Saham

Kapitalisasi Pasar, Kunci Menghindari Saham Gorengan

Ajaib.co.id – Bagi investor yang ingin imbal hasil tinggi, biasanya akan memilih instrumen investasi saham. Tetapi sebelum membeli saham, ada baiknya memahami nilai kapitalisasi pasar perusahaan yang melantai di bursa. Pengetahu ini akan membantumu memilih saham yang aman dan terbaik untuk meraih cuan.

Sebelum investor menanamkan modalnya ke instrumen saham, ia memiliki perhitungan terhadap emiten yang diincar. Perhitungan tersebut hasil dari analisis teknikal, analisis fundamental, plus nilai kapitalisasi pasar. Hal ini cukup penting. Karena nilai kapitalisasi pasar saham berhubungan terhadap nilai total perusahaan di pasar yang tercermin melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Apa Itu Kapitalisasi Pasar?

Semakin besar kapitalisasi pasar mengindikasikan perusahaan dalam kondisi baik, risiko bisnis rendah, memberikan imbal hasil, serta banyak investor yang mengincar saham tersebut. Tetapi saham dengan kapitalisasi pasar besar biasanya memiliki harga tinggi.

Sedangkan saham dengan kapitalisasi pasar kecil menggambarkan perusahaan berpotensi untuk berkembang menjadi besar, harganya terjangkau, dan memberikan imbal hasil atau cuan besar (terkadang nilainya lebih tinggi dari saham kapitalisasi besar). Tetapi saham kapitalisasi kecil berisiko “digoreng” atau harganya bisa sangat fluktuatif.

Meski demikian, kapitalisasi pasar tidak menunjukkan total aset perusahaan. Nilai kapitalisasi pasar bisa lebih besar maupun kecil dari aset perusahaan. Nilai kapitalisasi pasar juga bisa naik turun. Hal ini tergantung pada jumlah saham yang diperdagangkan serta harga saham (berdasarkan aksi korporasi, kebijakan pemerintah, kondisi politik dan ekonomi dunia, dan lainnya).

Pemberlakuan berfungsi sebagai acuan atau perbandingan dalam membeli saham. Jika ingin melakukan perbandingan, ambil beberapa saham dengan kapitalisasi pasar yang sama besar dan berasal dari industri yang sama pula. Misalnya membandingkan emiten BBCA, BBRI, dan BMRI.

Untuk mengetahui nilai kapitalisasi pasar dari suatu saham, kamu dapat menghitungnya. Rumus perhitungan kapitalisasi pasar adalah

Jumlah lembar saham x Harga saham saat itu.

Contohnya emiten ABCD. Jumlah lembar saham yang diperdagangkan 20.000.000 dan harga saham penutupan pada 15 Oktober 2019 sebesar Rp2.000. Sehingga nilai kapitalisasi pasar ABCD adalah 20.000.000 x Rp2.000 = Rp40.000.000.000.

Nilai tersebut bisa digunakan jika ada investor yang ingin membeli semua saham ABCD. Seandainya ia tertarik melakukannya, ia harus merogoh kocek Rp40 miliar kepada pemegang saham saat itu.

Berbagai Kategori Saham Sesuai dengan Kapitalisasi Pasarnya

Kapitalisasi pasar bisa berubah sesuai dengan dinamika yang terjadi di bursa saham. Sejumlah media dan data biasanya merilis daftar 10 saham dengan jumlah terbesar atau kerap disebut denga istilah big cap.

Bukan hanya soal saham, istilah kapitalisasi pasar juga bisa disematkan pada perdagangan saham yang terjadi di bursa. Misalnya saja Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat peningkatan nilai kapitalisasi pasar bursa. Selama sepekankapitalisasi pasar bursa naik 0,97% atau sebesar Rp5.885,438 triliun dibandingkan pekan lalu sebesar Rp5.828,776 triliun.

Kenaikan kapitalisasi pasar bursa diikuti menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan dengan menguat 0,96% ke level 5.079,585 dari level 5.031,256 pada pekan sebelumnya. Sedangkan, investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp400,53 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2020, jual bersih asing tercatat sebesar Rp17,400 triliun.

Besar atau kecil kapitalisasi pasar ditentukan oleh nilai kapitalisasi tersebut. Bursa Efek Indonesia atau BEI, sebagai penyelenggara perdagangan saham, mengelompokkan saham berdasarkan kapitalisasi pasar ke dalam indeks-indeks. Sehingga hal itu memudahkan investor dalam membeli saham.

Secara garis besar, cap value perusahaan bisa dikategorikan menjadi tiga golongan antara lain:

Saham Market Cap Besar

Saham ini kerap disebut dengan large cap atau populer dengan nama saham blue chip. Ini adalah saham dengan kapitalisasi senilai Rp10 triliun. Sehingga saham blue chip adalah saham unggulan yang banyak diincar oleh investor.

