilang baik. Pasalnya, kerugian bersih yang dialami Bank Banten terlihat meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018 perusahaan mencatat Bank Banten mengalami rugi bersih sebesar Rp100,1 miliar.

Kerugian tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp76,28 miliar. Rugi bersih terjadi diakibatkan dari kredit macet yang belum diselesaikan dengan baik dan alasannya adalah bisa jadi karena kalah bersaing dengan bank lain yang punya fokus produk serupa. Karena itu jika Bank Banten tidak melakukan inovasi baru terhadap produknya maka kerugian akan terus terjadi.

Berdasarkan laporan publikasi bank, per Mei 2020 Bank Banten masih menanggung rugi Rp52,35 miliar (tidak diaudit). Sejak 2010, Bank Banten hanya mencetak cuan selama dua tahun, yaitu pada 2012 dan 2013, masing-masing sebesar Rp46,6 miliar dan Rp96,27 miliar.

Hingga 2019, Bank Banten masih mencetak kerugian dengan rasio kredit bermasalah kotor atau gross non performing loan di atas 5 persen. Bank Banten juga belum efisien kendati aset bertumbuh. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional atau BOPO konsisten di atas 100 persen.

Saat masih dipegang oleh Recapital, kinerja bank juga tidak cemerlang. Bahkan, Recapital harus rela kehilangan bank berkode saham BEKS itu karena tidak bersedia lagi menyerap saham baru dalam proses rights issue.

Kerugian yang terus-menerus membuat para investor ragu untuk membeli saham-saham BEKS kembali. Karena jika mengalami kerugian, dari mana keuntungan yang bisa didapat. Para investor yang menanam modal, tentu saja menginginkan keuntungan. Sedangkan Bank Banten akan melakukan pembagian keuntungan kepada pemegang saham ketika laba bersih mereka dapatkan.

Memang harga saham BEKS terbilang murah dan mungkin cukup menggiurkan bagi para investor pemula yang masih baru terjun di investasi saham, tapi pengambilan risiko yang dilakukan harus melihat potensi yang dimiliki oleh Bank Banten. Pernah disebutkan bahwa Bank BRI sempat ingin mengakuisisi Bank Banten, tapi hingga sekarang kabar tersebut belum pasti adanya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyatakan Bank Banten sebagai bank dalam pengawasan khusus. Krisis likuiditas yang dialaminya menjadi salah satu pangkal utama. Karena itu, kemudian dilakukan sejumlah aksi penyelamatan untuk perusahaan ini.

Pemprov Banten pernah menjajaki sejumlah bank besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mega Tbk (MEGA) untuk menjadi investor. Sayangnya tak ada upaya yang membuahkan hasil. Rencana penggabungan usaha dengan PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) juga menggantung.

Setidaknya bank ini butuh modal hingga Rp3 triliun hingga dinyatakan sehat. Pemprov Banten pun saat ini sedang memproses proses penyuntikkan dana senilai Rp1,5 triliun dari Rp1,9 triliun dari dana pemerintah yang dibutuhkan.

Pemprov Banten akan mengkonversi dana kas daerah yang ada di Bank Banten senilai Rp1,5 triliun sebagai penyertaan modal kepada Banten Global Development. Perusahaan yang berstatus badan usaha milik daerah sebagai kendaraan pemerintah dalam bank daerah itu, yang selanjutnya disalurkan ke Bank Banten.

Sisanya senilai Rp400 miliar diharapkan bisa berasal dari pemegang saham publik dan kerja sama pihak lain. Karena itulah, kini jajaran perusahaan sedang gencar menarik pemilik saham publik untuk ikut serta menyuntikkan modal tambahan. Segmen UKM dan mikro tetap ditargetkan untuk jadi lahan yang digarap dengan optimal untuk kembali menjalankan roda usaha dari saham BEKS.

Beli Saham Gocap, Apakah Langkah yang Berisiko?

Ketika pertama kali membeli saham mungkin kamu akan tercengan dengan besaran dana yang harus dikeluarkan. Terlebih lagi jika kamu menyasar saham blue chip yang menjadi langkah investasi yang aman. Namun sebenarnya juga tersedia saham murah di pasar saham yang bisa dimiliki.

Meskipun dianggap lebih berisiko, ada banyak investor yang telah berhasil mengumpulkan kekayaan dengan menanam modal di perusahaan yang sedang berkembang. Kalangan analis menilai investor perlu memperhatikan sejumlah faktor sebelum mengoleksi saham gocap.

Janson Nasrial, SVP Research Kanaka Hita Solvera mengatakan secara umum investor harus mempertimbangkan sektor dari emiten. Hal itu terkait apakah industrinya masih atraktif dan mengalami konsolidasi yang memungkinkan adanya akuisisi. Selain itu, Janson menyebut valuasi dan kondisi kesehatan keuangan harus menjadi pertimbangan.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengungkapkan kinerja fundamental menjadi faktor pertimbangan pertama yang harus dilihat investor sebelum membeli saham gocap. Artinya, kinerja keuangan perseroan harus dicermati terlebih dahulu, terutama dari konsistensi pertumbuhan pendapatan dan laba.

Faktor kedua yang tidak kalah penting menurutnya yakni masalah likuiditas. Pertimbangan itu khususnya investor yang memiliki kecenderungan melakukan trading.  “Jangan sampai bisa beli dengan mudah begitu mau dijual susah,” tuturnya. Jika sudah yakin dengan pertimbanganmu maka tak ada salahnya mempercayakan danamu pada perkembangan saham BEKS di kemudian hari.

Kalau kamu ingin memastikan apakah pertimbanganmu matang atau tidak, kamu bisa berinvestasi lewat aplikasi Ajaib. Tersedia ahli yang bisa memberikanmu masukan untuk memastikan langkah investasimu aman dan terjamin. Proses pembelian sahammu juga cepat dan mudah.

Aplikasi Ajaib dihadirkan oleh Ajaib Sekuritas yang sudah berpengalaman selama bertahun-tahun di pasar modal. Karena itu, kamu tak perlu khawatir danamu akan dikelola dengan tidak bertanggung jawab. Ajaib terdaftar dan diawasi oleh OJK sehingga danamu akan dipastikan aman.

Artikel Terkait