Ajaib.co.id – PT Super Energy Tbk (SURE) merupakan perusahaan yang bergerak bidang pengolahan minyak, gas, maupun jasa transportasi pertambangan lainnya. Perusahaan dengan kode saham SURE ini didirikan pada tahun 2011 dengan kegiatan usaha meliputi pengolahan gas suar serta penjualan dari hasil pengolahan gas suar.
SURE memiliki dua anak perusahaan yang bergerak di bidang tidak jauh berbeda dengan perseroan yaitu PT Gasuma Federal Indonesia di bidang pengolahan gas suar bakar serta distribusi Compressed Natural Gas. Lalu, ada PT Bahtera Abadi Gas yang memproduksi Liquefied Petroleum Gas atau LPG dan Condensate.
Mayoritas saham PT Super Energy Tbk (SURE) saat ini dipegang oleh PT Super Capital Indonesia dengan jumlah 64,06 persen kepemilikan. Saham SURE sendiri terbilang baru melantai di papan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2018 dengan harga penawaran sebesar Rp155 per lembar saham. Pergerakan harga saham SURE sendiri sedang melemah di angka Rp1.980 per lembar saham pada penutupan perdagangan, Jumat 21 Mei 2021.
Walaupun begitu, saham SURE tampak positif karena bisa tumbuh jauh dari harga penawaran. Lalu, hal ini berarti saham SURE sangat layak dan direkomendasikan untuk dikoleksi? Untuk mengetahuinya, ada baiknya memahami fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan ke depannya melalui bedah kinerja saham SURE berikut ini.
SURE Masih Catatkan Kinerja Positif di Tahun 2020
Pandemi COVID-19 memang menekan kinerja hampir seluruh bisnis termasuk SURE di tahun 2020. Berdasarkan laporan keuangan di kuartal ketiga tahun 2020, SURE mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 19,33 persen menjadi Rp253 miliar dari periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp212 miliar.
Sementara untuk laba bersih yang bisa diatribusikan ke pemilik entitas penduduk turun jauh dari Rp4,31 miliar di periode sama tahun 2019 menjadi Rp509 juta. Kendati demikian, hal tersebut masih dianggap wajar karena kondisi bisnis saat ini dan perseroan mampu menghindari kerugian.
Sempat Merugi, Kinerja Bisnis SURE Mulai Bangkit dalam Setahun Terakhir
SURE sendiri baru melantai di papan bursa pada tahun 2018 sehingga kinerja keuangan dalam 3 tahun terakhir bisa menjadi acuan untuk analisis fundamental. Di mana, perseroan sempat mencatatkan kerugian dalam dua tahun berturut-turut.
Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam miliar rupiah):
Laporan Laba Rugi | 2019 | 2018 | 2017 |
Pendapatan bersih | 291.268 | 295.852 | 287.606 |
Laba kotor | 129.967 | 127.301 | 148.034 |
Laba rugi tahun berjalan | 8.617 | -28.274 | -17.343 |
Dari data tersebut, dapat diketahui kinerja bisnis SURE dalam 3 tahun terakhir atau sebelum dan sesudah mencatatkan namanya di papan bursa terdapat perbedaan.
Berdasarkan pendapatan mengalami peningkatan dan turun tipis setahun setelah ada di bursa. Sementara di tahun 2017 dan 2018, perseroan harus mencatatkan kerugian yang meningkat dalam dua tahun berturut-turut.
Hal tersebut terjadi karena sejumlah beban yang mengalami peningkatan sehingga membuat raihan laba tergerus dan berbalik menjadi catatan kerugian. Lalu, di tahun 2019 perseroan mengalami perbaikan kinerja yang justru mencatatkan laba bersih, walaupun pendapatan turun tipis di tahun tersebut.
Dengan kinerja bisnis yang mulai bangkit membuat nilai saham SURE juga meningkat tajam sehingga menjadi salah satu rekomendasi emiten untuk dikoleksi.
Selain itu, jika dilihat berdasarkan rasio keuangan, kondisi bisnis SURE sendiri sedang dalam keadaan yang cukup sehat.
Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:
Rasio | 2019 |
ROA | 0,2% |
ROE | 3,4% |
NPM | 2,9% |
CR | 49,4% |
DER | 595% |
Bagaimana dengan Prospek Bisnis SURE Kedepannya Sehingga Sahamnya Layak untuk Dikoleksi?
Terlepas dari kondisi bisnis yang terimbas masa pandemi COVID-19, PT Super Energy Tbk memiliki sejumlah rencana bisnis dan proyeksi kinerja di tahun 2021.
Hal ini tentu menjadi pertimbangan penting bagi para investor yang ingin mengoleksi saham SURE. Di mana, perseroan melakukan pendekatan konservatif dengan melihat pertumbuhan kinerja di tahun ini.
Perseroan yang semula memproyeksikan pendapatan di tahun 2021 mencapai Rp683 miliar dengan raihan laba bersih sebesar Rp80 miliar, kini merevisi turun 30 persen dengan perolehan top line sebesar Rp478 miliar dan bottom line sebesar Rp56 miliar.
Hal ini sejalan dengan pertimbangan kinerja perseroan di tahun 2021 dan kondisi ekonomi yang ada sekarang. Ditambah juga dengan SURE yang masih belum bisa melihat prediksi kondisi ekonomi hingga akhir tahun nanti.
Sebelumnya juga peningkatan proyeksi tersebut dipengaruhi oleh adanya penambahan anak perusahaan menjadi lima dan terkonsolidasi untuk beroperasi di tahun 2021.
SURE kini memiliki tiga tambahan anak perusahaan melalui akuisisi PT Energy Mina Abadi yang membawahi PT Energi Subang Abadi, PT Bahtera Andalan Gas, dan PT Sumber Aneka Gas.
Lalu, dorongan proyeksi SURE juga dipengaruhi oleh optimisme atas ekonomi makro di tahun 2021 yang mulai membaik. Akan tetapi, kondisi yang ada saat ini menjadi pertimbangan penting perseroan untuk melakukan sejumlah revisi pada strategi bisnis.
Walaupun begitu, pihak SURE sendiri menyampaikan bahwa penjualan CNG di tahun ini masih ada peluang peningkatan.
Hal ini karena SURE yang menjadi produsen Compressed Natural Gas dan LPG dengan sektor paling besar berkontribusi yaitu 70 persen dari total penjualan dan menyasar industri makanan serta industri pengolahan kapur.
Selain itu, katalis positif juga datang dari banyaknya industri-industri yang membutuhkan gas untuk menunjang kegiatan operasional mereka.
Sementara untuk realisasi kinerja perusahaan berkode saham SURE ini dalam dua bulan pertama masih sesuai dengan proyeksi awal, lalu kembali disesuaikan.
Oleh karena itu, SURE juga akan menerapkan sejumlah strategi. Di mana, perseroan terus melakukan pengembangan pasar di wilayah baru khususnya Jawa Tengah dan Jawa Barat melalui pencarian sumber-sumber gas baru.
Lalu, proses efisiensi dan mencari pendanaan dengan biaya bunga yang lebih ringan, serta peningkatan pemasaran. Sebelumnya, perseroan menyiapkan anggaran belanja modal atau capex mencapai Rp100 miliar.
Di mana, capex bakal digunakan untuk menambah beberapa armada maupun sejumlah investasi milik perseroan yang sumber pendanaan masih menggunakan equity modal sendiri.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.