Ajaib.co.id – Bagi orang yang berasumsi kaum hawa lebih gemar belanja online dari kaum adam, hati-hati…. Sejumlah penelitian menunjukkan hasil bahwa laki-laki justru lebih sering belanja online daripada perempuan. Perilaku belanja online ini menggambarkan anomali dari mitos yang selama ini kita ketahui.
Sejak ada situs dan aplikasi digital menawarkan layanan berbelanja, kebiasaan masyarakat berubah. Dulu mereka harus pergi ke toko, melihat produk dan kalau produk sesuai, mereka akan membelinya. Jika tidak, mereka telah menghabiskan tenaga dan uang transportasi untuk pergi ke sana.
Kehadiran toko online mengatasi masalah tersebut. Toko online membantu masyarakat dalam mendapatkan sesuatu. Tak hanya barang, tetapi juga jasa. Seperti jasa ojek daring, antar makanan, hingga membersihkan rumah.
Untuk pembelian produk, seseorang akan mencari referensi di internet sebelum bertransaksi. Mulai dari informasi detil produk, ulasan penggunaan atau cara pemakaian, harga, hingga mencari toko online yang menjual produk tersebut. Pencarian akan dilakukan di laman perusahaan, marketplace, maupun reseller. Alhasil perilaku tersebut membentuk perilaku belanja online.
Belanja online telah menjadi bagian gaya hidup masa kini. Tak hanya perempuan, laki-laki juga kerap berbelanja online. First Insight, platform merchandising berbasis data, melakukan survei pada 2018-2019 perilaku belanja online pada perempuan dan laki-laki.
Kebiasaan Belanja Online Laki-laki Vs Perempuan
First Insight melakukan survei konsumen tentang kebiasaan belanja, perilaku pembelian, dan pengaruh yang mendorong keputusan pembelian. Hasilnya menunjukkan bahwa laki-laki berbelanja lebih banyak daripada perempuan, baik belanja langsung maupun online. Kaum Adam juga lebih sering meneliti harga produk daripada perempuan ketika online.
Meski demikian perilaku belanja online laki-laki tidak dilakukan pada semua hal. Pada hal lain, perempuan yang kerap belanja. Berikut ini perbedaan belanja online antara laki-laki dan perempuan.
Belanja Perangkat Seluler
Business Insider Intelligence meneliti bahwa perempuan biasanya mengendalikan sekitar 80% pengeluaran rumah tangga di Amerika Serikat, tetapi laki-laki lebih sering belanja perangkat seluler secara online (BusinessInsider.com, 2015).
Penelitian lain BI Intelligence, kali ini berkolaborasi dengan Ecommerce-Platforms.com, memperoleh hasil bahwa:
- 30% laki-laki acap kali membeli ponsel pintar secara online daripada perempuan (20%).
- 27% laki-laki sering belanja online untuk barang elektronik dibanding perempuan (8%).
- 23% laki-laki membeli konten digital lebih sering dari perempuan (11%).
- 13% laki-laki kerap membeli tiket film dan acara secara online daripada perempuan (8%).
Waktu Membandingkan Produk
Penelitian Inmoment mengemukakan laki-laki lebih intens dalam meneliti, melihat semua detail produk serta gambar. Sedangkan perempuan dengan cepat memindah halaman produk berikutnya. 54% laki-laki membutuhkan dua hari meriset barang yang akan dibeli dan 47% perempuan yang melakukannya (Crobox.com, 2019).
Sementara itu, Journal Decision Making (berjudul Men Buy, Women Shop: Gender Priorities Influencing Buying Behavior, 2014) meneliti 250 responden. Hasilnya Perempuan cenderung menjadi konsumen yang lebih cerdas daripada laki-laki. Perempuan bersedia meluangkan waktu dan energi untuk meneliti plus membandingkan produk.
Mengapa ada perbedaan?
Penyebab perbedaan tersebut adalah budaya konsumen yang terus berubah. Namun, secara fundamental, otak perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan secara struktural. Jadi wajar jika terdapat perbedaan yang dipengaruhi oleh kebiasaan mereka dalam belanja online.
Pengaruh Media Sosial
Masih dari Cropbox, mengutip hasil studi The Future of Commerce pada 2015, 20% perempuan lebih terpengaruh media sosial dalam membuat keputusan, laki-laki hanya 10,5%. Hasil studi tersebut sama seperti Influenster.
Influenster menunjukkan sebelum kaum Hawa membeli sesuatu, mereka menggunakan media sosial untuk mencari referensi dan membaca ulasan warganet di laman review. Sebanyak 78 perempuan perempuan usia 14-18 melihat media sosial dan 69% akan membaca ulasan di laman penjual sebelum membeli.
Namun baik perempuan maupun laki-laki, keputusan mereka membeli sesuatu berdasarkan rating (tingkat penilaian) tertinggi.
Kebiasaan Belanja Online di Marketplace
Data dari Camscore menunjukkan laki-laki usia 35 tahun ke atas sering belanja online, setidaknya dalam sebulan (Liputan6.com, 2019). Pada akhir Desember 2018, pengunjung laki-laki di situs belanja Tokopedia berjumlah 7,5 juta dan perempuan 5,6 juta. Di JD.id, pengunjung laki-laki dan perempuan adalah 1,3 juta dan 854 ribu.
Di Lazada, pengunjung laki-laki dan perempuan sebesar 1,7 juta dan 1,3 juta. Namun di Shopee, pengunjung perempuan sedikit lebih banyak, yaitu 4,9 juta, dibanding laki-laki 4,8 juta. Dan di Bukalapak, pengunjung laki-laki 6,2 juta dan perempuan 3,5 juta. Melihat perbandingan belanja masyarakat Indonesia, terlihat bahwa laki-laki lebih aktif dalam menggunakan aplikasi belanja online.
Penggunaan Cicilan Online
Kredivo, perusahaan fintech yang memberikan cicilan, mensurvei 50 ribu orang pengguna dalam kurun waktu November 2018 sampai Januari 2019. Hasilnya, 57,6% penggunanya adalah laki-laki dan sisanya perempuan.
Survei juga menunjukkan 21% responden berani memilig metode pembayaran cicilan online di e-commerce, 30% memakai layanan pinjaman tunai, dan hampir 85% menggunakan layanan bayar dalam sebulan, Katadata.co.id (05/03/2019).
Di sisi lain, Harvard Business Review membeberkan bahwa beberapa studi menunjukkan laki-laki cenderung lebih berani melakukan hal risiko daripada perempuan. Salah satunya risiko keuangan, kredit. Tak dipungkiri, perbedaan jenis kelamin memengaruhi kinerja otak termasuk dalam mempertimbangkan risiko plus cara melakukannya.
Belanja online tak ada salahnya. Namun pertimbangkan untuk membeli barang yang sangat dibutuhkan. Pertimbangkan juga daya beli, seperti apakah kamu mampu membeli secara tunai atau kredit? Jika kredit, bisakah membayar cicilannya?
Jangan sampai kewajiban memenuhi cicilan malah membuatmu tidak bisa berinvestasi. Sisihkan uangmu untuk keuangan yang sehat. Di Ajaib, hanya dengan Rp10 ribu kamu sudah bisa berinvestasi reksa dana. Untuk kamu yang belum punya rekening saham, di Ajaib tidak ada minimum setoran awal, loh. Dijamin aman karena terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Indonesia Stock Exchange (IDX).