Analisis Saham

Laba Anjlok 75%, Apakah Saham JKON Masih Layak Investasi?

Profil Singkat Emiten

PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) merupakan perusahaan bidang konstruksi yang telah beroperasi secara komersial sejak tahun 1982. Perusahaan termasuk bagian dari grup Jaya, gabungan perusahaan-perusahaan yang sedikitnya 40% sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk biasanya menggarap proyek-proyek jalan, jalan tol, jembatan, bandara, membangun bangunan hunian, komersial, dan industri untuk instansi pemerintah maupun swasta. Perusahaan telah sering mendapatkan penghargaan di tingkat nasional maupun internasional.

Kepemilikan saham JKON terbesar berada di tangan pemegang saham pengendalinya, yakni PT Pembangunan Jaya (60,89%). Sisanya dimiliki oleh masyarakat sebanyak 39,11%.

Saham JKON memiliki market cap sebesar Rp3,11 triliun dengan harga penutupan Rp191 per lembar pada tanggal 21 April 2021. Mari kita analisis JKON untuk mengevaluasi prospek saham BUMD ini lebih lanjut.

Kinerja Laporan Keuangan Terakhir

Laporan keuangan PT Jaya Konstruksi untuk tahun 2020 menunjukkan bahwa laba perusahaan anjlok lebih dari 75 persen akibat pandemi Covid-19.

Berikut rangkuman kinerja laba JKON berdasarkan laporan keuangan terakhir (dalam miliar rupiah kecuali jika dinyatakan secara khusus):

Data di atas menunjukkan bahwa hasil penjualan dan pendapatan usaha JKON merosot tajam. Untungnya, perusahaan mampu mengefisienkan beban-beban sehingga tetap mampu menghasilkan laba.

Adapun total aset JKON berkurang hingga 7,36% menjadi Rp4,57 triliun dalam laporan akhir tahun 2020 dibandingkan Rp4,93 triliun pada tahun sebelumnya. Liabilitas dan ekuitas JKON kompak menurun tipis.

Liabilitas perusahaan berkurang jadi Rp1,88 triliun per 31 Desember 2020 dibandingkan Rp2,23 triliun per 31 Desember 2019. Baik liabilitas jangka panjang maupun jangka pendek sama-sama menurun. Sedangkan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk JKON terpangkas menjadi Rp2,65 triliun dari sebelumnya Rp2,66 triliun.

Riwayat Kinerja

Bagaimana dengan rasio-rasio keuangan JKON? Berikut ini perbandingan kinerja keuangan JKON selama empat tahun terakhir:

Beberapa rasio penting dalam tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan JKON untuk menghasilkan laba sudah mulai mengendur sejak jauh sebelum pandemi COVID-19 melanda.

Hal itu terlihat pada ROA, ROE, dan NPM yang semakin menurun. Untungnya, angka-angkanya masih positif dan rasio utang perusahaan pun terus berkurang.

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham

Sebagai perusahaan BUMD, PT Jaya Konstruksi dituntut untuk membagikan dividen selama operasional perusahaan masih menghasilkan laba. Berikut ini riwayat pembagian dividen JKON selama beberapa tahun terakhir:

Meski demikian, rutinitas membagi dividen tidak lantas berarti jumlah dividennya itu besar. Dividend yield JKON berdasarkan pembagian dividen tahun 2020 (dari kinerja keuangan 2019) hanya sebesar 1,26 persen. Jumlah tersebut tergolong kecil dibandingkan emiten konstruksi lain yang berkinerja lebih baik.

Prospek Bisnis JKON

Pada akhir tahun 2020, konsorsium PT Jaya Konstruksi, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Tirta Gemah Ripah memenangkan lelang proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha Sistem Penyediaan Air Minum Regional Jatiluhur I (SPAM Jatiluhur I). Pengerjaan akan dimulai pada Agustus 2021 dan diproyeksikan akan berlangsung sampai Februari 2024.

PT Jaya Konstruksi bersama PT Hutama Karya (Persero) juga tengah mempercepat pengerjaan bendungan Way Apu di Maluku yang sempat tertunda 2,5 tahun lantaran masalah pembebasan lahan. Selain itu, PT Jaya Konstruksi termasuk salah satu kontraktor yang mendapatkan jatah untuk revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan target finis pada Desember 2021.

Pandemi Covid-19 memang sempat mengekang aktivitas bisnis JKON dan menekan kinerja keuangannya selama tahun 2020. Namun, pemerintah tentu akan kembali menggencarkan pembangunan berbagai sarana dan prasarana publik seiring dengan pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat. Sebagai perusahaan BUMD, PT Jaya Konstruksi akan diuntungkan oleh fenomena ini.

Kesimpulan

Menurut data RTI, saham JKON saat ini memiliki PBV 1,18x. PBV ini berada dalam rentang yang sama dengan emiten konstruksi pelat merah yang lebih populer seperti WSKT (1,91x) dan WIKA (0,92x).

Sedangkan PER-nya 58,82x, lebih rendah dibandingkan WIKA (68,81x) serta lebih baik ketimbang WSKT (-1,95x). Namun, PER dan PBV bukanlah satu-satunya hal yang perlu dipertimbangkan saat akan berinvestasi.

JKON termasuk saham yang cukupan saja secara fundamental. Penurunan ROA, ROE, dan NPM patut diwaspadai apabila terus berlanjut. Statusnya sebagai perusahaan BUMD memang positif bagi investor, tetapi itu saja tak cukup bagus untuk jadi alasan mengoleksi JKON.

Data lain yang perlu diperhatikan adalah grafik harga saham JKON dari tahun ke tahun. Grafik di bawah ini menunjukkan tren bearish yang cukup parah dan berkelanjutan sejak kuartal pertama tahun 2015.

Investor yang membeli saham JKON kemungkinan masih akan terus mendapatkan dividen selama perusahaan masih mampu menghasilkan laba. Namun, patut dipertanyakan apakah perolehan dividen tersebut mengimbangi penyusutan harga dari tahun ke tahun. Hal ini menjadikan saham JKON kurang cocok bagi investor jangka panjang.

Bagaimana kalau untuk trading saja? Saham JKON secara teknikal masih terus-menerus mencetak rekor terendah baru dan belum menunjukkan tanda-tanda akan rebound. Jika kamu berminat untuk trading dengan target cuan jangka pendek, sebaiknya tunggu hingga saham ini menampilkan sinyal rebound terlebih dahulu.

Artikel Terkait