Saham

Mengenal HMSP, Saham Sampoerna yang Terkena Dampak Covid

HMSP Saham Sampoerna

Ajaib.co.id – PT HM Sampoerna Tbk (HMSP Saham) merupakan perusahaan rokok berkode HMSP. Sampoerna perusahaan rokok terbesar pertama yang ada di Indonesia, dan masih bertahan hingga saat ini. Produk rokok memang merupakan salah satu produk yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tidaklah mengherankan banyak konglomerat Indonesia yang lahir dari perusahaan-perusahaan rokok. Salah satunya adalah HM Sampoerna yang melahirkan Putera Sampoerna sebagai orang terkaya ke-13 di Indonesia.

Berdasarkan data yang dikutip dari Kontan.co.id Jakarta,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melonjak 3,53% ke 4.986,46 pada Selasa 16 Juni 2020. Di mana, Saham HMSP mempertahankan posisinya di atas moving average (MA)50. Sementara itu, MACD membentuk golden cross dan memperkuat sinyal minor bullish reversal yang lebih dulu dibentuk indikator stochastic dan RSI. Resistance level Rp 1.785 jadi validasi minor bullish reversal. Akumulasi beli dapat dilakukan saat level resistance tersebut breakout.

Saham HMSP Unggulan di Sektor Barang Konsumsi

Di dalam dunia saham, ada yang dinamakan blue chips stock atau saham unggulan. Pada dasarnya, saham HMSP PT HM Sampoerna merupakan salah satu saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tidak mengherankan sahamnya menjadi buruan. HMSP juga termasuk saham dari emiten berkapital tinggi.

Namun demikian, investasi saham merupakan jenis investasi berisiko tinggi. Bahkan saham dari perusahaan terbesar sekali pun bukannya tanpa risiko merugi. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli saham HMSP,sebaiknya dilihat terlebih dahulu kondisi perusahaan, serta kondisi pasar yang mendukungnya.

Pengaruh Kenaikan Cukai Tembakau

Belakangan ini terdengar kabar cukai tembakau akan mengalami kenaikan sebesar 10%. Banyak yang berpikir, hal ini tidak akan terlalu berpengaruh pada masa depan pabrik rokok Indonesia. Lagipula, terlepas dari berbagai upaya pemerintah untuk kampanye antirokok, rokok masih tetap merupakan barang konsumsi dengan angka penjualan sangat tinggi di Indonesia.

Persaingan produk rokok memang sangat ketat. Bahkan sejak awal saham HMSP tidak agresif. Namun, banyak yang memilih menanam saham di perusahaan ini untuk investasi jangka panjang.

Dikutip dari Katadata, Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya, mengungkapkan potensi volume penjualan rokok tahun depan akan stagnan. Bahkan bisa jadi lebih lemah dari tahun ini.

Pengaruh kenaikan cukai tembakau pada Oktober 2018 telah memberikan dampak pada penurunan volume penjualan rokok HM Sampoerna. Hal ini dikarenakan kecenderungan masyarakat mulai memilih membeli rokok murah.

Rekomendasi Saham HMSP

Walaupun volume penjualan mengalami penurunan, Presiden Direktur Sampoerna Mindaugas Trumpaitis mengungkapkan, pendapatan Sampoerna pada Triwulan I 2019 tetap tumbuh sebesar 2,9% menjadi Rp23,8 triliun. Sehingga laba bersih Sampoerna juga tumbuh sebesar 8,4% menjadi Rp3,3 triliun. Tentunya ini kabar baik bagi para investor saham HMSP.

Harga saham HMSP juga sempat terkoreksi pada pertengahan bulan Juni 2019. Setelah sempat menyentuh level Rp4.000 per lembar saham, HMSP terus mengalami penurunan. Saat ini harga HMSP saham berkisar pada level Rp2.700 – Rp2.900 per lembar saham. Ini merupakan level harga saham terendah semenjak tahun 2015.

