Banking

Kurs USD ke Rupiah Jadi Angin Segar Perekonomian Indonesia

kurs usd ke rupiah

Ajaib.co.id – Pergerakan kurs USD ke Rupiah cukup menarik disimak beberapa waktu belakangan. Banyak kalangan percaya jika fluktuasinya menjadi tanda positif untuk perekonomian Indonesia. Berikut beberapa faktor penyebabnya.

Merebaknya pandemi Corona berpengaruh besar terhadap perjalanan nilai tukar rupiah sepanjang semester I tahun 2020 mengalami depresiasi. Nilai tuar rupiah pada Maret 2020 anjlok melebihi Rp 16.000 per dolar AS dan secara bulanan terdepresiasi hingga mencapai Rp 15.195 per dolar AS. Tren negatif ini terus belanjut hingga April 2020 dengan nilai tukar rupiah mencapai level terendahnya dalam sejarah pada Rp 16.741 per dolar AS pada 2 April 2020.

Namun memasuki pertengahan tahun 2020, kurs USD ke rupiah agaknya mulai mengendor. Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.572 per dolar AS pada perdagangan 1 September 2020. Hal ini sebenarnya bukan catatan terbaik karena dollar Amerika Serikat sendiri sedang dalam posisi melemah dan tak seperkasa biasanya.

Jika kamu adalah salah satu fans mata uang USD karena sering travel, menempuh pendidikan, punya bisnis di luar negri, ataupun sekedar gemar berinvestasi dalam mata uang superior dunia ini, pasti akhir-akhir ini merasa agak prihatin melihat pelemahan Kurs USD ke Rupiah ini. yang sudah lumayan berlarut-larut sejak pertengahan 2019 lalu hingga awal tahun 2020 ini.

Fenomena ini tergolong jarang terjadi, dan tentu saja (maaf bagi yang bersedih) terasa menggembirakan bagi situasi perekonomian dalam negri Indonesia. Tentu saja, sebagai negara yang masih punya tingkat ketergantungan pada komoditi impor di segala lini kehidupan, fenomena ini akan banyak sekali meringankan beban perekonomian Indonesia.

Manfaat Pelemahan Kurs USD ke Rupiah Bagi Indonesia

  • Meringankan beban utang luar negri.
  • Meringankan beban anggaran pembelanjaan bahan impor.
  • Menurunkan ongkos produksi industri berteknologi asing.
  • Meringankan biaya tenaga kerja asing.

Kerugian Pelemahan Kurs USD ke Rupiah Bagi Indonesia

  • Menurunkan nilai ekspor.
  • Menurunkan nilai devisa dari sektor tenaga kerja di luar negri.
  • Menurunkan nilai fiskal pariwisata internasional.
  • Menurunkan nilai investasi dalam mata uang USD.

Mata Uang Lain sebagai Alternatif

Alternatif valuta asing superior dunia terbaik pengganti USD sebagai intrumen investasi, adalah Great Britain Pound (atau biasa disebut Poundsterling), karena dalam jangka waktu 1 tahun terakhir, kursnya hanya mengalami pelemahan dari Rp18.189,4 ke Rp17.774. Dengan performa pergerakan nilai kursnya yang relatif paling stabil ini, Poundsterling berhasil menggungguli Euro meskipun tadinya diprediksi sebaliknya. Inggris lebih memilih penggunaan Poundsterling daripada Euro di seluruh wilayah Inggris Raya, hingga ke Wales dan Skotlandia, demi menjaga eksistensi mata uang ini. Poundsterling juga banyak dicari serta diperdagangkan di dunia foreign exchange trading.

Di urutan ke-2 adalah Japanese Yen, yang dalam jangka waktu 1 tahun terakhir kursnya mengalami pelemahan dari Rp127 ke Rp125. Yen menjadi mata uang yang paling bernilai di Asia, berkat tingkat ekonomi Jepang yang kuat, khususnya dalam bidang ekspor.

Dan yang agak mengagetkan adalah Euro yang sering digadang-gadangkan sebagai mata uang yang paling berpengaruh ke-2 di dunia, ternyata hanya berada di peringkat ke-3 karena dalam jangka waktu 1 tahun terakhir pelemahannya kursnya cukup ekstrim dari Rp15.960 ke Rp14.805. Padahal awalnya, karena harganya yang lebih mahal, Euro dianggap bisa mengusik hegemoni USD. Cukup banyak negara Eropa dan Afrika yang mematok mata uang lokal mereka dengan Euro.

Proyeksi Bank Indonesia atas Kurs USD ke Rupiah

Nilai tukar Rupiah pada 2020 ini diproyeksikan oleh Bank Indonesia akan menguat tipis dibandingkan tahun lalu. Jika pada pertengahan 2019 lalu nilai tukar USD ke Rupiah berkisar di Rp14.173, Deputi Gubernur Senior (DGS) BI, Destry Damayanti memproyeksikan bahwa pada 2020 bisa terus melemah hingga Rp13.900.

Bank Indonesia memproyeksikan bahwa kurs Rupiah akan tetap stabil sesuai dengan mekanisme pasar yang terjaga. Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan di pasar uang maupun valuta asing guna menemukan efektivitas kebijakan kurs dan memperkuat pembiayaan domestik,.

Pada tahun 2019 dan 2020, defisit transaksi berjalan diproyeksikan hanya akan berada dikisaran 2,5% hingga 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Situasi perekonomian domestik yang tetap baik dan nilai tukar yang terkendali akan menopang inflasi terjaga pada level rendah dan stabil. 

