Ekonomi

Penjelasan Singkat Mengenai Debt to Equity Ratio

Ajaib.co.id – Berutang untuk meningkatkan usaha yang kamu lakukan adalah hal yang wajar. Terlebih berutang adalah salah satu cara meraih modal dengan cepat.

Kebanyakan orang yang mendirikan usaha juga tidak langsung memiliki modal yang banyak, mereka mendapatkannya dari berutang. Namun, tetap harus diperhatikan proporsinya.

Akan sangat gawat apabila utang yang kamu miliki lebih banyak dari harta yang kamu miliki. Untuk itulah kamu perlu mengetahui perhitungan Debt to Equity Ratio (DER).

Latar Belakang Debt to Equity Ratio

Kamu yang baru ingin membangun bisnis mungkin masih kurang familier dengan pengukuran ini. Mungkin juga kamu pernah mempelajarinya di sekolah dulu. Ketika memulai bisnis, sudah saatnya kamu benar-benar mengerti tentang pengukuran atau perhitungan ini karena akan menyelamatkan masa depan bisnismu.

Apa jadinya jika kamu terus berutang untuk bisnis tanpa tahu kapasitas harta dan kemampuanmu dalam membayar utang? Tentu saja akan sangat gawat ketika utangmu sudah menumpuk dan kamu malah tidak berhasil membayarnya.

Walaupun utang bisa membantu usahamu, tapi bisa akan sangat merepotkan jika kamu tidak mengelolanya dengan baik sehingga gagal menghasilkan target sesuai dengan yang kamu inginkan di usahamu.

Dan yang perlu kamu ingat adalah, utang ini bukanlah uangmu, melainkan pinjaman yang wajib dibayarkan. Kamu punya kewajiban menepati janji untuk membayar utang-utang yang masing-masing memiliki jatuh temponya.

Bisnis yang sehat bukan hanya bisa menghasilkan keuntungan, tapi juga bisnis yang mampu membayar utang-utangnya sesuai dengan aturan yang berlaku. Untuk mengetahui perbandingan utang dengan harta yang dimiliki adalah kamu bisa mengandalkan perhitungan Debt to Equity Ratio (DER).

Pengertian Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio atau bisa disebut dengan DER adalah rasio perbandingan yang membandingkan antara jumlah utang dengan ekuitas sebuah usaha. DER juga bisa digunakan untuk menghitung investasi yang ada di dalam sebuah perusahaan, digunakan dengan benar atau tidak. Bisa juga disebut dengan rasio utang modal.

Sesuai dengan pengertiannya di atas, komponen dari perhitungan DER terbagi menjadi dua, yaitu:

1.    Utang

Keberadaan utang sering sekali dibutuhkan oleh perusahaan agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan demi tercapainya target-target yang sudah ditetapkan. Namun, tetaplah utang ini harus dibayar, oleh karena itu cukup wajar jika utang disebut dengan kewajiban perusahaan.

Perusahaan harus mampu melakukan kewajibannya, yaitu membayar utang karena biasanya utang-utang ini memiliki jatuh tempo dan jangka waktunya pun bisa berbeda-beda. Dilihat dari jangka waktu pelunasannya utang dibagi menjadi kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan kewajiban lainnya.

Untuk lebih jelasnya, ini adalah rincian masing-masing dari pengertian utang tersebut:

–      Kewajiban lancar: Kewajiban lancar adalah utang lancar yang biasanya harus dibayar dalam jangka pendek. Ini adalah jenis utang yang umum dimiliki oleh perusahaan.

Contoh yang mudah ditemukan dalam kegiatan sehari-hari di kewajiban lancar ini adalah kewajiban perusahaan dalam membayar gaji karyawannya, utang terhadap supplier, membayar pajak, dan utang lainnya yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi.

–      Kewajiban jangka panjang: Tidak hanya kewajiban lancar, perusahaan juga memiliki kewajiban jangka panjang. Kewajiban ini jatuh temponya lebih lama, rata-rata lebih dari setahun.

Walaupun dibayar dalam waktu yang lama, dan cicilan per bulannya tampak tidak besar, tapi sebenarnya sangat besar apabila dijumlah secara keseluruhan. Untuk itulah perusahaan wajib memperhitungkan pembayaran untuk kewajiban ini, jangan sampai terjadi kredit macet karena akan merepotkan perusahaan.

Biasanya agar bisa mendapatkan utang jangka panjang, perusahaan diharuskan menyertakan jaminan berupa aset-aset perusahaan yang masuk ke aset tidak lancar, seperti gedung misalnya. Lalu, untuk mendapatkan utang jangka panjang juga diperlukan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

Kewajiban lancar bisa saja lebih besar ketimbang kewajiban jangka panjang. Namun, hal itu tidak terlalu mengkhawatirkan karena perusahaan akan membayarnya sesuai dengan jatuh tempo yang singkat.

Lain halnya apabila kewajiban jangka panjang yang lebih besar dibandingkan kewajiban lancar, perusahaan akan mengalami masalah, yaitu akan lebih banyak aset yang dijadikan jaminan sehingga likuiditas perusahaan jadi berkurang.

2.    Ekuitas

Ekuitas umumnya adalah harta yang dimiliki oleh perusahaan berupa aset-aset atau aktiva yang masuk ke dalam kekayaan bersih. Sisa laba yang ditahan juga bisa masuk ke dalam ekuitas.

Setiap perusahaan wajib memiliki hartanya sendiri, bukan hanya menjadi penilaian bahwa perusahaan itu adalah perusahaan yang memiliki fondasi kuat, tapi juga menjadi tanda bahwa perusahaan itu punya manajemen keuangan yang bagus. Salah satunya adalah sumber untuk pembayaran utang-utang perusahaan.

Keberadaan aset adalah salah satunya untuk mengatur dengan benar manajemen risiko yang dibuat oleh perusahaan.

Jadi, rumus yang bisa ditulis untuk perhitungan DER ini adalah sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio (DER) = Total Hutang : Ekuitas

Rumusnya memang terlihat sederhana, tapi harus diperhatikan dengan baik karena menjadi pengukuran terhadap rasio utang perusahaan. Apabila rasio utang meningkat dari perhitungan sebelumnya, itu berarti utang perusahaan juga meningkat.

Mendapatkan utang harus dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan. Perusahaan pasti inginnya utang itu punya dampak yang positif bagi perusahaan ke depannya.

Selain itu harus juga diperhatikan karena jika meningkat tajam perusahaan harus menyiapkan dana untuk membayar kewajiban-kewajibannya. Jadi, perhitungan DER juga bisa menjadi peringatan dan tanda.

Untuk itulah rasio ini selalu masuk perhitungan wajib di laporan keuangan karena fungsinya yang sangat penting demi keberlangsungan perusahaan.

Artikel Terkait