Perencanaan Keuangan

Mengenal Rasio Utang Terhadap Pendapatan dan Pengaruhnya

Rasio Utang

Ajaib.co.id – Siapapun pastinya butuh pinjaman untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonominya. Tidak semua bisa dibayarkan secara tunai, seperti membeli mobil, rumah, ataupun modal usaha, maka dari itu kita membutuhkan pinjaman.

Namun, sebelum mengajukan pinjaman ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, apapun bentuknya, mau itu kartu kredit, KPR, KTA, dan sebagainya. Nilai suku bunga, biaya administrasi tahunan, serta besaran cicilan yang harus dibayar tiap bulan jadi hal yang harus dipikirkan dengan matang.

Perhatikan juga bentuk perjanjiannya, jika kamu tidak mampu bayar cicilan tepat waktu bagaimana dampaknya. Selain itu, sebelum mengajukan pinjaman kamu pun perlu untuk mempertimbangkan berapa besar rasio utang dan penghasilan.

Untuk mengetahui hubungan antara rasio utang dan pendapatan, simak ulasan lengkapnya di dalam artikel ini.

Apa Itu Rasio Utang dan Pendapatan?

Rasio utang dan pendapatan (debt to income ratio) yaitu rasio untuk mengukur apakah biaya cicilan utang setiap bulannya sesuai dengan jumlah pendapatan utang yang diterima. Dalam hal ini akan memberi pengaruh pada pihak peminjam di bank atau kreditur untuk memberikan keputusan apakah nasabah tersebut layak atau tidak diberikan pinjaman.

Pengajuan pinjaman biasanya baru dapat dipenuhi apabila calon debitur memiliki rasio utang terhadap pendapatan yang baik, baik itu pinjaman KTA atau kartu kredit. Analisa inilah yang dijadikan patokan pihak bank dalam memberikan pinjaman, karena kamu akan dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab jika rasio yang dimiliki cukup baik.

Selain itu, kamu juga dapat menghitung rasio utang dan pendapatan ketika telah menerima pinjaman. Namun, pada dasarnya besarnya utang harus lebih rendah dibandingkan pendapatan tiap bulan, terlebih jika utang tersebut sifatnya konsumtif. Oleh sebab itu ada rumus untuk menghitung rasio utang dan pendapatan, berikut ini rumusnya:

(Total Cicilan per Bulan / Total pendapatan per Bulan) x 100%.

Jadi, selalu jaga rasio utang dan pendapatanmu tetap baik sehingga tidak akan menyulitkanmu secara finansial di kemudian hari.

Bagaimana Cara Membaca Rasio Utang dan Pendapatan?

Hasil dari perhitungan rumus di atas selanjutnya dapat dijadikan sebagai interpretasi apakah kamu memiliki rasio yang cukup baik. Berikut ini panduan cara membacanya:

a.    ≤ 35% = ideal

Jika rasionya berada di angka tersebut artinya arus keuangan kamu cukup ideal. Dengan begitu kamu dapat membayar utang secara teratur. Jika kamu konsisten dan mampu menjaga rasio utang dan pendapatan di kisaran angka ini, serta teratur membayar cicilan akan berdampak pada skor kredit kamu di SLIK menjadi baik terhindar dari blacklist.

Meski begitu, kamu juga perlu mengatur pengeluaran tiap bulan supaya tidak boros dan terkontrol. Jika kamu menerapkan hidup hemat, maka cicilan pun bisa dibayar tanpa takut menunggak.

b.    36% sampai 49% = Kurang Ideal

Kisaran angka ini sebetulnya masih cukup baik tapi tidak bisa dibilang ideal juga. Namun, kamu masih dapat memperbaikinya karena ada potensi untuk mengatur sejumlah pengeluaran yang belum terkontrol dengan baik. Disarankan jangan sampai persentase rasio utang terhadap pendapatan lebih dari 40%.

Kalau kamu tidak bisa menjaga rasio tetap konsisten dan menurunkan rasio utang terhadap pendapatan, kemungkinan terburuknya kamu akan mengalami krisis dan tidak lagi punya kemampuan membayar cicilan di kemudian hari.

c.     ≥ 50% = Tidak Ideal

Bisa dibilang angka ini menandakan rasio utang kamu cukup parah karena tidak seimbangnya antara pemasukan tiap bulan dengan cicilan yang harus dibayarkan. Itu berarti kamu sudah tidak punya kemampuan bayar utang, akibatnya cicilan jadi nunggak.

Jika sudah begini, sebaiknya kamu minta bantuan ke konsultan keuangan yang berpengalaman dalam membantu meringankan utang dan juga meningkatkan penghasilanmu.

Setelah mengetahui cara membaca skor rasio utang terhadap pendapatan, mari sama-sama aplikasikan dalam sebuah contoh kasus agar lebih jelas. Contohnya, penghasilan kamu sebulan sebesar Rp20.000.000, dan punya cicilan kartu kredit dan cicilan motor sebesar Rp10.000.000. Maka, berdasarkan rumus di atas rasio utang dan pendapatan yang kamu punya adalah:

(Rp10.000.000 / Rp20.000.000) x 100% = 50%

Jadi, jika dibaca menggunakan panduan di atas dapat diketahui bahwa utang sebesar 50%, artinya tidak sehat. Lalu apa yang bisa dilakukan supaya bisa kembali membayar cicilan secara teratur? Baca terus untuk mengetahuinya.

Menurunkan Rasio Utang Terhadap Pendapatan yang Tidak Sehat

Dari contoh kasus di atas, utang yang kamu miliki sebesar 50%. Untuk dapat mengatasinya apa yang harus dilakukan? Beberapa cara ini bisa kamu lakukan.

1.    Meningkatkan Penghasilan

Salah satu cara untuk bisa mengatasinya adalah dengan meningkatkan penghasilan kamu. Apabila kamu seorang karyawan, coba untuk menegosiasikan kenaikan gaji. Jadikan pencapaian kamu di perusahaan sebagai modal untuk menegosiasikan peningkatan gaji, dan jangan mengemis dengan alasan memiliki utang yang banyak.

Selanjutnya kamu bisa mencari pekerjaan sampingan untuk mengakalinya. Jika kamu pintar dalam bahasa Inggris, cobalah untuk jadi penerjemah atau penulis artikel dalam bahasa asing.

Adapun peluang lain yang bisa kamu manfaatkan mencari uang tambahan, seperti memanfaat aset mobil yang kamu miliki untuk disewakan atau dijadikan taksi online. Namun, sangat tidak disarankan untuk mencari uang tambahan berupa pinjaman lain atau utang baru termasuk menggunakan kartu kredit.

2.    Mengurangi Jumlah Utang

Cara yang satu ini tergantung dari jenis utang kamu, kalau saat ini kamu bermasalah dengan utang KTA atau kartu kredit dan merasa terbebani bisa meminta bantuan ke konsultan yang secara profesional lebih paham. Biasanya mereka menyediakan program manajemen utang untuk membantu masalah kamu, seperti:

·      Diskon dalam sekali bayar

·      Cicilan diperpanjang dengan bunga yang rendah

·      Potongan cicilan

Akan tetapi tiap konsultan memiliki program manajemen utang tersendiri, dan kamu harus mencari tahu jika memang bermasalah dengan rasio utang.

Artikel Terkait