Namun begitu, tekanan pada rupiah tetap terjadi pada Agustus 2019 akibat perang dagang AS-China yang meruncing di Agustus 2019, dan juga menimpa mata uang negara berkembang lainnya. Kondisi perekonomian global yang tak menentu memberi efek langsung bagi perekonomian nasional, sehingga Bank Indonesia telah melancarkan sejumlah strategi bauran kebijakan.

Kebiajakan tersebut antara lain penurunan suku bunga acuan sebesar 50bps menjadi 5,5%. Strategi ini senada dengan langkah sejumlah negara lain yang melakukan stimulus fiskal, memperlonggar kebijakan moneter, menurunkan suku bunga acuan. Bauran kebijakan adalah strategi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas Rupiah dan juga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Pergerakan Kurs USD ke Rupiah di Awal 2020

Namun kenyataannya, pada pertengahan Februari 2020 ini saja, nilai tukar USD ke Rupiah bahkan sudah terus merosot hingga Rp13.676 per dolarnya! Serangkaian sentimen dalam dan luar negeri dinilai akan menjadi penentu pergerakan nilai tukar USD ke Rupiah, salah satunya adalah komentar Gubernur The Fed Jerome Powell yang menegaskan bahwa The Fed masih memantau kemunculan virus Corona Wuhan (Covid 19) serta dampaknya terhadap perekonomian China, dunia dan Amerika Serikat.

Faktor Berlanjutnya Pelemahan Kurs USD ke Rupiah

  • Pertumbuhan investasi asing ke Indonesia dengan imbal hasil yang masih menarik.
  • Dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju.
  • Penguatan fundamental perekonomian Indonesia.
  • Ketahanan eksternal yang tetap baik, didukung surplus neraca modal dan finansial, serta terkendalinya defisit transaksi berjalan.
  • Optimisme atas penanganan virus Corona Wuhan (Covid-19).
  • Meredanya ketegangan antara AS dan Iran.
  • Optimisme pasar terhadap progres fase pertama kesepakatan pengakhiran perang dagang US dan China.

Meskipun Rupiah bukan satu-satnya mata uang yang menguat terhadap USD, namun pelemahan nilai tukar USD ke Rupiah paling signifikan dibanding mata uang Asia lainnya berkat fundamental perekonomian Indonesia yang cukup solid, dan optimisme pelaku pasar.

Bersumber dari portal online Bank Indonesia, kurs tengah USD ke Rupiah tercatat:

  • 18 Januari Rp13.676
  • 17 Januari Rp13.693
  • 14 Januari Rp13.707
  • 13 Januari Rp13.679
  • 12 Januari Rp13.659
  • 11 Januari Rp13.686
  • 10 Januari Rp13.708

Proyeksi Kurs Rupiah Terhadap Dollar Pada 2021

Pemerintahan mematok asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp14.600 per dolar AS pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 (RAPBN 2021). Asumsi itu melemah dari asumsi tahun ini Rp14.400 per dolar AS. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, asumsi nilai tukar rupiah itu sudah mempertimbangkan berbagai hal, baik dari faktor eksternal dan internal.

Target ini sebenarnya cukup moderat di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi covid-19. Secara downside risk, dan apabila terjadi pemulihan, pemerintah mengasumsikan kebijakan moneter di negeri Paman Sam akan kembali pulih dan terjadi kenaikan suku bunga. Berbeda dari target pemerintah, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan nilai tukar rupiah pada tahun 2021. Pada kisaran Rp 13.900 hingga Rp 14.700 per US$.

Jika melihat pergerakannya sejak Januari 2020, nilai tukar rupiah melemah sebesar 6,7 persen terhadap dolar AS yakni dari Rp13.866 per dolar AS menjadi Rp14.775 dolar AS pada hari ini. Rupiah memang sempat menyentuh titik terlemahnya yakni Rp16.575 per dolar AS pada 23 Maret 2020. Namun posisinya berangsur menguat hingga kembali ke level Rp13.878 per dolar AS pada 6 Juni 2020.

Meski demikian, kerentanan rupiah terhadap gejolak pasar juga mulai berkurang sebab porsi kepemilikan asing di SBN sudah mulai berkurang. Langkah pemerintah dan otoritas moneter dalam burden sharing untuk pembiayaan APBN juga dinilai memberikan confident terhadap pasar dan membuat stabilitas rupiah terjaga.

Proyeksi ini agaknya bisa memberikan angin segara bagi para investor valuta asing. Setidaknya informasi ini bisa jadi dasar untuk menyiapkan strategi investasinya dalam beberapa waktu mendatang. Valuta asing sejauh ini masih jadi favorit banyak kalangan dalam meningkatkan nilai uangnya.

Jangan sampai terlambat melindungi potensi keuntungan investasi valuta asingmu ya, segera konsultasikan ke ahlinya untuk mendapatkan solusi terbaik. Diversifikasikan portfolio investasimu dengan berinvestasi reksa dana yang berintegritas, fleksibel dan menguntungkan seperti Ajaib.

Dengan aplikasi mudah, menu pilihan paket investasi variatif, minimum modal hanya Rp10.000 dan menyandang status kelulusan dari program pembinaan inkubator startup terkemuka Y Combinator di Silicon Valley, serta pengawasan penuh Otoritas Jasa Keuangan. Ajaib tetap jadi pilihan keren untuk kaum milenial!

Artikel Terkait