Meskipun demikian, pengamat masih merekomendasikan membeli saham HMSP. Alasannya, masih memiliki potensi naik pada tahun mendatang. Selain itu, mengingat investor sudah mengantisipasi masalah kenaikan cukai tembakau.

PT HM Sampoerna sendiri akan melakukan diversifikasi produk. Rencananya, HM Sampoerna akan mengeluarkan produk rokok terbaru dengan kandungan tar tinggi, namun harga yang lebih murah. Hal ini untuk menyesuaikan tren konsumen yang lebih banyak melirik rokok yang lebih murah. Selain itu, HM Sampoerna juga sedang menguji pasar untuk beberapa produk rokok baru dengan kandungan berbeda.

Emiten HM Sampoerna Terkena Dampak Pandemi Covid-19, Beli atau Jual?

Emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) menghadapi tantangan berat pada semester awal tahun 2020, yaitu penutupan dua fasilitas pabrik yang disebabkan terkonfirmasinya puluhan karyawan yang terpapar corona ditambah kenaikan harga jual eceran (HJE) akibat dari penyesuaian tarif cukai.

Meski begitu, perusahaan dapat meyakinkan para pemegang saham dengan memberikan catatan kinerja cemerlang pada kuartal pertama tahun ini. Dikutip dari laporan keuangan konsolidasi per 31 Maret 2020 yang diunggah pada laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Mei 2020, emiten bersandi HMSP berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 1,1 persen secara tahunan menjadi Rp3,32 triliun.

Padahal, penjualan bersih menurun tipis 0,49 persen secara tahunan menjadi Rp23,69 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Selain itu, pada Mei lalu, perseroan juga mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp119,8 per saham untuk tahun buku 2019.

Jika mengacu pada jumlah saham yang beredar sebesar 116,32 miliar lembar saham, perseroan akan membagikan dividen sebesar Rp13,93 triliun pada tahun ini. Angka ini tentu membuktikan produsen rokok ini konsisten membagikan rasio pembayaran dividen atau dividen payout ratio (DPR) 100 persen sama seperti tahun-tahun sebelumnya, meski perseroan dirundung masalah yang cukup menyulitkan kinerja keuangannya di masa depan.

Lalu apakah ini saatnya membeli atau menjual saham?

Ciptadana Sekuritas menggarisbawahi kinerja kuartal pertama HMSP menunjukkan betapa rentannya permintaan rokok ketika harga jual ecerannya dinaikkan. Rincian penurunan penjualan dari beberapa brand perseroan juga mengindikasikan pelemahan volume penjualan dalam beberapa waktu ke depan. 

Seorang analis, Muhammad Fariz menegaskan penurunan penjualan akan sangat terasa pada kuartal kedua tahun ini. Di mana, pabrik, kantor, toko, mall, dan lokasi bisnis lainnya di kawasan Jakarta ditutup sebagai langkah penanggulangan penyebaran pandemi Covid-19 yang akhirnya diikuti oleh daerah lainnya.

Sehingga, ia merekomendasi investor untuk menjual saham HMSP dengan target harga yang tidak berubah yakni Rp1.425 untuk kurun waktu 12 bulan ke depan. Analis Sekuritas berpendapat, perubahan rekomendasi dari tahan menjadi jual saham HMSP disebabkan antisipasi pembayaran dividen. Selain itu, keputusan tersebut juga mempertimbangkan penurunan pendapatan secara keseluruhan pada tahun 2020 menjadi Rp87,73 triliun dan laba bersih sebesar Rp10,49 triliun.

Jadi, apakah kamu ingin tetap membeli atau menjual dan mengikuti analis sekuritas?

Jika kamu ingin tetap membeli, pastikan kamu membeli saham melalui Ajaib ya. Karena di Ajaib, kamu bisa melakukan analisa dengan melihat beberapa update terkait pasar modal. Sehingga, kamu bisa melakukan pembelian atau penjualan saham secara lebih tepat. Yuk mulai investasi di Ajaib sekarang!

Artikel Terkait