Untuk investasi yang aman, investor pemula biasanya akan disarankan untuk membeli saham ini. Namun kamu harus merogoh kocek lebih dalam. Sudah jadi hal yang lazim jika saham jenis ini biasanya memiliki harga yang mahal.

Alasannya karena cocok untuk investasi jangka panjang, memberikan laba dan dividen, kondisi perusahaan sehat, plus produk atau jasanya tersebar luas dan dibutuhkan banyak orang. Di BEI saham ini masuk dalam daftar indeks LQ45. Misalnya GGRM (PT Gudang Garam), ICBP (PT Indofood CBP Sukses Makmur), dan PTPP (PT PP).

Saham Market Cap Sedang

Saham middle cap atau second liner memiliki kapitalisasi mulai dari Rp1 triliun sampai Rp10 triliun. Keunggulannya memang tak seperti saham blue chip. Tetapi kinerja saham second liner cukup menggembirakan. Perusahaan dapat membukukan laba yang tak kalah dari blue chip, dan saham tipe ini dimiliki oleh perusahaan yang tengah berkembang.

Sehingga harganya cukup terjangkau buat investor bermodal cekak dan cuan-nya lumayan oke, loh. Meskipun harga cukup fluktuatif. Di BEI, saham ini masuk dalam indeks Pefindo25, seperti Bull (PT Buana Lintas Lautan), ELSA (PT ELnusa), dan HOKI (PT Buyung Poetra Sembada).

Saham Market Cap Kecil

Small cap atau third liner memiliki kapitalisasi di bawah Rp1 triliun. Saham ini harganya sangat murah dan bisa digunakan untuk investasi jangka pendek. Tetapi seperti yang sudah dijelaskan di atas, risiko kategori ini ialah harga saham mudah digoreng oleh spekulan sehingga gampang naik turun.

Terkadang investor pemula (yang tak mendalami soal nilai kapitalisasi) tidak sadar bahwa saham sedang digoreng. Hati-hati juga dengan rumor tentang perusahaan yang menarik investor untuk membeli saham. Sampai 22 Oktober lalu, jumlah perusahaan yang tercatat di BEI terdapat 656 emiten. Nilai kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 7,159 triliun. Namun nilai ini bersifat fluktuatif dan jumlah emiten juga bisa bertambah.

Daftar 10 Saham yang Jadi Langganan Big Cap, Mana Pilihanmu?

Virus Corona sudah tidak diragukan lagi berhasil mengguncang pasar saham di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia. Namun kini agaknya pasar modal sudah mulai kembali ke ritme normalnya. Terbukti IHSG ada di level yang positif dan bahkan sempat melewati angka psikologisnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bangkit menguat 1,26% ke level 5.114,71, pada penutupan perdagangan Selasa (21/7) berdasarkan data BEI. Penguatan beberapa saham big cap berandil menopang IHSG. Kemarin, dari 11 saham big cap dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun, 5 saham diantaranya menguat, 3 saham melemah dan 3 saham lainnya tetap harganya.

Untuk kamu ketahui, berikut adalah daftar saham yang selalu langganan masuk dalam daftar market cap terbesar antara lain:

  • Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
  • Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
  • Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
  • Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
  • PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
  • PT Astra International Tbk (ASII)
  • PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
  • PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
  • PT Sinar Mas Tbk (SMMA)

Tips Berinvestasi

Buat kamu yang ingin berinvestasi di pasar saham, pertama, tentukan dulu tujuan kamu menabung dalam instrumen saham. Apa tujuanmu dan kira-kira berapa lama mewujudkannya dengan hasil investasi. Kedua, sesuaikan investasi saham dengan kemampuan. Kalau kamu bisa membeli saham blue chip, kenapa tidak? Tetapi kalau danamu terbatas, pilih dulu saham lapis kedua yang memberikan untung signifikan, keuangan perusahaan sehat, serta laba perusahaan kian meningkat.

Ketiga, memperbarui informasi terkini soal isu politik dalam dan luar negeri. Karena kebijakan politik akan berpengaruh terhadap dunia investasi.

Keempat, mempelajari ilmu saham. Tak ada salahnya memahami analisis teknikal dan fundamental, serta kapitalisasi pasar. Sehingga kamu bisa membandingkan antar perusahaan dan memutuskan saham yang sesuai dengan tujuan. Ilmu saham juga bisa kamu peroleh saat mengikuti talkshow tentang saham atau bertanya langsung ke ahlinya.

Sekilas, menghitung dan memahami kapitalisasi pasar adalah kegiatan yang merepotkan. Tetapi jika kamu melakukannya, hal itu akan membantumu dalam mewujudkan tujuan investasi. Menanamkan modal di sebuah perusahaan tidak bisa dilakukan sembarangan. Jadi lakukan dengan cermat.

Artikel Terkait