Analisis Saham, Saham

Harga Saham IBST Cenderung Menguat, Begini Kinerjanya

Sumber: IBST

Ajaib.co.id – Sejak pertengahan Juli 2017, saham IBST cenderung menunjukkan penguatannya. Seiring meluasnya penggunaan teknologi di segala bidang, emiten IBST semakin mengembangkan bisnisnya. Bagaimana dengan kinerja keuangannya?

PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) merupakan perusahaan infrastruktur dan menara komunikasi yang berdiri pada 28 April 2006. Awalnya perusahaan didirikan sebagai penyedia jasa dalam gedung. Kini, perseroan memiliki menara di berbagai daerah, sebagian besar menara berada di wilayah Jawa dan Sumatera.

Pada 2015, perseroan memiliki 453 menara baru dan telah menyelesaikan pembangunan infrastruktur jaringan serat optik nasional yang mencapai 4.278 kilometer guna mendukung implementasi proyek 4G LTE. Tiga tahun kemudian, perseroan mencatatkan pertumbuhan hampir 1.000 menara baru dan membangun lebih dari 6.000 kilometer serat optik nasional.

Saham IBST tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Agustus 2012. Kala itu, penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di level Rp1.000. Adapun pemegang saham per Desember 2018 adalah PT Bakti Taruna Sejati dengan porsi 61,88%, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk memiliki 8,50%, dan masyarakat dengan 29,62%.

Jual 3.000 Menara Untuk Bayar Utang

Berdasarkan keterbukaan informasi di laman BEI, IBST menjual 3.000 menara telekomunikasi kepada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) senilai Rp3,97 triliun. Pengalihan kepemilikan dilakukan pada 7 April lalu.

Hasil dari penjualan menara akan digunakan untuk membayar utang sebesar Rp1,5 triliun. Maka kewajiban perseroan menjadi Rp3,08 triliun. Sedangkan sisa hasil penjualan menara sebesar Rp2,7 triliun akan digunakan untuk mengembangkan usaha perseroan.

Dampak penjualan menara ini, laba bersih tahun berjalan meningkat menjadi Rp201,56 miliar, margin laba bersih akan bertambah menjadi 24,2%, dan rasio imbal hasil atas aset melejit menjadi 2,14%.

Kinerja Positif Sepanjang 2020

IBST mencatatkan kinerja positif sepanjang 2020. Di tengah masa pandemi COVID-19, perseroan meraup pendapatan sebesar Rp1,12 triliun hingga akhir Desember 2020. Nilai tersebut naik secara tahunan (year on year, yoy) dari Rp1,08 triliun pada 2019.

Informasi dari laman perseroan, ibstower.com, laba kotor naik menjadi Rp555,59 miliar yoy dari Rp548,82 miliar. Namun laba tahun berjalan turun drastis menjadi Rp67,20 miliar yoy dibanding tahun sebelumnya Rp128,83 miliar.

Total liabilitas naik menjadi Rp4,21 triliun yoy dari tahun sebelumnya Rp3,09 triliun. Total aset menjadi Rp10,41 triliun yoy, tahun sebelumnya Rp8,89 triliun.

Kinerja IBST

Kinerja IBST sejak 2016 hingga 2020 selalu mencetak laba bersih. Hal tersebut membuat harga saham IBST yang cenderung menguat sejak Juli 2017.

Bahkan pandemi COVID-19 tak memengaruhi kinerja keuangan IBST. Meskipun nilai laba bersih fluktuatif, tetapi kenaikan pendapatan usaha cukup signifikan.

Kontribusi pendapatan periode 2020 berasal dari jasa penyewaan menara sebesar Rp822,70 miliar, penyewaan peralatan dan mesin Rp101,31 miliar, penyewaan peralatan jaringan Rp78,77 miliar, dan pendapatan bunga atas investasi neto dalam bunga Rp119,47 miliar.

Laporan Laba Rugi20202019201820172016
Pendapatan UsahaRp1,12 triliunRp1,08 triliunRp897,61 miliarRp761,76 miliarRp703,13 miliar
Laba KotorRp1,08 triliunRp548,82 miliarRp490,84 miliarRp427,82 miliarRp413,49 miliar
Laba BersihRp67,20 miliarRp128,83 miliarRp146 miliarRp262,12 miliarRp125,28 miliar

Sedangkan pencapaian kinerja 2019 melejit 21% dibanding tahun sebelumnya. Dari sisi operasional, jumlah menara telekomunikasi yang dimiliki oleh perseroan hingga akhir 2019 mencapai 5.476 menara atau tumbuh 8% dibandingkan periode sebelumnya.

Pembangunan jaringan serat optik baru mencapai 3.190 kilometer, sehingga perseroan telah memiliki jaringan sepanjang 9.334 kilometer atau tumbuh 52%.

Untuk rasio keuangan, ROE dan ROA IBST pada 2020 minus karena laba bersih yang dihasilkan turun signifikan. Meski demikian perseroan masih mampu melakukan kewajiban finansialnya.

Rasio 20202019
ROA-0,17%0,34%
ROE-0,31%0,62%
NPM5,99%11,84%
CR115,53%147,39%
DER68%53%

Prospek Bisnis IBST

Prospek bisnis IBST sama seperti perusahaan menara telekomunikasi lain, yakni memiliki prospek cerah. Pasalnya, jaringan teknologi dan komunikasi dibutuhkan hampir semua orang di seluruh Indonesia. Baik anak sekolah, pelaku bisnis kecil, hingga perusahaan besar.

Dukungan dari pemerintah terhadap jaringan komunikasi dan internet cepat ikut memengaruhi industri menara telekomunikasi. Para provider telekomunikasi akan berlomba-lomba memberikan akses internet cepat dan tanpa hambatan. Oleh karena itu, mereka membutuhkan menara komunikasi untuk memperluas jangkauannya.

Direktur IBST Hermansyah mengatakan tahun ini akan fokus untuk mengembangkan menara dan fiber optic serta memonetisasi setiap asetnya. Hal tersebut untuk memberikan nilai tambah bagi perseroan dan shareholder, Kontan.co.id (18/12/2020).

Ia mencontohkan aset fiber optik yang digunakan oleh operator dan jaringannya juga dikembangkan beberapa layanan seperti Metro-E Cities, FTTH, serta FTTB. Monetisasi sudah dilakukan pada 2020, tetapi strategi ini akan lebih dimaksimalkan pada 2021.

Sekadar info, IBST telah memasang fiber optik mencapai 12.063 kilometer. Saat ini, perseroan tengah melakukan ekspansi fiber optik sepanjang 6.187 kilometer. Dengan demikian diperkirakan panjang fiber optik milik perseroan mencapai 18.250 kilometer pada akhir 2021.

Direktur IBST Jozef Ignasius Manabu menambahkan perseroan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp1 triliun untuk mendukung rencana bisnis perseroan. Dana berasal dari kas internal, pinjaman, dan sumber dana lain.

Layakkah Saham IBST Dikoleksi?

Selama saham memiliki kondisi keuangan baik atau sangat baik, investor sah-sah saja mengoleksi saham apapun. Seperti kondisi keuangan IBST.

Untuk bahan perbandingan, berikut ini saham IBST dan saham TBIG.

IBST
PBV: 1,72 kali
PER: 93,38 kali
Harga pada 19/04: Rp6.450
TBIG
PBV: 5,05 kali
PER: 30,35 kali
Harga pada 19/04: Rp2.490

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait