Analisis Saham

Intip Strategi Emiten Saham HERO Bangkit di 2021

Ajaib.co.id – PT Hero Supermarket Tbk (HERO) berdiri pada tanggal 5 Oktober 1971. Kemudian memulai beroperasi secara komersil pada Agustus 1972.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan dipaparkan ruang lingkup kegiatan HERO yakni, bergerak di bidang usaha supermarket, hypermarket dan minimarket. Serta bentuk usaha ritel lainnya berupa speciality store seperti, apotek, toko obat, kesehatan dan kecantikan dan lainnya. HERO juga menjalankan usaha dalam bidang perdagangan dan lain-lain.

Saat ini kegiatan utama HERO yakni bergerak di bidang usaha supermarket, hypermarket, minimarket dan perdagangan ritel lainnya.

Pada tahun 1989, HERO mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham HERO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.765.000. Dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dengan harga penawaran Rp7.200 per saham. Saham-saham tersebut pun telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 21 Agustus 1989.

Apakah saham HERO masih layak dikoleksi? Bagaimana keadaan fundamental perusahaan saat ini dan apa rencana bisnis yang akan dilakukan? Mari kita bedah kinerja saham HERO

Emiten HERO Rugi Lebih Dalam Sepanjang 2020

Dilansir dari bisnis.com, emiten peritel PT Hero Supermarket Tbk telah mencatatkan rugi tahun berjalan yang lebih dalam sepanjang 2020. Laporan keuangan per Desember 2020, HERO mengalami rugi senilai Rp1,21 triliun atau anjlok dibandingkan rugi pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp28,21 miliar.

Pendapatan dari pemilik Hero Supermarket dan Giant ini anjlok 26,98% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp8,89 triliun pada 2020. Angka ini turun dari posisi pada tahun sebelumnya Rp12,18 triliun.

Adapun dilihat dari segmennya, penjualan makanan turun paling besar 32,67% yoy menjadi Rp6,05 triliun. Sedangkan penjualan nonmakanan turun 10,98% yoy menjadi Rp2,84 triliun.

Sementara itu, pada akhir tahun 2020 tercatat jumlah aset HERO senilai Rp4,83 triliun atau menyusut 20,08% dibandingkan akhir tahun 2019 sebesar Rp6,05 triliun. Ekuitas perusahaan juga turun 49,41% menjadi Rp1,85 triliun sementara liabilitas menanjak 24,95% menjadi Rp2,98 triliun.

Pihak manajemen HERO juga memaparkan persediaan produk perseroan mengalami penurunan sebesar 29% menjadi Rp456,6 miliar pada 2020. Hal ini terjadi karena menurunnya pembelian persediaan dan kenaikan provisi inventory pada akhir tahun.

Merespons ini, HERO akan mengambil langkah efisiensi lini bisnis ritel makanan karena tertekan oleh situasi pandemi pada 2020. Di lain sisi, perusahaan menegaskan terus memperkuat lini bisnis ritel di sektor kesehatan dan kecantikan.

Direktur Hero Supermarket Handrianus Wahyu Trikusumo pun akan melakukan efisiensi dengan menutup beberapa toko Giant di beberapa tempat.

Bisnis HERO Akhirnya Raup Lama di 2019

Pada 2019 PT Hero Supermarket Tbk akhirnya berhasil keluar dari menelan kerugian. Utamanya pada 2017-2018 perusahaan berada dalam kondisi perusahaan yang tidak sehat akibat kerugian bisnis.

Berikut data ikhtisar keuangan yang diambil dari informasi finansial perseroan (dalam jutaan rupiah):

Dari data tersebut, pada 2019 sebenarnya HERO telah berhasil dari tekanan kerugian perusahaan. Dengan membukukan laba setelah dua tahun sebelumnya selalu menelan kerugian.

Emiten retail HERO ini telah berhasil memperoleh laba sebesar Rp70,84 miliar sepanjang 2019. Laporan keuangan per 31 Desember 2019 melalui halaman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perolehan laba tersebut mencerminkan berbanding terbalik dari posisi rugi tahun sebelumnya sebesar Rp1,25 triliun.

Kendati demikian, kenaikan laba ini tidak begitu saja disumbangkan oleh kenaikan penjualan bisnis. Karena pendapatan bersih perusahaan yang mengalami penurunan 5,42% menjadi Rp12,27 triliun.

Adapun kenaikan laba jaringan retail melalui gerai Giant, Guardian dan IKEA tersebut dikontribusikan oleh usaha HERO mampu untuk menekan beban pokok pendapatan dan beban usahanya masing-masing menjadi Rp8,72 triliun dan Rp3,48 triliun.

Sementara untuk biaya restrukturisasi ikut membengkak pada tahun 2018 sebesar Rp1,38 triliun berhasil dipangkas hingga Rp239,35 miliar. Sehingga pada tahun 2019 perusahaan dapat membagikan laba bersih per saham atau earning per share pada angka Rp17, setelah rugi Rp299 pada tahun 2018.

Aset perusahaan berkode saham HERO pun berangsur turun menjadi Rp6,05 triliun pada tahun 2019, setelah sempat menyentuh angka Rp7,25 triliun pada awal 2018. HERO pun berusaha menjaga liabilitas dan ekuitasnya tetap stabil masing-masing pada angka Rp2,16 triliun dan Rp3,89 triliun.

Jika dilihat dari rasio keuangannya memang kondisi bisnis HERO dalam keadaan sehat pada 2019 sebelum ada pandemi. Berikut data yang diambil dari ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 dari informasi finansial perseroan:

Bagaimana Prospek Bisnis HERO ke depannya? Apakah Sahamnya Layak Dikoleksi?

PT Hero Supermarket Tbk (HERO) hingga kini tidak mengungkapkan secara rinci porsi capex dan belanja modal pada tahun depan. Dalam paparan publik yang disampaikan Direktur Keuangan HERO, Erwantho Siregar menjelaskan saat ini untuk penyerapan capex sendiri masih fokus pada investasi aset pada toko.

Untuk capex tahun 2021 ini pihaknya melihat fokus menyesuaikan dengan jangka panjang perusahaan. Dengan begitu perusahaan membutuhkan investasi, maka perusahaan akan mengucurkannya. Pihaknya pun optimistis untuk menyambut tahun depan dengan tetap berhati-hati.

Selanjutnya, HERO juga akan memaksimalkan penggunaan platform online untuk keseluruhan segmen bisnisnya, yang terutama IKEA. Seperti diketahui, HERO membawahi empat gerai besar yakni Guardian, Hero Supermarket, Giant, dan IKEA.

HERO juga akan tetap bergerak secara konservatif dan prudent, dengan masih berfokus pada efisiensi. Presiden Direktur HERO, Patrik Lindvall mengungkapkan dalam strategi ekspansi bisnis IKEA akan berpegang pada tiga aspek, yakni keterjangkauan, aksesibilitas dan dampak positif pada masyarakat dan bumi.

Dalam jangka pendek dan menengah, perusahaan akan membuka 2 gerai IKEA di Bandung dan Cakung dengan segera. Sehingga, pada tahun 2021, HERO membawahi empat gerai IKEA, termasuk yang berada di platform online. Untuk jangka pendek, perusahaan memastikan keselamatan dan kesejahteraan para karyawan dan pelanggan

Bila dilihat dari trek pembagian dividen. Menurut data RTI, sejak 2017 hingga 2020 perusahaan belum pernah membagikan dividen kepada perusahaannya.

Dengan begitu, sebaiknya kamu terus melihat dan memantau pergerakan bisnis HERO. Melihat kondisi bisnis di 2020 yang merugi, perseroan butuh usaha ekstra untuk membuat keuangan perusahaan lebih stabil.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait