Analisis Saham

Gocap Sejak 2018, Apakah Saham AKKU Bisa Bangkit Lagi?

saham-akku

Ajaib.co.id – PT Anugerah Kagum Karya Utama Tbk (AKKU) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa umum dan perdagangan.

Perusahaan awalnya berdiri pada tahun 2001 dengan nama PT Aneka Kemasindo Utama dan bergerak dalam bidang industri kemasan plastik, tetapi kemudian banting setir ke properti dan perhotelan.

Anggota Grup AKKU ini berganti nama menjadi PT Alam Karya Unggul Tbk pada tahun 2011, dan berubah lagi menjadi PT Anugerah Kagum Karya Utama Tbk pada tahun 2016.

Perusahaan saat ini berinvestasi pada bidang jasa manajemen perhotelan melalui salah satu entitas anak usahanya, PT Permata Nusantara Hotelindo, yang mengoperasikan 21 hotel di Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta.

AKKU memiliki dua anak usaha lain yang bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa, yaitu PT Kagum Mahakarya Investasi (d/h PT Eka Swastika Sedaya) dan PT Kagum Maha Karya Jaya.

Kagum Mahakarya Investasi belum beroperasi secara komersial per akhir 2020. Sedangkan Kagum Maha Karya Jaya memiliki tiga anak usaha yang semuanya berkegiatan usaha dalam bidang properti di Bandung, yaitu PT Kagum Emas Lokasi, PT Kagum Maha Karya Abadi, dan PT Lembur Maha Karya Pasundan. Beberapa properti yang dikelola antara lain Grand Asia Afrika dan The Jardinn.

Pergerakan harga saham AKKU mengisyaratkan bahwa investor tidak menyukai dinamika bisnisnya. AKKU melaksanakan IPO pada tanggal 1 November 2004 dengan harga penawaran Rp220 per lembar.

Harga selanjutnya sempat meningkat sampai menyentuh rekor tertinggi pada level Rp242 pada November 2016. Tapi langsung merosot drastis pada bulan berikutnya dan terus berlanjut menurun hingga mencapai Rp50 pada Agustus 2018.

pergerakan-saham-akku

Saat artikel ditulis (8 Desember 2021), harga saham AKKU masih terkunci pada level gocap dengan market cap sebesar Rp322,47 miliar. Kepemilikan terbesar AKKU berada di tangan pemegang saham pengendalinya, PT Eka Mandiri Anugerah Sejahtera (74,21%). Sisanya berada di tangan masyarakat (25,79%).

Apakah saham AKKU akan mampu bangkit dari keterpurukannya? Mari kita tinjau kondisi keuangan dan prospek ke depannya.

Kinerja Laporan Keuangan Terakhir

Laporan keuangan AKKU per kuartal III/2021 menunjukkan bahwa perusahaan masih boncos, meskipun jumlah kerugian terus menurun dari tahun ke tahun. Berikut rangkuman kinerja laba dan beberapa komponen laporan keuangan utama lainnya (dalam miliar rupiah) sejak tahun 2018:

 III/2021IV/2020IV/2019IV/2018
Total Aset731,85726,55936,701.074,47
Total Liabilitas142,52134,90349,30323,60
Total Ekuitas589,33591,65587,40750,86
Penjualan dan Pendapatan Usaha1,48207,5921,68107,38
Laba Bruto1,4853,828,9929,57
Laba/Rugi yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk-2,32-8,73-163,46-9.311,47

Patut untuk diperhatikan bahwa total aset AKKU terus menipis antara 2018-2020, seiring dengan menyusutnya liabilitas dan kerugian perusahaan. Ekuitas AKKU juga menurun signifikan.

Parameter rasio-rasio keuangan utama AKKU sampai saat ini masih mengecewakan. ROE dan ROA masing-masing -0,52% dan -0.43%. Marjin laba (NPM) berstatus -156,86%.

Rasio utang (DER) tetap rendah pada tingkat 24,18%, tetapi perusahaan jelas sekali belum mampu menghasilkan laba. Perusahaan pun belum pernah membagikan dividen sama sekali sejak penawaran perdananya.

Prospek Bisnis AKKU

PT Anugerah Kagum Karya Utama Tbk sangat minim berita di luar laporan keuangan selama beberapa tahun terakhir. Kabar terakhir dari tahun 2019 menyebutkan bahwa AKKU masih mengandalkan pendapatan dari penjualan sisa apartemen dan biaya manajemen hotel. Sementara itu, dua proyek yang berada di Bandung dan Bali masih belum berjalan.

Kabar berikutnya dari awal tahun 2020 menguak transaksi penjualan 470 unit apartemen milik PT Kagum Lokasi Emas senilai Rp205 miliar kepada PT Graha Benoit Indonesia. Hasil penjualan dipergunakan untuk pelunasan utang PT KLE kepada Bank Bukopin.

Beberapa berita tersebut mengisyaratkan bahwa PT Anugerah Kagum Karya Utama Tbk masih berfokus meminimalkan kerugian dan memenuhi kewajiban keuangannya. Padahal mengingat bisnis perhotelan lesu selama pandemi, perusahaan tentunya juga kesulitan untuk menggenjot pemulihan kinerja keuangannya.

Dengan fokus tersebut, perusahaan mungkin belum akan mampu menghasilkan laba hingga akhir tahun 2021 ini atau bahkan lebih lama lagi. Pemilik saham AKKU juga tak dapat mengharapkan dividen sama sekali.

Hal ini membuat saham AKKU kurang menarik untuk berinvestasi. Apabila kamu tertarik untuk menanamkan modal dalam bidang usaha serupa, pilihlah saham-saham yang telah terbukti mampu menghasilkan laba secara konsisten dan punya rencana bisnis yang prospektif dalam era ini.

Artikel Terkait