Ajaib.co.id – PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan listrik dan uap. Perusahaan dengan kode saham DSSA ini memulai bisnis secara operasional pada tahun 1998 yang mengoperasikan pembangkit listrik dan tenaga uap berlokasi di wilayah Tangerang, Serang, dan Karawang.
DSSA juga menjadi salah satu perusahaan yang beroperasi di bawah naungan kelompok usaha Sinarmas.
Di mana, perseroan memiliki beberapa anak perusahaan yang menjalankan bisnis di empat sektor seperti PT Golden Energy Mines Tbk dan PT Bumi Kencana Eka Sejahtera di pertambangan dan perdagangan batubara, serta PT Rolimex Kimia Nusamas di bisnis perdagangan kimia meliputi perdagangan bahan kimia, pestisida dan pupuk.
Sementara untuk sektor infrastruktur dan multimedia dikelola PT Mora Quatro Multimedia dengan bisnis multimedia broadband. Mayoritas saham DSSA saat ini dipegang oleh induk perusahaan yaitu PT Sinar Mas Tunggal dengan jumlah 59,90 persen kepemilikan.
Saham DSSA sendiri mulai diperdagangkan melalui bursa pada tahun 2009 dengan harga penawaran sebesar Rp1.500 per lembar saham.
Pergerakan harga saham DSSA saat ini sempat menurun dan berada di level flat dengan di angka Rp11.550 per lembar saham pada penutupan perdagangan Selasa 25 Mei 2021. Dengan harga saham yang jauh berada di atas harga penawaran, tentu saham DSSA menjadi pilihan para investor untuk dikoleksi.
Akan tetapi, ada baiknya untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan ke depannya melalui bedah dan analisa kinerja saham DSSA berikut ini.
Kinerja Bisnis DSSA Hingga Kuartal Ketiga Tahun 2020 Kurang Memuaskan
Berdasarkan laporan keuangan perseroan di kuartal ketiga tahun 2020, DSSA catatkan pendapatan yang menurun 6,72 persen YOY dari Rp1,19 triliun di periode sama tahun 2019 menjadi Rp1,11 triliun. Di mana, mayoritas kontributor pendapatan DSSA berada di segmen pertambangan dan perdagangan batu bara yang mencapai Rp837,27 miliar.
Lalu, disusul pendapatan usaha di segmen konstruksi, jasa operasi, serta keuangan pembangkit listrik sebesar Rp165,44 miliar. Sementara untuk segmen perdagangan mencapai Rp77,10 miliar, segmen penyediaan TV kabel dan internet mencapai Rp32,54 miliar, serta segmen bisnis lain-lain sebesar Rp1,17 miliar.
Sedangkan untuk laba bersih periode berjalan tercatat hanya sebesar Rp26,63 miliar yang turun 5,33 persen YOY dibandingkan periode sama di tahun 2019 sebesar Rp 28,13 miliar.
Kinerja Keuangan DSSA dalam 5 Tahun Terakhir Tampak Positif
Berdasarkan laporan keuangan DSSA dalam 5 tahun terakhir, perseroan mencatatkan realisasi pendapatan yang cukup konsisten naik setiap tahunnya. Sementara untuk laba bersih yang diraih masih belum tumbuh secara konsisten setiap tahunnya.
Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam miliar USD):
Laporan Laba Rugi | 2019 | 2018 | 2017 | 2016 | 2015 |
Pendapatan bersih | 1.666.415.381 | 1.768.840.742 | 1.321.743.514 | 712.054.904 | 760.258.711 |
Laba kotor | 580.367.243 | 628.735.210 | 518.228.682 | 287.817.947 | 318.305.212 |
Laba tahun berjalan | 71.654.412 | 120.745.047 | 128.237.369 | 64.776.826 | 119.506.904 |
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat secara penjualan DSSA mencatatkan pertumbuhan yang konsisten naik. Namun di tahun 2016 dan 2019 harus mengalami penurunan, walaupun tidak begitu signifikan.
Sementara untuk raihan laba bersih hasilnya cukup positif karena perseroan mampu menghindari kerugian. Namun catatannya masih belum konsisten tumbuh setiap tahunnya.
Di tahun 2016, laba bersih perseroan turun disebabkan oleh naiknya beban bunga dan keuangan lainnya. Lalu, ditambah beban pajak yang juga meningkat sehingga harus menggerus raihan laba di tahun tersebut.
Hal ini juga seiring pendapatan yang mengalami penurunan di tahun 2016. Begitu juga dengan tahun 2018, di mana laba tergerus karena naiknya sejumlah pos beban.
Sementara untuk laba bersih yang menurun di tahun 2019 seiring dengan penurunan pendapatan di tahun tersebut. Lalu, sejumlah pos beban mulai membengkak sehingga harus mengikis raihan laba di tahun 2019.
Walaupun begitu, kinerja bisnis di tahun tersebut masih bisa dikatakan cukup positif. Apalagi jika dilihat berdasarkan rasio keuangan yang menunjukkan kondisi bisnis DSSA cukup sehat.
Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:
Rasio | 2019 |
ROA | 0,6% |
ROE | 1,5% |
NPM | 3% |
CR | 129,7% |
DER | 140% |
Bagaimana dengan Prospek Bisnis DSSA Kedepannya? Apakah Sahamnya Layak untuk Dikoleksi?
Prospek bisnis DSSA ke depannya tentu menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor untuk mengoleksi sahamnya. Di mana, prospek bisnis dapat dilihat dari strategi apa yang bakal diterapkan oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk untuk mencapai target khususnya di tahun ini.
Memasuki kuartal kedua di tahun 2021, perseroan masih fokus dalam mengembangkan unit bisnis termasuk beberapa anak perusahaan.
Salah satunya dengan mendapatkan dana melalui penerbitan surat utang dengan denominasi berupa dollar Amerika melalui anak usaha yaitu Golden Energy and Resources Limited. Penerbitan surat utang tersebut digunakan untuk refinancing utang lama.
Di mana, pembayaran yang dimaksud adalah pelunasan senior secured notes yang jatuh tempo pada 2023 beserta bunganya.
Total nilai utang yang harus dilunasi mencapai 237,6 juta USD dengan nilai pokok senior secured notes lama sebesar 150 juta USD. Selain itu, DSSA juga akan melakukan ekspansi bisnis multimedia yaitu bisnis MyRepublic sebagai penyedia layanan internet rumah beserta tv kabel.
Di mana, PT Eka Mas Republik melakukan peningkatan modal yang ditempatkan dan disetor kepada PT Innovate Mas Indonesia sebesar Rp970,02 miliar.
Peningkatan modal tersebut dilakukan sebagai upaya dalam mendukung pertumbuhan bisnis internet dan televisi kabel milik MyRepublic. Di mana, DSSA akan melakukan ekspansi yang bertujuan untuk menambah pelanggan baru dengan penetrasi pasar serta jumlah homepass.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.