Saham

Awal 2020, IHSG Real-Time Mengalami Penurunan

Sudah 10 Hari Beruntun, IHSG Real-Time Naik Terus

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah naik hingga 10 hari secara berturut-turut. Pada Kamis, 24 Oktober 2019, IHSG real time ditutup menguat hingga 1,31 persen atau 81,84 poin ke level 6.339,65. Namun, pada 20 Januari 2020, IHSG ditutup di angka Rp6.245. Lebih rendah jika dibandingkan pada bulan Oktober tahun lalu.

Beberapa analis memprediksi IHSG bakal melannjutkan tren positifnya karena didominasi faktor domestik. Seperti yang dikatakan analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan, IHSG diperkirakan akan bergerak menguat terbatas. “Adapun support akan berada di level 6.250 dan resistance di 6.350,” kata Herditya pada media Kontan.

Kenapa IHSG Selalu Menigkat?

Herditya menilai, penguatan IHSG ditopang sentimen turunnya suku bunga acuan atau 7 Days Reverse Repo Rate (DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5 persen. Sebelumnya pada September 2019, Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen.

Dampak dari penurunan suku bunga ini menjadi angin segar bagi saham-saham perbankan untuk melanjutkan penguatannya esok hari. Selain sektor keuangan, tentunya saham emiten properti dan konstruksi juga diproyeksikan bakal menghijau juga. Menurut Herditya, sentimen pengumuman Kabinet Indonesia Maju ini sudah tidak terlalu berefek karena sudah lewat momentumnya.

Begitu juga dengan analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya yang memproyeksikan IHSG akan kembali menguat dan akan bergerak di rentang 6.187 – 6.372. “Pola pergerakan IHSG saat ini masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi serta sedang membentuk pola akumulasi sebelum melanjutkan kenaikan,” ujar William.

Sentimen yang memengaruhinya adalah capital inflow yang masih positif sejak awal tahun. Melansir data RTI, tercatat net foreign buy all market secara year to date tercatat Rp 45,04 triliun.

Untuk kamu ketahui, saat ini, perekonomian Indonesia jelas membutuhkan suntikan energi yang salah satunya bisa datang dari pemangkasan tingkat suku bunga acuan. Untuk diketahui, pada awal Agustus Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi periode kuartal II-2019.

Sepanjang tiga bulan kedua tahun 2019, BPS mencatat perekonomian hanya tumbuh sebesar 5,05 persen secara tahunan, jauh melambat dibandingkan capaian kuartal II-2018 kala perekonomian mampu tumbuh sebesar 5,27 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan kedua tahun 2019 juga melambat jika dibandingkan capaian pada kuartal I-2019 yang sebesar 5,07 persen YoY. Untuk periode semester I-2019, perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,06 persen YoY.

Bahkan, saat ini perekonomian Indonesia dikhawatirkan akan tumbuh di bawah 5 persen pada tahun 2019. Kekhawatiran ini diungkapkan oleh lembaga keuangan besar berbendera asing.

Melansir konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg, JPMorgan Chase memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4,9 persen pada tahun ini, sementara Deutsche Bank menaruh proyeksinya di level 4,8 persen.

Dengan dipangkas kembalinya tingkat suku bunga acuan oleh BI, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.

Itulah beberapa hal mengenai IHSG yang bisa jadi acuan ketika kamu ingin mulai berinvestasi atau melakukan transaksi investasi, baik saham, reksa dana, obligasi, maupun lainnya. Dengan mengetahui angka IHSG realtime, kamu bisa lebih mudah menentukan apakah ingin mulai berinvestasi sekarang atau nanti. Namun, dapat dipastikan bahwa IHSG akan selalu meningkat dalam janga panjangnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketika IHSG sedang rendah seperti saat ini, disarankan untuk kamu mulai melakukan transaksi pembelian saham. Namun, ketika IHSG sedang tinggi, kamu bisa menjualnya. Namun, IHSG hanyalah acuan awal, kamu juga harus tetap melihat harga saham dari emiten efek yang ingin kamu beli. Jangan lupa juga untuk mengecek laporan keuangan perusahaan tersebut.

Dengan begitu, seluruh transaksi saham kamu bisa dilakukan secara tepat. Nah bagi kamu yang ingin mulai berinvestasi saham, kamu bisa memilih Ajaib sebagai salah satu platform investasi reksa dana yang dapat membantu kamu memulai investasi kapan dan di mana saja. Selain itu, Ajaib telah terdaftar dan diawasi oleh OJK, sehingga kamu tidak perlu ragu lagi memulai investasi di Ajaib. Jadi tunggu apalagi? Investasi sekarang di Ajaib dan raih keuntungan maksimal.

Bacaan menarik lainnya:

Elton, Edwin J. et al. (2009). Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. New York : John Wiley & Sons


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait