Ajaib.co.id – Pernahkah kamu melihat logo dua huruf PP dalam lingkaran berwarna biru di proyek-proyek konstruksi? Logo ikonik tersebut milik PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (kode saham PTPP), salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi dan properti.
PT Pembangunan Perumahan Tbk awalnya berdiri pada tahun 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan. Statusnya berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) pada tahun 1960, dan baru beralih menjadi Perusahaan Terbatas (PT) pada tahun 1971. PT Pembangunan Perumahan Tbk go public dengan simbol PTPP pada 9 Februari 2010.
Portofolio PTPP sangat beragam, mencakup bidang jasa konstruksi, pengembangan real estate, pengelolaan properti, serta pembangunan infrastruktur dan energi yang didirikan dengan pendanaan pemerintah.
Koleksi proyeknya mulai dari Jembatan Siak Riau, PLTG Gorontalo, Dermaga Kariangau Balikpapan, hingga Grand Sungkono Lagoon Surabaya, Landmark Pluit Jakarta, dan masih banyak lagi.
Kepemilikan saham PTPP terbesar berada di tangan pemerintah NKRI, yaitu sebesar 51%. Sebanyak 48,74% sisanya berada di tangan publik, dengan sejumlah kecil (kurang dari 1%) termasuk saham Treasury.
Saham PTPP memiliki market cap sebesar Rp7,63 triliun dengan harga penutupan Rp730 per lembar pada tanggal 15 September 2023. Mari kita analisis lebih lanjut untuk menilai prospek saham PTPP ke depan.
Riwayat Kinerja Keuangan PTPP
Laporan keuangan PTPP untuk tahun fiskal 2023 di semester menunjukkan bahwa perusahaan mencatatkan pendapatan yang tergerus. Berikut rangkuman kinerja laba PTPP berdasarkan laporan keuangan terakhir (dalam miliar rupiah kecuali jika dinyatakan secara khusus):
Komponen Laba | Q1 2023 | 2022 | 2021 | 2020 | 2019 |
Pendapatan | 4,36 triliun | 18,92 triliun | 16,76 triliun | 15,83 triliun | 23,57 triliun |
Laba Bruto | 563,74 miliar | 2,64 triliun | 2,16 triliun | 2,23 triliun | 3,31 triliun |
Laba Bersih | 34,22 miliar | 271,69 miliar | 265,97 miliar | 164,05 miliar | 819,46 miliar |
Total Aset | 58,69 triliun | 57,61 triliun | 55,57 triliun | 53,40 triliun | 56,13 triliun |
Total Liabilitas | 43,81 triliun | 42,79 triliun | 41,24 triliun | 42,85 triliun | 44,39 triliun |
Total Ekuitas | 14,87 triliun | 14,82 triliun | 14,33 triliun | 10,55 triliun | 11,73 triliun |
Dilansir dari Kontan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) membukukan pendapatan sebesar Rp8,04 triliun pada semester I 2023. Pendapatan PTPP ini turun 10,8% dari semester I 2022 yang sebesar Rp9,02 triliun.
Di sisi lain, beban pokok penjualan PTPP turun 11,4% ke Rp6,9 triliun, dari Rp7,79 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Alhasil, PTPP mencatat laba kotor sebesar Rp1,14 triliun, turun tipis dari semester I 2022 yang sebesar Rp1,22 triliun.
PTPP mencatat beban usaha sebesar Rp354,4 miliar, kerugian penurunan nilai Rp93,8 miliar, beban keuangan Rp561,3 miliar, beban lainnya Rp87,2 miliar, dan beban pajak final Rp225,79 miliar.
Di saat yang berasamaan, bagian laba ventura bersama PTPP tercatat sebesar Rp186,36 miliar, bagian laba entitas asosiasi Rp 72,6 miliar, dan pendapatan lainnya Rp 52,6 miliar. Alhasil, PTPP membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 134,97 miliar di semester I 2023.
Di sisi lain, PTPP memiliki beban pajak penghasilan sebesar Rp10,29 miliar. Sehingga, raihan laba tahun berjalan PTPP di semester I 2023 sebesar Rp124,67 miliar. Raihan itu naik 11,07% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp112,24 miliar.
PTPP pun mencatatkan laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp67,2 miliar, turun dari raihan di semester I 2022 yang sebesar Rp140,79 miliar.
Bagaimana dengan rasio-rasio keuangan PTPP? Berikut ini perbandingan kinerja keuangan PTPP selama empat tahun terakhir:
Rasio | Q2 2020 | Q2 2021 | Q2 2022 | Q2 2023 |
Return on Equity (RoE) | 0,02% | 0,45% | 0,53% | 0,55% |
Return on Assets (RoA) | 0,01% | 0,08% | 0,1% | 0,11% |
Gross Profit Margin (GPM) | 10,46% | 12,36% | 13,61% | 14,24% |
Operating Profit Margin (OPM) | 5,87% | 7,51% | 9,09% | 9,84% |
Net Profit Margin (NPM) | 0,24% | 1,33% | 0,96% | 1,2% |
Current Ratio (CR) | 127,68% | 108,61% | 111,73% | 129,30% |
Debt to Equity Ratio (DER) | 366% | 385% | 399% | 381% |
Data-data di atas menandakan bahwa kinerja PTPP sudah memburuk sejak sebelum pandemi Covid-19 merebak. Kemampuan perusahan untuk menghasilkan laba semakin merosot dari tahun ke tahun, sedangkan rasio utang justru kian membengkak. Setelah pembatasan sosial dilakukan guna membendung Covid-19, kinerja keuangan PTPP langsung terpukul.
Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham PTPP
PTPP tergolong salah satu emiten yang rutin bagi-bagi dividen kepada para pemilik sahamnya, walaupun laba menurun akibat pandemi. Hal ini tampak dari riwayat pembagian dividen untuk periode 2017-2020. Sayangnya, emiten ini terakhir membagikan dividen pada tahun 2020, dan telah absen 3 tahun tidak membagikan dividen hingga tahun 2023.
Tahun Dividen | Dividen | Imbal Hasil |
---|---|---|
2020 | 33,842 | 3,89% |
2019 | 48,452 | 2,33% |
2018 | 46,876 | 2,11% |
2017 | 49,52 | 1,44% |
2016 | 30,58 | 0,82% |
2015 | 21,97 | 0,52% |
2014 | 26,06 | 1,38% |
2013 | 19,19 | 1,16% |
2012 | 14,88 | 2,36% |
2011 | 14,57 | 2,10% |
2010 | 10,11 | 1,41% |
Prospek Bisnis PTPP
Dilansir dari CNBC Indonesia, PTPP mencatat perolehan kontrak baru hingga akhir Maret 2023 sebesar Rp4,08 triliun. Perolehan kontrak baru ini meningkar 32,13% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya 2021 sebesar Rp3,09 triliun.
Beberapa proyek yang berhasil diraih oleh PTPP hingga Maret 2023, antara lain proyek Gedung Kemensesneg IKN sebesar Rp835 miliar, proyek East Port Lamongan Phase 1A & 1B sebesar Rp767 miliar, dan sebagainya. Hingga Maret 2023, kontrak baru dari pemerintah mendominasi perolehan kontrak baru PTPP dengan kontribusi sebesar 64%, disusul oleh Swasta (Private) sebesar 36%, dan BUMN (SOE) sebesar 12%. Komposisi perolehan proyek tersebut terdiri dari Induk sebesar 85,53% dan Anak Usaha sebesar 14,47%.
Sedangkan, berdasarkan lini bisnis perusahaan komposisi perolehan kontrak baru perusahaan terdiri dari lini bisnis Gedung sebesar 50%, Pelabuhan sebesar 20,35%, Jalan dan Jembatan sebesar 17,07%, Irigasi sebesar 6,04%, Bendungan 3,33%, Industri sebesar 2,38%, dan Minyak & Gas sebesar 0,83%.
Sektor konstruksi BUMN memiliki potensi baik dengan sentimen pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru. Di mana pemerintah meningkatkan anggaran infrastruktur dari Rp365,8 triliun (realisasi 2022) menjadi Rp392 triliun pada APBN 2023. Angka tersebut meningkat sekitar 7% dari kontraksi sebesar minus 13% pada 2022.
