Ajaib.co.id – Rate dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah mengalami perubahan dari masa ke masa. Rate ini berubah mengikuti perubahan fenomena ekonomi yang terjadi di seluruh dunia. Rupiah sendiri pertama kali diterbitkan setelah Indonesia mengalami masa Kemerdekaan di tahun 1945.
Nilai Tukar Rupiah terhadap Rate Dolar Amerika Serikat pada Masa Presiden Soekarno
Tahun 1950 mata uang Indonesia berubah menjadi Rupiah dan digunakan secara nasional di seluruh wilayah Indonesia. Di saat itu pula Rupiah sudah mulai bersaing dengan dolar Amerika Serikat yang sudah menjadi ujung tombak utama nilai tukar mata uang yang di seluruh dunia. Ketika pertama kali digunakan di seluruh wilayah Indonesia, nilai tukar Rupiah terhadap rate dolar Amerika Serikat adalah Rp3,80 per dolar Amerika Serikat. Angka ini menjadi nilai tukar Rupiah terhadap rate dolar Amerika Serikat sepanjang masa.
Namun, terlihat sekali bagaimana perjuangan Rupiah yang kala itu masih menjadi mata uang baru yang beredar. Tahun 1957, setelah digempur peperangan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan konflik internal di dalam negeri, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mencapai Rp90.
Hanya karena krisis yang yang terjadi, nilai tukar Rupiah ke rate dolar Amerika Serikat anjlok hingga ke Rp1.205 di tahun 1962. Penurunan yang begitu signifikan dalam waktu kurang dari sepuluh tahun ini memang cukup mengkhawatirkan. Puncaknya ketika terjadi pemberontakan G30S PKI pada tahun 1965, nilai tukar Rupiah ke dolar Amerika Serikat semakin anjlok hingga mencapai Rp. 4.995, nyaris mencapai Rp5.000.
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Rate Dolar Amerika Serikat pada Masa Presiden Soeharto
Hingga konflik G30S PKI berhasil diredam dan Presiden Soekarno pun mundur dari jabatannya sebagai presiden Indonesia, kursi presiden pun digantikan oleh Presiden Soeharto. Pada bulan Desember 1965, pemerintah berusaha menyelamatkan Rupiah dengan melakukan berbagai macam upaya sehingga nilai tukar Rupiah berhasil ditekan hingga Rp0,25 terhadap rate dolar Amerika Serikat.
Penekanan ini cukup berhasil karena Rupiah bertahan di bawah Rp500 terhadap dolar Amerika Serikat selama beberapa tahun lamanya. Pada tahun 1966 nilai tukar Rupiah ke Amerika Serikat mencapai Rp250 hingga di tahun 1970.
Selama 32 tahun Presiden Soeharto berkuasa di Indonesia, nilai tukar Rupiah bergerak naik turun. Hingga terjadi krisis moneter yang membuat berbagai macam konflik yang terjadi di Indonesia. Penurunan rate dolar ini sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1995, saat itu nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mencapai Rp2.248. Di tahun 1997 bulan Desember semakin turun hingga mencapai Rp5.915.
Namun yang paling mencengangkan adalah di bulan Januari 1998, nilai tukar Rupiah terhadap Amerika Serikat turun hingga Rp14.800. Pada masa itu jumlah nilai tukar Rupiah yang terlampau besar, membuat ekonomi di Indonesia semakin kacau. Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan, tak terkecuali perusahaan-perusahaan besar di Indonesia seperti Indofood yang terpaksa melepas Bank BCA pada Djarum untuk menyelamatkan perusahaannya.
Bulan Februari 1998, Rupiah berhasil naik ke level Rp7.400, perubahan yang signifikan ini menunjukkan bahwa harapan itu masih ada. Bulan Mei 1998 merupakan keadaan ekonomi terburuk yang pernah dirasakan Indonesia sejauh ini, tiba-tiba saja nilai tukar Rupiah terhadap rate dolar Amerika Serikat anjlok ke angka Rp16.800. Ini adalah nilai tukar paling buruk yang pernah Indonesia rasakan.
Nilai Tukar Rupiah terhadap Rate Dolar Amerika Serikat pada Masa Presiden B.J. Habibie
Presiden B.J. Habibie lalu berusaha memperbaikan kekacauan yang terjadi. Hingga pada akhirnya nilai tukar Rupiah terhadap rate dolar Amerika Serikat berhasil naik signifikan ke angka Rp6.500. Hingga akhirnya beliau memutuskan mengadakan pemilu yang pertama untuk memilih presiden berikutnya.
Di masa pemerintahan Presiden Gus Dur, rate Rupiah termasuk stabil bergerak antara Rp7.500 hingga paling tertinggi adalah Rp9,800.
Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri nilai tukar Rupiah terhadap rate dolar Amerika Serikat berhasil bergerak di antara Rp8.000–Rp9.000.
Ketika terjadi krisis dunia pada tahun 2007 di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia berhasil mempertahankan ketangkasan Rupiah yang pada saat itu bergerak antara Rp9.000 hingga Rp10.000. Ini prestasi yang cukup membanggakan karena pada saat itu Amerika Serikat sedang dilanda krisis ekonomi, tapi Indonesia tampak tidak terpengaruh apa-apa akan hal itu.
Di masa sekarang, yaitu masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Rupiah sedang mengalami anjlok. Hal ini tidak lain juga dipengaruhi adanya pandemi virus corona. Pada 1 Agustus 2020, rate dolar berada di angka Rp14.700.