Analisis Saham

Kelola Serpong Natura City, Saham CITY Cetak Profit Dobel

Ajaib.co.id – PT Natura City Developments Tbk (CITY) bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa yang berhubungan dengan real estate. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari PT Sentul City Tbk (BKSL).

Natura City Developments mengembangkan proyek Serpong Natura City, kawasan eksklusif dengan luas sekitar 200 hektare yang mencakup kompleks residensial dan komersial di Kecamatan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Selain itu, perusahaan memiliki anak usaha PT Serpong Natura Hijau Sentosa yang mengelola manajemen kawasan.

CITY melakukan pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia pada 28 September 2019 dengan harga penawaran Rp120 per lembar. Saham CITY saat ini memiliki market capsebesar Rp870,16 miliar dengan harga penutupan pada Rp161 per lembar pada 11 Juni 2021. Dengan demikian, CITY tergolong saham small cap atau penny stock.

Kepemilikan saham CITY paling banyak berada di tangan pemegang saham pengendalinya, tetapi tidak ada pemegang saham mayoritas. Pemilik saham tercatat antara lain PT Sentul City Tbk (15,04%), PT Hamparan Indah Permai (10,71%), PT Damai Putra Jaya (9,92%), PT Tunas Tumbuh Berkembang (9,89%), Golden Capital Foundation Limited (9,44%), PT Karya Cakrawala Perdana (5,81%), dan masyarakat (39,19%).

Market cap di bawah Rp1 triliun dengan kepemilikan saham yang terpecah-pecah biasanya menandakan saham yang kurang layak investasi. Tapi, bagaimana dengan kinerja bisnis CITY? Berikut ini ulasan laporan keuangan terakhir dan latar belakang fundamental saham CITY.

Kinerja Laporan Keuangan Terakhir

PT Natura City Developments Tbk berhasil membukukan laba cukup besar dalam laporan keuangan akhir tahun 2020, bahkan lebih dari dua kali lipat dibandingkan laba akhir tahun 2019. Berikut rangkuman kinerja laba CITY berdasarkan laporan tersebut (dalam miliar rupiah kecuali jika dinyatakan secara khusus):

Total aset CITY tumbuh 3,7% menjadi Rp952,92 miliar dalam laporan akhir tahun 2020 dibandingkan Rp918,88 miliar pada tahun sebelumnya. Ekuitas meningkat menjadi Rp872,36 miliar dari sebelumnya Rp806,71 miliar. Sedangkan liabilitas menyusut menjadi Rp80,55 miliar dari sebelumnya Rp112,16 miliar.

Data menunjukkan bahwa kinerja keuangan CITY relatif stabil meski dihadapkan pada krisis Covid-19. Perusahaan mampu meningkatkan penjualan dan pendapatan usaha, sembari menekan beban-beban pokok.

Riwayat Kinerja

Apakah rasio-rasio keuangan CITY seindah laporan laba-ruginya? Berikut ini perbandingan kinerja keuangan CITY selama empat (4) tahun terakhir:

Tabel di atas menunjukkan bahwa CITY memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba, terlihat pada angka NPM yang umumnya lebih dari 40 persen. Perusahaan juga sukses menekan rasio utang dibanding ekuitas (DER) dari tahun ke tahun, menandakan bahwa kinerja keuangan perusahaan semakin baik.

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham

Saham CITY belum pernah memberikan dividen sama sekali sejak melantai di Bursa Efek Indonesia. Ini bukan sesuatu yang negatif, karena perusahaan kemungkinan menabung laba untuk pengembangan usaha lebih lanjut.

Prospek Bisnis CITY

Kinerja keuangan CITY yang moncer tak lepas dari jelinya perusahaan memanfaatkan celah selama pandemi.

Segera setelah BI merilis aturan DP nol persen untuk properti pada semester I/2020, Serpong Natura City meluncurkan program gratis DP, gratis BPHTB, dan gratis cicilan KPR selama 4 bulan serta pembayaran angsuran pokok dengan bunga 0% selama 6 bulan berikutnya.

Promosi tersebut ditambah dengan lokasi yang strategis, berhasil menggenjot penjualan Serpong Natura City.

Kesimpulan

Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kinerja bisnis CITY ternyata cukup bagus. Jadi, apakah sahamnya layak dipilih untuk berinvestasi?

Ada banyak pertimbangan saat kita akan berinvestasi, lebih dari sekedar aspek fundamental atau teknikal saja. Saham CITY memang bagus jika ditilik dari segi kinerja keuangannya. Namun, investasi dalam saham CITY cenderung berisiko tinggi dan prospek pertumbuhannya terbatas.

Mengapa demikian? Terdapat sedikitnya 2 alasan:

A. Kapitalisasi pasar CITY lebih rendah dari Rp1 triliun dan sahamnya dipegang oleh terlalu banyak pihak. Hal ini membuat saham CITY rentang dijadikan “bahan gorengan” oleh bandar.

B. PT Natura City Developments Tbk hanya mengelola satu proyek saja dengan luas relatif terbatas dibandingkan dengan emiten properti lainnya. Hal ini membuat perusahaan lebih rentan terhadap terjadinya keadaan kahar (force majeure) dan risiko lain.

Jika kamu berminat untuk trading jangka pendek, saham CITY bisa jadi pilihan. Tapi jangan gunakan lebih dari 10 persen modal untuk bermain saham seperti ini, karena risikonya terlalu tinggi. Kamu juga harus selalu siap dan sigap untuk cut loss sewaktu-waktu.

Artikel Terkait