Emiten BUMN Karya diperkirakan mendapatkan angin segar dengan adanya kenaikan anggaran infrastruktur pada 2023. Proyek Ibu Kota Negara (IKN) juga menjadi katalis positif bagi para emiten PTMM yang berpotensi mendorong perbaikan kinerja keuangan atau peningkatan kinerja keuangan dari emiten konstruksi dan semen.
Harga Saham PTPP
Menurut data dalam laporan kinerja PTPP di Ajaib, saham PTPP saat ini memiliki PBV 0,4x. PBV ini tergolong sangat murah jika dibandingkan dengan beberapa emiten konstruksi pelat merah lain, seperti WSKT (0,83x) dan WIKA (0,36x).
Bisnis PTPP memang sempat mengalami tekanan sejak 2020, tetapi prospek kedepannya tetap cemerlang asalkan strategi perusahaan benar-benar efektif meningkatkan kinerja keuangannya. Perusahaan juga takkan kekurangan proyek garapan karena pesanan pemerintah bakal terus mengalir seiring dengan beralihnya fokus pembangunan ke kawasan timur Indonesia.
Proyeksi Saham PTPP di Akhir Tahun 2021
Dilansir dari Bisnis.com, harga saham Emiten BUMN Karya PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) melonjak 12,40% ke level harga Rp725 per saham pada penutupan perdagangan sesi I pada 8 September 2023, sedangkan kembali meningkat 5 poin di 15 September 2023, yaitu berada di level Rp730 per lembar saham.
Peningkatan ini terjadi seiring dengan raihan kontrak baru perseroan senilai Rp22,5 triliun per Agustus 2023. Adapun, hingga akhir tahun PTPP menargetkan bisa meraup kontrak baru hingga Rp34,5 triliun. Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi menuturkan bahwa perolehan kontrak baru sebesar Rp22,5 triliun per Agustus 2023 mencerminkan pertumbuhan sebesar 40 persen secara tahunan (year-on-year/YoY).
Dilansir dari Bisnis.com, Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi menyatakan bahwa PTPP optimistis kinerja ini dapat terus meningkat dengan target perolehan kontrak baru tembus Rp34,5 triliun hingga akhir 2023. Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan fokus menggarap bisnis utamanya, yakni konstruksi. Selain itu, PTPP juga akan lebih selektif dalam mengelola portofolio investasi dengan menerapkan blue ocean strategy.
Perlu diketahui juga bahwa saat ini PTPP sedang mengerjakan sejumlah proyek besar, seperti 10 proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang progresnya masih berjalan sesuai dengan rencana. Di sisi lain, PTPP juga tengah mengerjakan proyek Bendungan Cibeet, Tol Japek II Selatan, Tol Bayung Lencir-Tempino Paket 2, Overlay Runway Bandara Soekarno-Hatta dan proyek lainnya.
Adapun proyek yang diraih PTPP saat ini telah melewati proses asesmen administrasi kontrak, sehingga diharapkan tidak memberatkan keuangan perusahaan. PTPP turut mengedepankan manajemen risiko, melakukan pengendalian dengan cermat dan teliti, memaksimalkan produksi dan burning rate, serta memaksimalkan collection period. Para vendor yang bekerja sama dengan PTPP juga telah memenuhi seluruh persyaratan melalui portal digital E-Procurement. Hal ini untuk memastikan kapasitas dan kualitas vendor tersebut. Seluruh tahapan pengadaan, mulai dari pendaftaran hingga penagihan atas vendor terpilih telah tercatat dan terarsip dengan baik di sistem ERP PTPP yang diterapkan sejak tahun 2016.
Itulah beberapa hal mengenai saham PTPP. Jadi, apakah kamu tertarik untuk membeli saham PTPP? Jangan lupa untuk membeli saham melalui aplikasi AJAIB ya! Dengan Ajaib, kamu bisa melihat kinerja dan analisis fundamental dari semua perusahaan. Sehingga, kamu bisa mengambil keputusan dengan tepat sesuai analisis yang ada.
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Sebagai aplikasi trading saham terbaik, Ajaib Sekuritas hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk #JadiTraderHandal bersama Ajaib sekarang! Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.
Ada berbagai fitur menarik yang tersedia untuk membantu Anda memaksimalkan potensi profit dari trading saham, salah satunya X-TRA Day Trading. Anda dapat menikmati X-TRA buying power hingga 7x lipat untuk maksimalkan potensi cuan.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib sekarang! Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.