Investasi

Investasi di Masa Krisis? Perhatikan Akuntabilitas Emiten!

Ajaib.co.id – Apakah kamu baru tertarik untuk melakukan investasi di pasar modal? Atau sudah memulai namun gundah karena saat ini tengah berada di krisis ekonomi karena pandemi? 

Kamu tidak perlu khawatir, karena kesempatan untuk melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih terbuka. Terutama bagi teman-teman investor pemula. Tapi bagaimana caranya agar tetap aman berinvestasi di tengah pandemi? 

Jawabannya, kamu harus mengulik dengan teliti akuntabilitas keuangan perusahaan yang sudah terdaftar di BEI atau disebut dengan emiten. Termasuk juga sisi fundamental dan prospek perusahaan. Namun, kunci utamanya adalah emiten yang punya akuntabilitas yang tinggi karena bisa memberikan transparansi situasi perusahaan dengan bertanggung jawab bagi investornya. 

Lalu seperti apa akuntabilitas emiten yang dimaksud?

Akuntabilitas keuangan secara umum sendiri merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis. Laporan keuangan yang menjunjung akuntabilitas yang dihasilkan oleh entitas maka sudah merepresentasikan keadaan sebenarnya dari perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan tersebut sudah bisa dikatakan andal dan layak dijadikan acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, seperti investor, pemerintah, karyawan bahkan masyarakat umum. 

Dari pihak BEI sendiri sudah mendorong bahkan memfasilitasi bentuk kepercayaan publik ini melalui penerapan komitmen Corporate Governance  (CG) yang baik atau biasa disebut Good Corporate Governance (GCG) yang terkandung pada misi perusahaan.

Dilansir dari idx.co.id prinsip GCG ini bertujuan untuk menciptakan daya saing yang mampu menarik investor dan emiten melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.

Adapun manfaat dari penerapan GCG ini dinilai dapat berdampak positif pada terciptanya akuntabilitas perusahaan, transaksi yang wajar dan independen, serta keandalan dan peningkatan kualitas informasi kepada publik.

Setidaknya terdapat lima aspek vital dalam penerapan GCG, yakni profesionalitas, tanggung jawab (responsibility), fairness (keadilan), transparency (transparansi), dan akuntabilitas (accountability). Kelima aspek ini mesti terpenuhi supaya konsep GCG dapat berjalan dan diaplikasikan dengan baik. Pada akhirnya memberikan manfaat baik bagi perusahaan dan investor. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad pernah menjelaskan melalui penerapan GCG, perusahaan dapat memperoleh berbagai manfaat yang sekaligus dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan. Salah satunya menarik investor karena memang seorang investor perlu memperhatikan akuntabilitas dari kinerja perusahaan untuk melakukan aksi-aksi investasi. 

Menurutnya, perusahaan yang mengimplementasikan akuntabilitas melalui GCG akan lebih dipercaya oleh investor. Tentunya hal tersebut penting bagi jalannya pasar modal di Tanah Air. Soalnya dengan kepercayaan investor yang bertumbuh positif kepada emiten, dinilai akan mendongkrak jumlah investor yang masuk ke pasar modal. Karena kepercayaan investor ternyata mampu mendongkrak harga saham.

Jadi untuk kamu yang hendak dan sedang melakukan investasi di pasar modal, adanya penerapan GCG ini bisa menjadi panduan. Kamu bisa secara mudah mengakses segala hal yang berkaitan dengan situasi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Karena emiten yang menjunjung GCG akan membuka datanya untuk publik. 

Mengutip dari Mediaindonesia.com, kalau kata Direktur Utama PT Danareksa Sekuritas Friderica Widyasari bahkan menilai pandemi COVID-19 jadi waktu yang tepat untuk investor pemula masuk ke pasar modal. Soalnya saat pandemi, sejumlah saham unggulan dari perusahaan tertentu saat ini justru melakukan diskon harga saham. Alias harga sahamnya lagi miring. 

Ia juga mengatakan tak memungkiri kalau untuk membeli saham yang bagus memang harganya sudah mahal. Namun, di situasi yang tidak biasa ini sejumlah saham bagus melakukan diskon yang cukup banyak. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk investor pemula. Ia menyebut krisis seperti ini tidak datang kapan saja sehingga bisa dimanfaatkan oleh investor. 

Meski begitu, dia tetap mewanti-wanti investor untuk jeli dan melakukan pengamatan untuk membeli saham. Misalnya dengan melihat analisis dari analis saham, prospek market, kebijakan pemerintah atau regulator hingga prospek perusahaan tersebut. 

Adapun beberapa sektor yang bisa jadi rekomendasi atau menjadi pilihan untuk dibeli sahamnya, di antaranya adalah consumer, alasannya karena produknya selalu dibutuhkan oleh pasar sebagai kebutuhan dasar, lalu sektor tower, sektor rokok, dan sektor telekomunikasi. Adapun yang medium-nya ada sektor perbankan dan properti.

Selain sektor yang direkomendasikan, lalu produk apa saja yang bisa jadi alternatif? 

Peluang pertama kamu masih bisa mencoba dua produk investasi di tengah krisis pandemi ini. 

Reksa Dana Campuran

Pertama, reksa dana campuran di mana merupakan campuran antara pasar uang dan obligasi saham. Alasannya karena produk jenis ini memiliki penurunan yang relatif rendah. Selain itu, manajer investasi punya sejumlah kewenangan untuk pengambilan aksi sesuai situasi pada produk pasar uang atau obligasi saham di lapangan.

Reksa Dana Saham

Produk yang kedua berupa reksa dana saham. Tentunya, jenis reksa dana saham ini perlu diikuti dengan pertimbangan sektor yang memiliki prospek yang bagus. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya ya. Kamu harus memantau sektor-sektor yang memang memiliki masa depan yang bagus dalam keadaan yang tak menentu ini. 

Lalu peluang yang kedua, berupa peluang yang bisa diambil dari perlambatan kredit di perbankan maupun kesulitan perusahaan melakukan refinancing. Melalui produk reksa dana penyertaan terbatas. Alasannya karena bisa investasi hanya di efek non penawaran umum saham, obligasi, maupun mezzanine

KIK Dana Investasi Real Estate 

Peluang yang selanjutnya datang dari penurunan aset-aset properti. Karena memang aset ini paling terpukul dan koreksinya atau penurunannya paling dalam. Di lapangan, banyak perusahaan properti menjual propertinya alhasil harga pun ikut anjlok.

Harga properti yang terkoreksi juga menjadi peluang menarik. Untuk investasi bisa dengan KIK dana investasi real estate.

KIK Dana Investasi Infrastruktur

Peluang yang terakhir bisa muncul dari adanya struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang berubah sangat signifikan karena pandemi. Hal ini akan berpengaruh pada pada budget pemerintah. Sehingga bisa dimanfaatkan dengan pengembangan KIK dana investasi infrastruktur. Bentuknya bisa dalam debt atau equity.

Artikel Terkait